CHAPTER 02 (1/2)

354 37 0
                                    

Warning!
Typo bertebaran
🔞🔞🔞


Pria manis itu masih ingin terlelap dalam tidurnya, apalagi saat tirai kamar tidak dibuka. Menambah suasana nyaman untuk melanjutkan tidur paginya. Tapi, kepalanya yang terasa sangat berat mengharuskannya untuk membuka mata dan bangun dari tidurnya.

Dia perlahan membuka matanya dengan tangan yang memegang kepalanya. Dia mengubah posisi tidurnya menjadi telentang dengan perlahan dan melakukan peregangan pagi setelah pusingnya cukup reda. Setelah dirasa cukup, dia membuka lebar matanya dan tempat asing yang pertama dia lihat.

"Apa aku masih di dalam mimpi?" Doyoung bergumam dalam hati dan mengedipkan matanya berkali-kali.

Suara deru napas dari sebelahnya membuatnya sedikit terkejut dan menoleh dengan cepat.

"YAK! Sedang apa kau disini?!" Doyoung langsung berdiri dari tempat yang dia tiduri tadi dan meneriaki orang yang ada di sebelahnya.

"Ttokki-ya. Ini masih pagi, jangan berteriak." Dengan suara serak khas orang bangun tidur dia bicara santai dan masih memejamkan matanya.

"Jangan memanggilku itu!" Doyoung menatap orang yang masih di atas tempat tidur itu dengan sengit.

"Wae?" Satu kata dengan suara berat dan serak mungkin hal itu bisa membuat para wanita akan berteriak heboh, tapi Doyoung malah makin kesal.

"Arrgghhh! Sudahlah. Katakan ini dimana?" Orang yang sedari tadi memejamkan matanya itu mulai membukanya dan perlahan duduk di tempat tidur.

"Ini rumahku." Setelah melakukan peregangan dia berjalan ke arah tirai kamar dan membukanya.

Cahaya matahari langsung masuk menyinari kamar bercat gelap dengan wangi maskulin dimana-mana.

"Bagaimana bisa aku ada disini?" Monolog Doyoung sambil berusaha mengingat kejadian tadi malam.

"Ah sudahlah! Aku akan pulang." Doyoung berjalan ke arah pintu tapi sebelum menggapai pintu pemilik kamar itu berdiri di hadapan Doyoung.

"Setidaknya sarapan lah disini dulu." Orang itu berdiri tegak tepat di depan Doyoung dan merentangkan tangannya untuk menghadangnya.

"Tidak perlu." Doyoung berusaha menyingkirkan orang yang sedikit lebih tinggi darinya itu tapi percuma saja.

"Apa maumu Jung Jaehyun, sialan!" Doyoung meninggikan nada bicaranya karena emosinya sudah di pucuk.

"Woah! Ttokki-ya bagaimana kau tau namaku?" Orang di depannya itu menutup mulutnya dengan tangan gestur terkejut.

"Jung. Berhenti. Memanggilku. Seperti. Itu." Doyoung bicara pelan dengan penekanan di setiap katanya.

"Kenapa? Apa karena masa lalumu itu?" Jaehyun memiringkan kepalanya menatap yang lebih pendek.

"Apa maksudmu?" Doyoung mengernyit dan berpikir apa dia sudah menceritakan masa lalunya saat mabuk kemarin malam?

"Ya. Masa lalumu tentang seseorang bertopeng dan-"

"Aku mengatakan apa saja kemarin?" Doyoung memotong ucapan Jaehyun dan mengernyit kesal.

Dia bingung harus kesal pada Jaehyun atau dirinya sendiri yang sudah dengan gampangnya mengatakan masa lalunya pada orang baru.

"Tidak banyak." Jaehyun mengangkat pundaknya dan menatap Doyoung dengan senyum mengejek.

"Sudahlah aku akan pulang. Jangan katakan itu pada siapapun atau kalau perlu lupakan saja itu." Doyoung berjalan pergi tapi Jaehyun masih saja menahannya.

(fool)ley player - JAEDO 🏐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang