Pagi ini, Alhaitham dan Kaveh kembali berkunjung ke Akademiya untuk membantu para Sage maupun Pengajar yang Magang di sana. Sama seperti biasanya, jika jadwal mereka pergi ke Akademiya memiliki waktu yang sama maka mereka pasti mengambil jeda waktu berangkat agar tak ada yang curiga jika mereka serumah.
Kaveh tiba duluan untuk segera menyerahkan proposal yang ia urus untuk Darshan Kshahrewar. Dalam perjalanan, ia bertemu Faruzan yang tengah membawa setumpuk buku materi untuk para siswa Haravatat.
"Selamat pagi, Madam Faruzan! Hari yang cerah untuk melakukan kesibukan, ya~" sapa Kaveh.
Faruzan tersenyum dan menghampiri Kaveh, membalas sapaannya. "Selamat pagi juga, Pemuda Kshahrewar. Huft, anak muda selalu bersemangat ya. Pagi-pagi sudah ada yang mondar-mandir dengan buku tebal di tangan. Dan seperti yang kau lihat saat ini, aku pun ikut tertular semangat mereka~!"
Keduanya bercengkrama bersama tentang topik yang berhubungan dengan hubungan Haravatat dan Kshahrewar akhir-akhir ini. Meski kedua Darshan itu selalu bersitegang, nyatanya banyak hal-hal yang menguntungkan untuk perkembangan sastra dan seni Sumeru kedepannya. Sejak Sumeru kembali ke tangan Nahida dan dipilihnya Acting Grand Sage yang baru, hubungan antar Region semakin maju dan dimanfaatkan sebagai keuntungan Pariwisata. Tentunya Ilmu Pengetahuan adalah yang paling utama di Sumeru, namun variasi peninggalan sejarah seperti karya tulis dan arsitektur juga penting untuk menarik Wisatawan. Inilah program yang sedang diusahakan oleh Akademiya.
Kaveh dan Faruzan berpisah di persimpangan jalan Kantor Sage Akademiya. Kembali pada tujuan utama, Kaveh segera pergi ke kantor Sage yang bertanggung jawab atas Darshan Kshahrewar untuk membahas beberapa hal yang perlu dipersiapkan terkait metode mengenai bagaimana para Pelajar Kshahrewar bisa mempertunjukkan hasil karya mereka dalam pameran untuk tujuan menarik minat Wisatawan sekaligus menggelar penggalangan dana.
Kaveh mulai menjelaskan wacana untuk memperjelas bagaimana pergerakan Darshan Kshahrewar dalam bidang pariwisata nantinya. Mereka akan melakukan renovasi pada beberapa bangunan kuno baik yang berada di Hutan Hujan Sumeru maupun di Gurun Pasir. Untuk biaya masih dilakukan negosiasi serta hasil dari penggalangan dana dari pameran seni atau karya dengan ciri khas budaya lama Sumeru, di rekomendasikan langsung oleh Lesser Lord Kusanali.
"... Dan nantinya kita bisa membimbing para Pelajar beserta beberapa perwakilan Darshan bagi yang berminat untuk membantu mengkampanyekan kreativitas kita di jalan utama Sumeru. Keuntungan akan dibagi rata sesuai dengan usaha jika itu sukses. Apakah masih ada yang mau ditambahkan?" jelas Kaveh menyampaikan rencananya.
Sage yang saat ini bertanggung jawab pada Kshahrewar, Sage Thalut menyimak dengan seksama sembari bertopang dagu untuk mencerna keseluruhan penjelasan salah satu lulusan terbaik Kshahrewar tersebut. Dia melihat-lihat lembaran demi lembaran yang berisi laporan maupun proposal untuk mengajukan izin. Setelah berpikir selama beberapa saat, dia pun angkat bicara.
"Baiklah, idemu memang lumayan untuk kemajuan Darshan kita. Namun ini tidak akan berhasil begitu saja tanpa persiapan yang memadai. Aku akan meminta konfirmasi pada Tuan Grand Sage Alhaitham untuk perkembangan selanjutnya. Kita juga perlu melakukan rapat dengan para Sage dari Darshan lain agar meminimalisir sebanyak mungkin kesalahan dengan diskusi antar Darshan. Aku harap kau bisa mempertanggung jawabkan keputusanmu ini, Kaveh."
Kaveh yang mendengar jika proposalnya bisa diterima awalnya merasa senang, namun mendengar nama seseorang membuatnya sedikit tersentak dan memaksakan senyum. "Baiklah, saya siap. Saya harap ini bisa sukses dengan dukungan dari Akademiya. Saya juga akan menerima saran apapun dari para Sage, lalu merenungkan apa kesalahan saya. Maaf mengganggu waktunya, saya permisi."
Setelah pertemuan itu dirasa cukup, Kaveh segera keluar dari kantor Sage dan bersiap untuk pulang. Namun beberapa Pelajar Kshahrewar mencegatnya, dalam urusan mengenai thesis maupun praktikum khususnya bagi para Pelajar tahun akhir yang berusaha mati-matian mempersiapkan kelulusannya. Tampak wajah mereka sangat lesu dan lingkar hitam disekitar mata cukup tebal, sepertinya kurang tidur untuk menyelesaikan tugas. Karena kasihan, Kaveh pun mengikuti mereka pergi ke studio di gedung Kshahrewar dan memberi bimbingan (dia benar-benar dikenal sebagai Senior terbaik).
KAMU SEDANG MEMBACA
[HAIKAVEH] SERIBU SATU MIMPI DARI SYAHRAZAD
Fiksi Penggemar~~~ Warning: Lore dan kisah yang kutulis disini tuh gak canon, atau gak resmi dari Genshin. Ini kubuat semata-mata untuk hiburan dan alur yang 'extraordinary' dengan caraku sendiri. Meski ku gak main Genshin, namun ku jatuh cinta sama HaiKaveh sejak...