- Gone wrong -

5 1 0
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Laura yang ke 24. Karena hari ini hari kerja, jadi aku tidak bisa menghabiskan waktu dengannya seperti tahun lalu. Tapi aku berniat untuk bikin surprise untuk Laura. Karena Laura akan menginap sampai besok pagi di lokasi syuting, dan aku pun hanya bisa setelah pulang kerja. Aku memutuskan untuk surprise kecil-kecilan di lokasi syutingnya.

Aku tidak merencanakan apa-apa. Hanya datang merayakan. Ah aku juga belum megucapkan selamat ulang tahun sejak pagi tadi. Terakhir kami chattingan kemarin. Aku sengaja tidak menghubungi Laura supaya surprisenya berhasil. Aku hanya bilang sedang sangat sibuk dan di memahami itu.

Setelah sampai di lokasi syuting, aku membuka kuenya dan menyiapkan lilin.

"Hanin?" Demi apapun aku tidak tahu dia syuting bareng Laura juga.

"Eh ka Alan"

"Mau surprise Laura? Sendirian?" Tanya ka Alan. Aku mngangguk dan tersenyum.

"Boleh minta tolong panggilin gak ka?" tanyaku.

"Okey.. tunggu sebentar ya"

Ka Alan pergi mencari Laura. Aku menunggu di depan mobil Laura karena tak ingin berisik di dalam takut mengganggu syuting.

"Siapa yang nyariin ka?" aku mendengar suara Laura. Saat aku melihat sepatunya melangkah keluar aku langsung mengucapkan happy birthday.

"Happy Birthday Laura.." ucapku tidak dengan suara lantang.

"Demi apa sih lo malem-malem kesini? Naik apaan?" Tanya Laura

"Naik gojek lah. Tiup dulu kali, pegel tangan gue" ujarku. Laura meniupnya dan meletakkan kuenya di atas kap mobil. Tiba-tiba Laura nangis. Ka Alan meninggalkan aku dan Laura berdua.

"Kenapa? Capek ya?" tanyaku. Laura menggeleng.

"Gue kira lo udah gak mau temenan sama gue" lirihnya.

"Lah" heranku.

"Soalnya lo akhir akhir ini kaya menghindar. Lo sadar ngga?" Tanya Laura.

"kalo 3 hari ini iya, emang sengaja kan. Biar dapet surprisenya. Tapi lo reaksinya datar aja tuh tadi" ujarku. Laura menghapus air matanya.

"Iya menurut lo? Malem-malem gue liat lo dateng yang gue kira lo gak akan ngucapin gue. Karna gue tau lo capek sama gue. Gue mau chat lo juga gaenak takut ganggu lo. Terus pas liat lo gue harus gembira haha huhu gitu?" Tanya Laura.

"Ih iya maaf.. gue tau lo kaya gini karena lagi capek juga kan.."

"Laura, syuting yuk sayang" seorang crew menghampirinya.

"Oke ka" Laura menarik tanganku, mengambil kue yang tadi dan mengajakku ke dalam.

"Tunggu disini jangan kemana-mana" ujarnya dan pergi untuk take scene.

"Kenapa nangis dia?" Tanya Ka Alan duduk di sampingku. Aku pun bercerita karena aku bingung kenapa Laura se emosional itu.

"Kalau jadi Laura mungkin gue juga akan kaya gitu. Ditambah akhir akhir dia lagi kecapean karena syutingnya." Tutur Alan

"Berati gue salah banget dong ya"

"Ya gak bisa dibilang salah juga kan pandangan lo sama Laura beda.." jawab Alan.

"Oh iya, lo nggak mau nanya kejadian 3 hari lalu pas di bioskop?" tanyaku pelan.

"Nggak, Karena keliatannya lo nggak mau cerita juga kan. Santai aja, gak ada yang harus diceritain kok" ujar Alan.

"Gue malu aja sih ka waktu itu. Kaget juga karena gak tau bakal ada kalian. Jadi gue pura-pura ga kenal aja deh. Bayangin aja coba, kalo temen-temne tau gue kenal lo? Duhh nggak deh, bisa gak tenang." Jelasku jujur.

Prince & Ordinary girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang