Agata sudah siap dengan setelan santainya. Celana pendek dengan hoodie berwarna mint kesayangannya. Hmm, ini bisa dibilang bukan siap. Lebih tepatnya Agata memang tidak berganti baju.
Ia keluar dari kamarnya dengan menenteng kunci mobil. Matanya fokus kepada ponsel yang berada di tangannya yang kosong.
"Mau kemana kamu malam-malam?" tanya ibunya dari arah ruang tamu.
Agata tidak menjawab. Ia menuruni tangga dengan sedikit berlari. Lalu dengan tanpa bicara ia menghampiri mamanya dan mencium tangannya.
"Agata mau pergi dulu ke Brizzy sama gwencana." Setelah itu Agata langsung keluar tanpa berucap apapun.
Ia memencet salah satu tombol pada remot mobilnya. Sehingga mobil berwarna putih berbunyi dengan nyaring.
Dengan segera gadis itu masuk kedalam dan menjemput kedua temannya. Tak lain dan tak bukan yaitu Lucia dan Lili.
Tujuan pertamanya yaitu rumah Lili. Sebenarnya ini lebih cocok untuk disebut sebagai istana dibanding rumah. Halamannya sangat luas bahkan untuk mencapai pintu utama harus menggunakan mobil terlebih dahulu.
Agata turun dari mobilnya dengan dibukakan pintu oleh penjaga rumah Lili.
Ia masuk ke dalam seolah ia pemilik rumah. Dan kebetulan Frisca-mama Lili- sedang meminum kopi di ruang tamu rumahnya.
"Halo tante!" sapa Agata lalu menyalimi tangan Frisca agar terlihat sopan. Walaupun ia sudah masuk ke rumah orang seenaknya.
"Eh, Agata. Sini duduk." Frisca menggeser sedikit duduknya. Mempersilahkan teman anaknya untuk ikut duduk bersamanya.
"Aku izin bawa Lili pergi, ya, tan hehe," ujar Agata.
"Iya, tadi Lili sudah izin ke tante, nanti pulangnya jangan kemaleman, ya?" ujarnya dengan senyum.
"Iya tante. Ngga pulang malam kok, tapi pulang pagi." Agata menyengir. Membuat Frisca ikut tertawa kecil.
"Ada-ada saja kamu."
"Ayo woy!" Lili baru saja tiba langsung berteriak dengan keras.
Agata menoleh. Ia segera menyalimi kembali tangan Frisca disusul oleh Lili, lantas mereka berdua segera pergi dari kediaman keluarga Lili.
*****
Suara musik yang dihasilkan oleh band cafe mengiringi suasana malam hari ini. Lagu yang diputar sangat pas dan cocok untuk dinikmati sebagai pendamping obrolan dan es kopi.
Agata disusul dengan dua teman dibelakangnya menghampiri salah satu meja yang sudah dihadiri oleh temannya yang lain.
"Lama amat lo!" ujar Nicky yang sedang sibuk berpose.
"Bagus ngga hasilnya?"
Gadis itu melihat layar ponsel miliknya, lalu tak lama menggerutu kesal karena ia merasa hasil fotonya tidak ada yang bagus. Sedangkan Anna yang setia menjadi fotografernya hanya tersenyum ikhlas.
"Biasa, nunggu Lucia berak dulu," jawab Lili kemudian duduk bergabung dengan mereka.
"Bawa rokok gak lo? rokok gue abis." Cello bertanya.
"Bawa!" sahut Agata dengan nyolot.
Gadis itu melempar sekotak rokok dihadapan Cello. Tak lupa dengan pematiknya.
"Nyedot elit, rokok sulit, lo ya!" gerutu Agata yang dibalas cengiran oleh Cello.
"Jangan banyak-banyak Qill. Inget lo pernah hampir mati gara-gara itu!" ingat Nicky. Gadis itu sudah berhenti berfoto setelah tetap tidak mendapatkan hasil yang bagus.
YOU ARE READING
SUNNY 7
FanfictionPerkumpulan 7 remaja yang awalnya hanya sebatas organisasi yang kini telah membentuk sebuah circle pertemanan yang sangat erat. Siapa yang tak kenal dengan nama "GWENCANA" di sma Candra Buana itu? Hampir seluruh antero sekolah, bahkan tukang kebun...