8. Midnight Kiss

806 72 2
                                    

CHAPTER EIGHT

.
.
.

"Selamat sore, Iruka-sensei."

"Selamat sore, Hana-san." Iruka berusaha membuat senyumnya senormal mungkin di hadapan Hana.

"Kau tidak bersama Yuki hari ini?"

"Ah, tidak. Aku tidak mungkin membawanya ke ruang Tsunade-sama karena dia bukan anjing ninja seperti anjing-anjingmu."

Hana tersenyum, "Benar juga."

Kata-kata Kakashi semalam tidak ada yang dilupakannya. Terutama pada bagian tidak ada orang yang boleh mengetahuinya. Itu membuatnya sadar mengapa kemarin anjing itu bersikeras untuk tidak ingin keluar. Sebenarnya itu adalah hal yang sederhana, yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu apakah itu sudah pasti atau belum. Tapi cara Kakashi mengatakannya begitu serius, dia tidak berani melanggarnya.

Sekarang, Iruka ingat. Ia meratapi kebodohannya membawa Kakashi yang berwujud anjing ke rumah Hana. Padahal wanita ini masih mengemban misi untuk mencari Kakashi. Dia berharap wanita ini tidak menyadarinya.

"Hei, jangan mengelilinginya seperti itu. Kau membuat Iruka sensei tidak nyaman." Hana memerintah anjing-anjing yang secara naluri mencari aroma yang familiar. Itu membuat Iruka menelan ludah.

"Iruka sensei, kau memiliki aroma Kakashi-san dalam tubuhmu."

"Eh?" Iruka terkejut, "A-ah benarkah? P-pasti karena kunai milik Kakashi-san yang berada padaku. Itu ... Karena dia menghilang, aku belum sempat mengembalikan kunai ini padanya."

Wanita dengan tanda taring merah di kedua sisi wajahnya itu tersenyum, "Ahh ... Begitu. Kupikir Kakashi tinggal bersamamu."

"H-huh?"

Entah mengapa kalimat itu bukannya membuat Iruka salah tingkah tetapi membuatnya tersipu malu. Kenyataan bahwa Kakashi, seorang jonin yang selalu membuat hatinya berdetak lebih cepat itu tinggal bersama dirinya. Meski Hana hanya menebak, tetapi itu adalah kenyataannya.

"Iruka sensei, apa kau sedekat itu dengan Kakashi-san?" Hana bertanya menyelidik yang justru membuat wajah Iruka semakin merah.

"A-ah ... Tidak juga."

"Benarkah?" Hana menyentuh dagunya dengan jari, matanya menyipit, "Sensei, apa kau menyukai Kakashi-san?"

"Eh?! T-tidak, Hana-san. Berhenti menggodaku! L-lagipula aku itu laki-laki."

Inuzuka sama saja, mereka orang yang blak-blakan. Hana tertawa, "Apa yang salah dengan itu? Wajahmu selalu berubah menjadi merah setiap Kakashi-san memberikan laporan misi padamu atau saat seseorang membicarakan tentang Kakashi-san. Sensei, apa kau ingin ikut mencari Kakashi-san bersamaku?"

Iruka mengerjapkan matanya, "T-tapi ... Tsunade-sama memanggilku."

"Hmm ... Benar juga. Itu bisa saja misi. Kau bisa memberitahuku nanti jika kau tidak mendapat misi dari Tsunade-sama. Ayo kita mencari Kakashi-san bersama!"

Di dalam ruang hokage, Tsunade telah menunggu Iruka. Senyumnya segera merekah begitu pintu dibuka dan Iruka berada di sana.

"Bagaimana kabarmu, Iruka? Kudengar kau memiliki anjing."

Iruka menggaruk pipinya, "Ya. Seperti itulah, Tsunade-sama. Kabarku baik-baik saja."

"Baguslah. Memiliki anjing pasti merepotkan. Apa kau bersenang-senang? Ah, bagaimana dengan Naruto? Kudengar, Sasuke juga sering tinggal bersamamu?"

Diberi pertanyaan yang banyak sekaligus, Iruka sedikit kewalahan, tapi berusaha agar tetap tenang, "Anjing itu tidak terlalu merepotkan. Hanya sedikit pemalas. Naruto baik-baik saja dan ya benar, Sasuke juga ikut tinggal bersamaku. Apa itu baik-baik saja, Tsunade-sama?"

Kakashi, The DoggoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang