PART 01 | 🦋

921 24 2
                                    

Brisbane, Queensland, Australia

Seorang pria berwajah tampan dengan rahang tegas, kulit putih, bertubuh atletis dan juga mata biru cerah yang indah tengah asik menikmati alkohol di sebuah private club di tengah kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria berwajah tampan dengan rahang tegas, kulit putih, bertubuh atletis dan juga mata biru cerah yang indah tengah asik menikmati alkohol di sebuah private club di tengah kota. Dengan ditemani seorang pria lainnya, pria itu bertengger pada meja bar counter sambil menikmati sensasi tiap teguk Alkohol yang ditegak dengan liar hingga tandas.


Sang pria mengangkat tangannya, mengisyaratkan bartender untuk mendekat. "Bawakan sebotol Chivas baru." Katanya.

"Baik tuan, saya ambilkan sebentar." Jawab sang bartander sopan. Tak berapa lama bartander itu datang dengan sebotol Malbec baru lalu disediakannya dengan rapih diatas meja.

"Kau minta tambah lagi, Justin?" Kata pria lainnya yang sedari tadi bersama Justin bernama Fabio.

"Hmm..."

"Kau gila? Kau bahkan sudah menghabiskan dua botol sendirian."

"Lalu apa masalahnya? Aku bahkan bisa menghabiskan hingga lima botol."

"Masalahnya kau mabuk. Dan itu merepotkan ku." Cibir Fabio.

"Mabuk? Jangan melawak, kawan. Aku peminum handal, aku tak akan mabuk hanya karena dua botol."

"Come on! ucapan mu bertolak belakang dengan keadaan mu saat ini."

Justin memijit kepalanya lalu bersendawa. "Aku hanya sedikit tipsy."

"Pikir mu aku bodoh dan tak bisa membedakan mana tipsy dan mabuk berat?" Fabio memutar matanya, jengah.

"Dengar. Dia memberikan ku alkohol palsu." Justin meneggakan tubuhnya. "Lihatlah, aku masih sangat sadar sekarang, bahkan Absinthe sebelumnya juga tak mampu membuat ku berhalusinasi."

"See? Kau mulai meracau sekarang." Decak Fabio.

"Terserah apa katamu." Justin mengambil botol.

Fabio segera merebut dengan kasar botol alkohol itu saat akan dituangkan. "Stop dude!"

"Kau ini kenapa?" Decak Justin kesal.

Tak menghiraukan Justin, Fabio mengangkat tangannya mengisyaratkan bartender untuk datang. "Close Bill." Katanya.

"Apa ini? Aku belum selesai." Justin menoleh dan memberikan tatapan sengitnya.

"Kukembalikan." Fabio mengembalikan botol alkohol yang masih terisi penuh pada bartender yang terlihat bingung.

"Tapi tuan, ini telah terbuka" Kata sang bartander takut.

"Tetap ku bayar."

Fabio merogoh saku dan memberikan beberapa lembar uang pada bartender, lalu turun dari tempatnya duduk. Ia turut membantu Justin, namun tangannya justru dihempas dengan kasar. Pria itu memilih berjalan sempoyongan sendiri keluar club dan terus melanjutkan jalan yang entah kemana.

FORBIDDEN DESIRE [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang