chapter 19

81 47 210
                                    

Seluruh murid dan guru guru yang berada di sana sungguh di kejutkan dengan apa yang barusan mereka lihat, bagaimana tidak, setelah beberapa hari yang lalu Vanya di rujuk ke rumah sakit karena luka di lengannya, kini Rea juga ikut menjadi korban se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh murid dan guru guru yang berada di sana sungguh di kejutkan dengan apa yang barusan mereka lihat, bagaimana tidak, setelah beberapa hari yang lalu Vanya di rujuk ke rumah sakit karena luka di lengannya, kini Rea juga ikut menjadi korban selanjutnya, ya itu dengan luka di bagian rahang dan punggungnya.

Al dengan panik menyuruh sebagian orang yang ada di sana untuk menelpon ambulance.

"Jangan pada ngeliatin doang, cepat telpon ambulance," Ujar Al.

Selang beberapa menit kemudian petugas ambulance datang dengan membawakan tandu darurat, sebagai penopang tubuh Rea yang saat ini sudah tidak tersadarkan diri.

Al dan aysele ikut masuk ke dalam mobil ambulance itu, untuk menemani Rea menuju ke rumah sakit.

Sedangkan Anggara dkk, pergi ke parkiran motor lalu ikut mereka ke rumah sakit, tujuan nya bukan untuk ikut mengantarkan Rea, tetapi mau menjenguk keadaan Vanya.

Sesampainya di rumah sakit, petugas ambulance langsung membuka pintu belakang mobil, dan membawa tubuh Rea beserta tandu daruratnya menuju ke ruang ICU.

"Sus boleh saya ikut ke dalam." Tanya Al yang panik dengan keadaan Rea saat ini.

"Maaf mas, lebih baik tunggu di luar saja, lagi pula pasien butuh penanganan intensif," Jelas suster tersebut.

Al terlihat hanya mondar mandir di depan ruang ICU dengan memegangi dahinya menggunakan tangan kanannya.

"Rea pasti ga kenapa kenapa kok Al." Ujar aysele sambil menepuk pundak nya.

"Al, lo ga mau ngejenguk Vanya apa? " Tanya Anggara kepadanya.

Al hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya untuk saat ini, di situasi yang seperti ini ia sangat bingung dengan dirinya sendiri, memilih untuk menemani sang kekasih nya Rea, atau cinta pertamanya Vanya.

Karena sedari tadi Al bersikap seperti orang yang sedang kebingungan, akhirnya Anggara dkk beserta aysele, pergi meninggalkan Al sendirian di depan ruang ICU.

"Al, gw mau liat keadaan Vanya dulu ya." Jelas aysele lalu pergi meninggalkan nya.

Tidak sampai 5 menit mereka berempat sudah sampai di depan ruang ICU, karena di ruang ICU sudah tidak ada lagi Vanya beserta keluarganya, akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya kepada petugas yang berada di sekitarnya.

"Permisi pak, mau nanya, pasien yang di rawat di sini di pindah di ruangan mana ya," Ujar Anggara.

"Oh, pasien atas nama Lavanya Achalendra ya dek." Jelas petugas itu sambil menunjuk ke arah selatan sebagai isyarat kalau Vanya di pindahkan ke arah sana.

"Iya benar pak, kira kira apa nama ruangannya ya pak," Ujar Anggara.

"Ruangan Anggrek, nomor 26 mas," Jelas petugas tadi.

BERTEMU KEMBALI DI BANGKU SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang