klarifikasi

70 6 0
                                    

Situasi sekolah telah tenang kembali.
Polisi bertugas memeriksa seluruh sisi sekolah bahkan beberapa ruangan diberi tanda polisi,termasuk lapangan basket.

Heeseung menatap dari depan dengan tatapan kosong.

Sunghoon datang setelah menjalani pemerikasaan di kantor guru.
Menghampiri hyungnya,berdiri sendiri dengan kaki penuh harapan.

Memeluk heeseung dari belakang,
Air mata yang ditahan kini jatuh.

"Bagaimanapun hasilnya,aku tidak akan egois Sunghoon ah.Sekarang aku sadar betapa memang sulitnya meraih segala mimpi.Di balik keinginan besarku,ada nyawa yang hilang".

Ucap heeseung sendu.

"Kita telah menang hyung".

"Dimana jay dan lainnya".
Tanya heeseung

"Jay sedang pemeriksaan,jake di aula."

Kepala heeseung terasa berat sekali hingga berulang kali berusaha menghilangkannya.

"hyung".
Sunghoon menahan tubuh heeseung sedikit goyah,

"Sepertinya Hee hyung kecapek an.Kita kembali ke depan kantor saja".

Sunghoon dan heeseung meninggalkan tempat,karena mulai merasa sedikit pusing.
Suasana saat ini bisa memungkinkan siapapun mengalami kecemasan dan stres.

Tim medis membersihkan darah yang tertinggal didampingi dengan pihak polisi.

Appa Jay berada di dalam,cukup kenal dan masih punya akses dengan beberapa polisi.
Semua orang mulai membahas awal terjadinya,termasuk saksi dari Appa jay.Pertama kali melihat aksi penembakan hingga sempat mengejar pelaku ke arah belakang.

Dari jauh rupanya ada Jay yang berdiri ikut memantau,sebenarnya dia tau keberadaan dua sahabatnya tadi di depan lapangan basket.
Namun enggan mendekat,ada penyesalan pada diri seorang Jay.

Merasa bersalah dan terus memutar beberapa opini pada dirinya.

Air mata harus terjatuh memudarkan pendirian yang terbilang kuat.
Menangis sendiri tanpa orang tau.

"Aku yang memintanya datang kesini,aku yang memintanya untuk datang di akhir.Nyawa Baek hyung adalah kesalahanku,aku tidak bagaimana jika Jungwon juga yang menjadi korban penembakan itu".
Rintihnya kecil.

Menjadi kuat untuk orang lain belum tentu tidak memiliki luka.
Semua misteri belum terpecahkan,

Appa Sunghoon yang mati dibunuh.
Appa Heeseung juga hampir menjadi korban,bahkan harus rela meninggalkan putranya di korea sendiri.Demi menghindari masalah.
Jungwon yang tiba-tiba menjadi incaran korban berikutnya.

Jay merasa bahwa semua salahnya,semua orang yang dia sayang akan mengalami kekacauan.
Tangan mengepal cukup kuat menahan amarah.

"Putraku".

Jay memeluk Appanya.

"inilah alasanku berjuang mati-matian untuk tidak melibatkanmu kedalam perusahaan bejat kakekmu.Karena kemungkinan ini semua ada kaitannya.Aku bisa mati kapanpun,tapi jika eommamu tidak mencoba membunuh dirinya sendiri."

Interaksi yang tidak pernah terjadi selang beberapa tahun semenjak Jay beranjak dewasa.
Bagi Park ... dia adalah anak kecil.

"Ini ada hubungannya dengan kakek pasti".
Tuduhan Jay.

"Kamu tidak perlu berpikir keras siapa dalangnya.Jangan pernah melibatkan kakekmu,dia meskipun orang bejat.Namun dia tidak akan membunuh orang lain seterbuka ini".

Jay mengangguk paham,menyeka air matanya.

"Appa".

"Hmm".

He's my little brother√√[jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang