Chapter 7: manusia, musuh?

205 29 1
                                    

"eeuggh!!"

"Hhoaahhmm"

Halo, selamat pagi, namaku, Silvia. Tentu saja.

Sekarang ini aku sedang meregangkan tanganku keatas sambil mengeluarkan suara mengerang yang... Bahkan untukku sendiri terdengar sangat imut yang keluar dari mulutku.

"Eeggk- ahh~"

Aku melihat sekitar yang terlihat.... Masih banyak pohon disekitarku.

"Aagh sialan, kapan hutan ini akan berakhir?"

Aku mulai bosan dengan keadaanku yang sekarang ini.

Jika aku ingat kembali apa yang terjadi kemarin, setelah mengalahkan white tiger, aku memperkirakan jarak antara level yang mereka berdua miliki dengan serigala yang pertamakali aku bunuh, seharusnya berjarak satu setengah hari.

Dan jiga aku membandingkannya lagi, seharusnya membutuhkan waktu sekitar satu hari penuh untuk sampai di tepian hutan ini.

Dengan berfikir seperti itu, aku hanya ingin mempersingkat waktu yang aku butuhkan untuk mencapainya dengan cara berlari.

Aku mencoba berlari dengan kecepatan yang cukup cepat bahkan ketika aku berada dibumi, tapi tetap saja aku tidak merasa lelah sedikitpun.

Dengan kecepatan itu, aku bisa memperkirakan akan sampai tepi hutan setidaknya pada waktu sore hari. Tapi,,..

Bahkan aku sudah berlari sampai malam datang dan tetap tidak bisa keluar dari hutan ini.

Jika aku tidak mempunyai skil perception, aku sudah pasti akan sering tersandung oleh akar pohon karena aku tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada didepanku.

Aku kemudian menyerah dengan ide bahwa aku akan keluar dari hutan ini secepatnya dan berhenti berlari lalu duduk istirahat dan menahan rasa kesalku ini.

Apa aku tidak takut ketika berlarian dimalam hari? Tentusaja tidak.

Bahkan ketika aku berada dibumi, tepatnya dikampung halamanku, jarak antara setiap rumah lumayan agak berjauhan sekitar satu menit berjalan kaki untuk sampai rumah terdekat.

Dan aku terkadang keluar untuk membeli jajan ke warung hanya dengan menggunakan senter hp untuk melihat jalan.

Dan sekarang, aku mempunyai perception untuk melihat jalanku kedepan, yang membuat semuanya lebih mudah.

Aku mengistirahatkan tubuhku dan tertidur sambil mendoakan kalau besok aku akan keluar dari hutan ini.

Apa aku tidak membuat api? Aku bahkan tidak merasakan dingin sedikitpun meskipun aku masih menggunakan baju yang sama yang kukenakan ketika aku pertamakali terbangun didunia ini

Ketika aku terbangun dipagi hari aku melihat bahwa hutan ini masih terlihat sangat lebat bahkan aku sedikit meragukan kalau aku akan keluar dari hutan hari ini.

Aku melanjutkan perjalananku setelah sarapan dengan buah yang masih tersisa banyak di ruang penyimpanan ku.

Anehnya, aku memang tidak merasakan lapar, tapi tetap saja perutku harus diisi dengan sesuatu yang bisa membuat tenagaku pulih.

Dan kusava adalah buah yang sangat pas untuk membantuku memulihkan mana yang telah kupakai untuk mengaktifkan skill ku selama ini, dan juga memulihkan tubuhku yang sedikit kelelahan secara fisik maupun mental.

Sekitar setengah hari aku berjalan aku merasakan ada sesuatu, ini bukanlah monster yang berbentuk hewan atau monster yang berbentuk humanoid, karena aku sudah pernah merasakan bagaimana kehadiran monster humanoid yang pernah ku lewati ketika sedang berlari dimalam hari.

Become Reincarnator's Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang