(END) Yang Lianting yang Terlahir Kembali di Dongfang Bubai

Cerita Terkait - East (Alternate Story)

Cerpen ini berbeda dengan 'kehidupan lampau' dari proyek penerjemahan saya sebelumnya: Yang Lianting Terlahir Kembali karya Dongfang Bubai. Karakter dan plotnya mengacu pada bab. 30 dan 31 dari Pengembara Tersenyum dan Bangga karya Jin Yong.

...........

Aku selalu berpikir, jika orang lain tahu tentang hubunganku dengan Dongfang, mereka akan mencibir dan menertawakanku karena telah mencapai kesuksesan. Mungkin, satu-satunya orang di dunia ini yang menganggap Dongfang tidak layak untukku, adalah Dongfang sendiri.

Aku tidak dapat mencapai apa pun. Pengetahuanku tentang nilai-nilai sipil dan bela diri sangat kurang, perlakuanku terhadap orang lain dan tingkah lakuku di depan umum selalu sangat mencolok. Bahkan hati dan pikiranku sama sekali tidak luas. Jika bukan karena rasa rendah diri yang terukir di tulangnya, dia mungkin tidak akan melirikku sekilas.

Inferioritasnya menjadikan aku siapa aku, tetapi juga menyakiti ku konyol sekali.

Bagaimanapun, tidak salah untuk mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bisa berpisah darinya.

Aku senang menemaninya di taman kecil ini.

Dia terbiasa dengan kemewahan yang mewah dan memiliki selera yang luar biasa. Ia menata taman kecil ini dengan orisinalitas dan kecerdikan, setiap pohon plum dan bambu memiliki makna yang mengharukan dan terjerat.

Sementara ambisi. Di luar taman kecil ini, aku khawatir kalau aku hanyalah seorang bocah jelek dan tercela, seekor rubah yang mengeksploitasi kekuatan harimau."

Untungnya, dia tidak peduli. Hal-hal di luar tidak masuk ke dalam hatinya. Jadi, perlahan dan pasti, mereka juga tidak lagi masuk ke dalam hatiku. Aku menjadi semakin kejam dan tanpa belas kasihan setiap kali aku berurusan dengan urusan aliran sesat.

Yang aku tahu hanyalah aku suka melihatnya menyulam, aku suka dia memanggilku Lian di, dan aku suka mengurungnya di taman kecil ini, jadi tidak ada yang punya kesempatan untuk masuk. Aku takut, takut jika ada satu orang lagi yang masuk, aku tidak lagi menjadi orang yang sangat diperlukan.

Begitu orang-orang itu menyerang, saya benar-benar ketakutan.

Setelah konfrontasi singkat, mereka mendesak saya untuk memimpin mereka menemui Dongfang. Saat itu, aku terluka dari kepala sampai kaki, tapi entah kenapa tiba-tiba aku ingin membiarkan orang-orang ini bertemu dengannya. Yang terbaik adalah bertemu Ren Woxing, bertemu Ren Yingying, baginya kedua orang itu adalah noda yang tidak bisa dia lupakan.

Saat itu, meski aku menjadi sandera, dadaku tiba-tiba membusung karena bangga. Aku ingin orang-orang ini melihat taman kecil ku, Dongfang ku!

Biarpun mereka naik ke tebing untuk menyerang kita, terus kenapa? Selama hari-hari mereka kehabisan harta, aku dan Dongfang hidup seperti makhluk abadi!

Menghadapi masalah ini, Dongfang lebih tenang dariku, alur pemikirannya juga lebih jernih. Saat dia mendengar bahwa aku membawa seorang teman lama, dia langsung menebak identitas orang tersebut.

Orang seperti dia harus memandang rendah semua orang seperti makhluk abadi dari atas. Namun Linghu Chong yang penuh kebencian terus membicarakan kelemajannya.

Orang-orang itu tidak hanya menyakiti hatinya, mereka bahkan berniat menyerangnya, membunuhnya. Untungnya, seni bela dirinya sangat bagus. Seni bela dirinya sendiri setara dengan seni bela diri mereka. Sepenuhnya menggunakan keahliannya, dia berdiri dengan stabil di posisi yang tak terkalahkan.

Sangat indah.

Ren Yingying tiba-tiba menyentuhku untuk melukaiku. Jika Dongfang berada di tempatku, dia tidak akan menurunkan kewaspadaannya. Tapi aku bodoh dan sepenuhnya asyik dengan pemandangan di hadapanku. Aku melihatnya menghadapi musuh kami, ketika aku tiba-tiba merasakan sakitnya sebuah serangan dan mengeluarkan suara.