*Calum POV*
Aku membanting diriku pada ranjangku.
Mengingat wajah cantik Carol.
Apa ia ingat kata-kataku di bandara?
Apa ia masih menyuruhku untuk membuatnya mencintaiku?
Apa dia merindukanku seperti aku merindukannya?
Oh.. jika kalian bertanya bagaimana dengan Niall dan Luke, aku akan menjawab tidak tahu.
Jujur saja, semejak Carol hilang ingatan, mereka berdua tampak tidak terlalu peduli pada Carol.
Itu bukan masalah bagiku. Aku malah senang. Aku berpikir bahwa itu artinya mereka sudah tidak mengharapkan Carol lagi.
Dan itu artinya jalan untuk mendapatkan Carol sangat lebar!
knock.. knock..
"Masuk.."
Aku melihat dari ujung mataku bukan lelaki yang masuk tapi perempuan.
Aku dapat melihat rambutnya panjang dan dia mengenakan hot pants.
Sontak aku menengok dan langsung tersenyum lebar.
Aku tahu kalian tahu siapa gadis itu.
Siapa lagi kalau bukan gadis yang sedang aku pikirkan.
"Hey!" Sapanya
"Carol, sedang apa kau di apartement ku? Bagaimana kau juga bisa kesini? Kau tahu alamatku darimana?" Tanyaku
"Ehmm.. aku pergi sendiri menggunakan bus. Dan aku tahu alamatmu dari Michael. Sebenarnya aku kesini hanya untuk mengembalikan ini"
Carol mendekatiku sambil membongkar isi tasnya.
"Ah ini.." dia mengeluarkan lalu menyerahkan iPhone berwarna hitam.
Aku mengerutkan keningku lalu memeriksa kantung celanaku dan menepuk kening.
"Thanks.. aku tidak tahu bagaimana nasibku jika iPhone ku hilang" kataku seraya mengambil benda itu dari tangan Carol.
Carol hanya tersenyum manis lalu mengangguk.
"Kau langsung mau pulang?" Tanyaku
"Hmm.. sepertinya. Aku takut Hayley dan Jessie mencariku" jawab Carol
"Tinggalah sebentar" aku menunjukan wajah puppy face ku. Semoga dia terbuai..!
Carol hanya menghela nafas panjang.
"Baiklah.." jawabnya
Spontan aku melompat girang lalu memeluknya.
"Just half hour 'key?" Tanyanya
Aku berpikir sejenak.
"Okay tapi aku yang mengantarkanmu pulang" jawabku
Carol tampak berpikir.
"Baiklah.. bukan ide yang buruk" balas Carol
Aku menarik Carol ke tempat tidurku lalu aku menyalakan TV dan mematikan lampu.
Hahaha! Cuaca yang mendung sangat mendukung.
"Calum, apa kau mau aku buatkan coklat panas?" Tawar Carol
"Kalau kau tidak keberatan" jawabku
Carol tersenyum. "Tunggu disini. Aku akan cepat membuatnya"
Tak lama gadis itu kembali dengan mug ditangan kanan dan kirinya.
"Ini.." ia menyerahkan salah satu mug kepadaku dan langsung aku terima.
Carol kembali duduk disebelahku dan kami kembali menatap TV.
Tidak lebih.. hanya menonton in time yang diputar di TV.
Carol memperhatikan layar TV dengan amat serius dan sesekali ia menyeruput coklat panasnya.
Aku? Aku tidak bisa fokus. Aku terus memperhatikan gadis ini.
Saat sedang memperhatikannya, tanpa sadar, Carol berteriak dan beralih memelukku.
Aku yang kaget baru sadar bahwa ruangan ini sudah gelap gulita.
Sepertinya korslet atau memang aliran listrik diputus dari pusatnya.
"Calum.. aku takut" bisik Carol
"Ssh.. kau tenang ya. Aku tidak akan meninggalkanmu" balasku seraya mengelus punggung gadis ini.
Tak lama, sesuatu menyala tak jauh dariku. IPhone ku.
Langsung kuambil dan memencet tombol hijau pada layar.
"Ada apa, Ash?" Tanyaku
"Apa Carol bersamamu?"
"Ya.. dia bersamaku dan sialnya sekarang disini mati listrik"
"Oh.. syukurlah.. jaga dia baik-baik. Dan soal listrik.. sepertinya seluruh kota listriknya sedang dipadamkan karna katanya ada pohon tumbang yang merubuhkan tiang listrik"
"Oh.. shit.. okay. Sampaikan salamku pada yang lain. Dan ya.. pasti aku akan menjaga Carol"
"Okay.. jangan macam-macam. Bagaimana pun juga dia tetap gadis kecilku"
"Iya, daddy.."
"Good job.. bye"
"Bye.."
Sambungan telepon pun diputus oleh Ashton.
"Katanya semua aliran listrik di kota diputus karena ada pohon tumbang yang merobohkan tiang listrik" ceritaku pada Carol
"Lalu? Bagaimana aku pulang? Berarti aku menunggu disini sampai listrik menyala?" Tanya Carol
"Mau tidak mau karna aku tidak akan mengambil resiko" jawabku
Sebenarnya bisa saja sih menggunakan lampu sorot mobil untuk menerangi jalan. Tapi aku kan ingin berlama-lamaan di dekat Carolyna. Hahahaha... kesempatan dalam kesempitan.
"Apa tidak ada lilin?" Tanya Carol
"Ah ya! Kau benar. Tunggu disini biar aku mengambilnya" jawabku seraya hendak berdiri tapi Carol memeluk lenganku.
"Jangan pergi.."
"Aku ingin mengambil lilin di dapur. Sebentar saja" kataku
"Aku ikut"
Aku menghela nafas panjang lalu menangguk dan Carol segera berjalan mengikutiku.
Setelah menyalakan lilin, aku meletakan lilin dimeja ruang TV. Aku dan Carol pun berdiam diri di sofa yang ada di ruangan ini.
"Jadi.. siapa nama lengkapmu Calum?" Tanya Carol memecah keheningan yang menyelimuti kami.
"Uhm.. Calum Thomas Hood" jawabku
"Apa nama band mu?" Tanya Carol
"5 Seconds of Summer" jawabku
"Apa hal yang paling kau sukai?" Tanya Carol lagi.
Aku tersenyum. Pertanyaan mudah.
"Kau.."
"Aku?"
"Iya.."
Carol terdiam menatapiku dan aku tetap tersenyum.
"Tidak usah dipikirkan.. aku hanya bercanda"
Menyakitkan memang tapi hanya itulah yang bisa aku katakan karena aku kasihan melihatnya kebingungan begitu.
Carol menganggukan kepalanya lalu meletakan kepalanya kembali pada dadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia [sequel to strong little girl] On Edit
Fanfiction"Love person who amnesia is indeed a difficult thing" - Calum Hood "Love person who amnesia is same with you love inanimate thing" - Luke Hemmings