- Dayoff 2 -

12 2 0
                                    

Waktu menunjukkanpukul 2.00 pagi. Aku terbangun dari jam 1.00 dan tidak bisa tidur lagi. Laura sudah tidur nyenyak dan kalau udah nyenyak gabakal bangun sampai dibangunin. Karena aku bosen main hp di kamar, akhirnya aku pun akeluar. Aku pergi ke taman dekat kolam ikan dan niatnya mau duduk disana. Tapi aku meliat ka Alan yang lagi telfonan.

"Lo maunya apa sih? lo minta putus gue iyain, sekarang lo masih minta perhatian gue terus buat apa? kita udah nggak pacaran dan lo juga udah punya pacar baru. Kenapa harus gue?"

Samar-samar aku mendengar percakapannya dan akhirnya aku balik ke kamar gak jadi kesana dan memutuskan untuk nonton drakor aja. Setelah nonton satu episode aku masih belom bisa tidur. Karena kurasa taman sudah kosong jadi aku kesana lagi. Dan bener aja nggak ada manusia.

Aku duduk di bangku dan ngasih makan ikan-ikan disana dan mengambil foto mereka.

"Gak bakal dimakan. Udah kenyang" celetuk Ka Alan dari belakang. 'tck elah pake kesini lagi. gue kira udah molor' batinku.

Ka Alan duduk di bangku satunya lagi.

"Gak bisa tidur?" tanya ka Alan.

"Bisa. Cuma kebangun jadi gak bisa lagi" jawabku. Ka Alan terkekeh pelan. Padahal gak lucu. Kita saling diem ngeliatin ikan. Karena awkward, aku beranjak dari bangku mau pergi ke kamar lagi.

"Santai aja sama gue. Anggep aja gue nggak ada" celetuknya. Karena ga enak, yaudah aku menetap disitu. Aku menengadahkan kepala dan melihat langit malam. Bisa-bisanya ada bintang disini, di Jakarta aku gapernah liat ada Bintang lagi di langit. Sejujurnya pengen duduk di bangku juga karena keramiknya dingin woy, tapi takut makin awkward jadi diem aja deh kaya patung.

Aku terlarut dalam pikiran. Sambil mandangin langit, aku jadi terfikir banyak hal. Mulai dari pekerjaan sampe diriku sendiri. Aku merasa belum cukup dalam segala hal. Dan aku ngerasa aku juga gak cukup baik nge-treat diriku.

"Han, gue boleh tanya?" tanya Ka Alan tiba-tiba membuyarkan pikiranku. Sampai lupa ada dia.

"Iya?" jawabku menoleh.

"Cewe emang susah dimengerti ya?" tanyanya. Oh tentang tadi dia telfonan kayaknya nih..

"Kenapa?" tanyaku.

"Hmm.. jadi.. gue udah putus sama cewe gue tapi dia masih minta perhatian gue terus padahal dia udah ada cowo baru" ujarnya tiba-tiba curhat.

"Hmm.. mungkin dia belom bisa move on? ada beberapa hal yang ada di diri lo yang gaada di pacar dia yang baru. Dan dia merasa hubungan kalian lebih dari itu jadi lo harusnya masih perhatian ke dia. Jangan langsung cuek ketika putus. Ini kalau dari sudut pandang dia ya" jawabku sedikit panjang.

"Ya, dia pernah bilang kaya gitu sih. Tapi gue capek. Dengan dia kaya gitu bikin gue gak bisa ninggalin dia. Rasanya kayak gue masih jadi pacar dia" ujar ka Alan

"Kasih batasan aja.. as a friend. Jelasin aja yang menurut lo salah, dan gak bisa dilanjutin. Karena sikapnya bakal bikin banyak pihak tersakiti, even her ownself. Mungkin dia akan ngerti kalau dijelasin.." jawabku. Ka Alan menarik nafas panjang.

"I hope so..." gumamnya.

"Thanks ya" ujarnya. Ka Al beranjak dari bangkunya.

"Gue mau ambil minum, mau?" tanyanya.

"Oh gausah ka. Gue mau ke kamar. Udah ngantuk" jawabku tak mau berlama-lama.

"Haha okay.. Sorry ya malah jadi curhat. Just wanna hear from another perspective" tukasnya.

"Haha santai aja ka, kalau gitu gue duluan ya" Aku beranjak dari bangku.

"Oh ya. Thanks ya" ujarnya lagi.

Prince & Ordinary girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang