Namaku, Toro. hanya Toro.
Aku hanyalah orang biasa, atau lebih tepatnya, aku hanyalah siswa sekolah biasa. Usiaku 17 tahun, dan aku selalu sendiri. Aku juga bukanlah orang yang pintar hingga bisa masuk dalam ranking 10 besar di sekolah, aku bahkan tidak tampan.
Yah, aku hanyalah seorang siswa biasa.
Aku tinggal bersama dengan keluarga bibiku, sejak aku berusia 7 tahun, kedua orangtuaku tewas dalam kecelakaan mobil yang diakibatkan oleh truk yang mengalami rem blong dan menyebabkan tabrakan beruntun.
Aku bahkan tidak mengetahui apa-apa ketika saat itu, yang kuingat adalah bibiku yang tiba-tiba datang kerumah dan langsung memelukku.
Aku hanya berpikir bahwa bibi memberikanku kejutan tentang liburan bersama yang pernah dibicarakan kedua orangtuaku.
tapi kenapa dia menangis? Apakah bibi sangat senang dengan liburan bersama? Aku juga senang dan tidak sabar menunggu besok, bahkan hari ini aku pulang dari bermain lebih awal untuk segera bertemu mereka.
Tapi itu semua hanyalah sebuah harapan.
Ketika bibi mengajakku kesuatu tempat, kami pergi kerumah sakit. Apa kita menjenguk seseorang?.
Sejak saat itu, ingatanku setelah pergi kerumah sakit agak sedikit buram, yang bisa kuingat adalah kedua orangtuaku sudah pergi, dan aku tinggal bersama keluarga bibiku.
Kejadian itu membuatku menjadi orang yang kurang dalam bersosialisasi, bahkan aku tidakbterlalu bersemangat ketika bermain bersama teman-temanku.
10 tahun berlalu setelah kejadian itu, meskipun aku bisa dibilang masih suka menyendiri, tapi aku punya teman meskipun sedikit.
Dan aku juga tidak terlalu kesepian karena bibi juga akhirnya punya seorang anak ketika umurku 10 tahun dan dia sangat imut.
Bisa dibilang dia juga adalah penyelamatku, karena ketika dia bertambah besar dia menjadi lebih aktif dan mengobati anti sosial yang kualami, dan berkat dia juga aku bisa mempunyai teman.
"Toro, apa kamu bisa mengantar Mimi kesekolah hari ini?"
"Iya, Bibi"
"Terimakasih, Toro. Oh iya, kamu udah beli hadiah buat Mimi?" Katanya sambil berbisik.
"Udah dong, ada dikamar" kataku dengan bangga.
Karena besok adalah hari ulangtahun Mimi, dan juga merupakan akhir pekan, jadi aku sudah mempersiapkan hadiah untuk adik kecilku.
Dan untuk Bibi sendiri, dia ingin memastikan bahwa semua persiapan untuk besok sudah sempurna. Karena itulah bibi tidak bisa mengantar Mimi pergi ke sekolah hari ini.
"Mimi, hari ini berangkat sekolahnya bareng kak Toro,ya?"
"Iya, Mah" jawabnya sambil tersenyum.
"Ayo, Kak" ajak Mimi dengan wajah riangnya seperti biasa.
"Iya iya, tunggu bentar, jangan lari-lari" kataku.
Aku memegang tangan Mimi ketika berangkat ke sekolah untuk memastikan dia tidak berlarian agak jauh karena dia anak yang sangat ceria dan berbanding terbalik denganku setelah kejadian hari itu.
"Kak, lihat ada kupu-kupu"
"Kak, lihat ada kucing"
"Waah~ bunganya warna-warni"
"Hey, jangan lari-lari " kataku masih menggandeng tangannya.
Ya, dia sangat aktif. Dan itu jugalah yang membuatku menjadi terbiasa untuk berbicara dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Reincarnator's Mother
Fantasydisebuah dunia yang dipenuhi dengan monster, ada seorang wanita yang terlihat sedang tertidur pulas dibawah sebuah pohon ditengah Padang rumput yang dikelilingi oleh hutan yang lumayan luas. wanita itu perlahan membuka matanya karena terusik oleh an...