3. Warm touch

797 75 2
                                    

CHAPTER THREE

.
.
.

Tok ... Tok ...

"Iruka sensei! Ini aku! Naruto!"

"Masuk saja!" teriak Iruka dari dapur. Dia bisa mendengar berisiknya Naruto ketika memasuki apartemennya.

Ia selalu menyukai ini, sensasi ketika tempat tinggalnya menjadi ramai oleh suara langkah kaki Naruto.

"Oh? Anjing!"

Kakashi membuka matanya dengan malas. Dia melihat Naruto yang berlari mendekatinya.

"Ah! Sial."

"Iruka sensei! Kau memiliki anjing?" seru Naruto dengan mendekap anjing besar yang bahkan melebihi besar tubuhnya.

Iruka keluar dari dapur, melihat anjingnya yang nampak kesusahan, dia hanya bisa tersenyum

"Naruto, lepaskan Yuki. Kau mencekiknya."

"Yuki? Namanya Yuki?"

"Um."

Naruto menoleh. Menatap anjing itu dengan ringisan yang begitu besar. Pemandangan yang membuat Kakashi merinding. Sensor anjingnya merasakan bahaya.

"Hehe. Aku Naruto, salam kenal!" Naruto dengan semangat menarik kaki depan Yuki untuk berkenalan, tanpa tahu jika Kakashi tengah menghela nafas bedar.

"Aku akan menjadi hokage!"

Iruka terkekeh mendengar betapa semangatnya Naruto. Mungkin merawat anjing ini bukan hal yang buruk. Dia bisa menjadi teman untuk Naruto.

"Sensei! Ini anjingmu?"

"Ya."

Naruto menoleh lagi, menatap Yuki dengan jarak yang begitu dekat. Matanya menyipit hingga pupilnya tenggelam.

"Anak ini ..." batin Kakashi.

"Aneh ya."

"Ada apa, Naruto?" tanya Iruka masih dengan fokus pada masakannya.

"Dia mirip sekali dengan Kakashi-sensei."

"Shimatta!" Kakashi menelan ludah.

Naruto mendesah, "Aku merindukannya."

"...eh?" Kakashi tercengang. Anak ini merindukannya? Dia tidak salah dengar?

"Kau merindukan Kakashi-san?"

"Ya. Nenek bilang kalau dia belum kembali dari misi. Jika dia tidak segera pulang, aku dan timku hanya akam menjalani misi tingkat D terus mrnrrus."

Baik. Jadi itu hanya karena misi. Tentu saja, mengapa dia mengharap lebih? Tidak mungkin anak seperti Naruto merindukannya karena benar-benar merindukannya.

"Hmm ... Bukankah itu baik?"

"Tidak. Aku hanya menangkap kucing dan anjing. Membosankan. Brnarkan, Yuki?"

Yuki memberikan reaksi dengan mendengus. Mengakibatkan Naruto mengeluarkan rajukannya. Beruntung Iruka menyelamatkannya dari suara keras Naruto.

"Sensei, aku mengantuk. Bolehkah aku menginap?" tanya Naruto dengan wajah mengantuk.

Ini bukan kali pertama. Sejak mengetahui jika Naruto kerap makan mie instan dan susu yang bahkan sudah basi, Iruka kerap mengajaknya ke rumah. Dari memasakkannya makanan hingga mengizinkannya tidur. Bahkan Iruka membeli futon khusus untuk Naruto yang ia tempatkan di sebuah ruangan. Ruangan itu dulunya adalah trmpat penyimpanan barang, yang kemudian ia bersihkan untuk ditempati Naruto.

Kakashi, The DoggoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang