Jibran yang lagi duduk di depan jendela sambil menopang dagu di kagetkan sama tangan yang melingkar di pinggangnya, pas dia berbalik ya siapa lagi kalo bukan Jericho.
"Kenapa?" Tanya jericho pada Jibran yang masih sibuk sama pemikirannya.
Tangannya nyoba ngebalikin badan Jibran dan menghadap kearahnya, terus Jericho juga sedikit nyapu poni rambut yang ada di kening Jibran karena nutupin mata.
"Ada apa cantik" ujarnya.
"Jibran gk cantik" ucap Jibran dengan sarkas, Jericho ketawa dengernya terus narik Jibran sampai duduk di pangkuan dia.
"Aaaaa apaansih!! Jibran mau duduk sendiri" rengek Jibran.
"Gk terima?" Tanya Jericho, Jibran langsung diem dengan aura keselnya itu sampai wajahnya merah.
Untung dia duduknya masih menghadap keluar dari jendela kamarnya itu, coba aja gk kan dia males natap wajah Jericho lama lama meski gk ngebosenin.
"Ngelamunin apa?" Tanya Jericho yang kali ini tuturnya lebih lembut, perlakuannya juga gitu bikin Jibran kan jadi bingung harus gimana.
Dia tau kalo Jibran dikasari bakal kasar, Jibran di baikin bakal baik, Jibran di lembutin dia juga bakal jadi lembut. Itulah Jibran dengan pemikiran plin plan dan tingkah keanak kecilannya, mau menolak juga ya emang pada dasar Jibran gitu.
"Gk di jawab nih?" Tanya Jericho.
Jibran masih diem, Jericho narik Jibran berhadapan sama dia terus dia natap lekat wajah Jibran yang keliatan sedih dan mikirin sesuatu.
Tapi kini pandangannya cuman tertuju ke arah bibir Jibran yang gk lama dia langsung ngecup bibir itu sampai beberapa detik, kemudian dia mencoba melumatnya tanpa dapat balasan apapun dari Jibran.
Karena kesal dia nyoba nyengkram leher Jibran sampai dimana Jibran memberontak kecil, tapi setelah itu Jibran balas lumatan jericho san Jericho mulai bersikap lembut kembali.
Jibran gk bisa nolak ciuman yang dia suka pas dikasih sama Jericho, akhirnya mau gk mau dia nurut sampailah keduanya sama sama kehabisan nafas dan berhenti.
"Huftt huft, bisa gk sih kalo cium Jibran itu bilang bilang dulu" gerutu Jibran.
Jericho ketawa kecil sambil gelengin kepalanya, terus dia tanya ke jibran "ijin gitu?"
"Iyalah" jawab kesal Jibran, dia ngusap usap bibirnya yang langsung dapat tatapan nafsu dari Jericho dan nutupin mulutnya.
"Hei hei cuman ciuman kok, lagian udah, ngapain ditutup" ucap jericho.
"Gk mau, lagian Jericho ngeselin banget" jawab Jibran, dia menggembungkan pipinya sambil mincingin mata natap Jericho julid.
"Yaudah kalo gk boleh bibir, ini aja" Jericho yang baru aja megang perut Jibran langsung di tepis.
"Enak aja, gk ada. Taukan pantat Jibran masih sakit nih" ceplosnya.
Jericho rasanya ingin menertawai Jibran sekarang juga dengan keras, tapi dia masih menjaga image nya di depan Jibran.
"Jangan terlalu jujur bisa?" Tanya Jericho.
"No!! Mau jujur aja, kesel sama jericho" ujar Jibran ngedumel "gk mau lagi gitu, sex apaan sex sakit"
"Loh, kalo gk mau nanti bikin anaknya gimana?" Ucap Jericho dengan nada terkejut, apalagi jibran yang menoleh dengan wajah lebih terkejut dari jericho.
"Hah?! Bikin anak sex?!" Pekik Jibran.
"Iyalah, kamu pikir kamu terbuat dari adonan tepung terigu?" Jawab Jericho.
Jibran di buat menganga akibat ucapan tersebut, bisa bisanya Jericho mengucapkan hal itu tanpa raut wajah bercanda sama sekali. Sangat datar, dan terlihat garang membuat Jibran merinding hingga bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
between obsession and love - nosung
Teen Fiction⚠️ Warning : cerita ini mengandung adegan 18+ dan juga banyak kata kata toxic, perundungan, dan juga banyak adegan kekerasan lain. Jibran si cowo polos yang beda banget dari anak anak pada umunya di usia dia yang udah 18 tahun, itu karena masalalu y...