[Aku dan kau]
Kelia dan Heinry telah bersahabat sejak kecil. Setiap momen bersama mereka seakan menjadi sapuan warna dalam kanvas persahabatan yang tak pernah berakhir. Namun, di balik setiap tawa dan canda, Heinry menyimpan rasa yang tak pernah bis...
Terimakasih untuk yang sudah membaca dan mem-Vote yaa. Saya ingatkan untuk yang belum Vote segera di vote yaay Terimakasih untuk yang sudah
Selamat membaca... ____________________
"Tuhan menciptakan senja untuk mengingatkanku untuk segera pulang pada cinta yang ku kenang" -Kelia Kayshila ____________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆☆☆
Setelah seminggu Kelia tak bertemu Heinry akibat ibunya, ia terdiam di kamarnya. Tiba tiba saja mendengar seseorang mengetuk kaca rumahnya.
Netranya melebar dan dia segera duduk dan membuka jendelanya. betapa terkejutnya ketika ia melihat Heinry disana.
"Hehe, aku dilarang mama mu buat ketemu kamu ih" Ucap Heinry dengan cengirannya, Kelia tertawa dan merasa senang bertemu Heinry kembali. Kelia pun membentangkan tangannya ke Heinry, Heinry senyum dan menggenggam tangannya.
"Eh, bukannya jendelanya tinggi ya? kok kamu sampe?" Tanya Kelia menyadari sesuatu yang aneh, Heinry tertawa dan meminta Kelia untuk melihat apa yang ia lakukan hanya agar bisa berbicara dengan Kelia kembali.Ia pun memgeluarkan kepalanya ke jendela dan melihat Heinry yang menaiki beberapa batu bata yang ia dapati secara acak, mata Kelia membelak melihat itu.
"Kamu ga takut jatuh?" Ucap Kelia dengan nada khawatir dan menggengam jari jemari Heinry dengan erat dan berhati-hati karna takut cowok itu akan jatuh.
"Enggak lah! kan aku pemberani"
"Pemberani apanya? Nanti jatuh nangis!" Ejek Kelia
"Pemberani lah! Itu mah kamu!"
"Heh! aku ga cengeng ya!"
"Bohong banget"
"Berisik! Aku tutup nih jendelanya!" pinta Kelia dan Heinry pun tertawa cekikikan.
"Heh, bercanda doang..." Panik Heinry dan meminta kepada Kelia tak menutup jendelanya, Kelia pun menurutinya.
Heinry tertawa dan berkata "Btw kamu ngga dibolehin keluar ya? bener-bener gabisa nih?"
"Iyaaa" Ucap Kelia dengan nada sedih kepada Heinry dari dalam jendelanya.
"Emang kenapa mama mu gamau kita ketemu?" Tanya Heinry dengan santai. Kelia pun kembali mengingat kejadian dimana Heinry mencium pelipisnya. Wajahnya lantas merah padam dan jantung nya berdetak kencang.
"Gapapa." Ucap Kelia berusaha terlihat santai, Namun jelas sekali ia menyembunyikan sesuatu, Kelia bahkan sampai meletakkan tangannya di dada berharap agar jantungnya berdetak normal lagi. Heinry yang melihat itupun memiringkan kepalanya.
"Serius? Gausah sembunyi-in rahasia dong!"
"Gapapa! Udah, aku mau tidur"
"Okey dadah" lambai heinry.
Kelia pun menutup jendela lalu merebahkan diri di kasur miliknya dan menyelimuti dirinya dengan bed cover.
Disisi lain Heinry sedang bersepeda sendiri sembari memikirkan cara agar mamanya Kelia memgizinkannya untuk bertemu Kelia lagi. Heinry berfikir sangat keras sampai Heinry merasa bahwa kepala miliknya ber asap. Ia memiliki ide brilian, Heinry tersenyum cerah.
Kelia yang baru bangun pun pergi ke dapur untuk mengambil minum dan meminummnya di ruang keluarga, Tepat sekali disana ada mama dari Kelia.
"Kel, untuk sekarang jangan ketemu henry dulu. kalian tu masih kecil gaboleh ciuman walaupun di pelipis.. gaboleh." ucap mama dari Kelia dengan nada tegas.
"Tapi heinry ga sengaja mah" Ucap Kelia membela Heinry.
"Kok bisa ga sengaja kek gitu sih?"
"Ya bisa, kan gasengajaa.. lagian itu ga nyentuh kok.." ucap kelia dengan nada memohon.
"Gamau tau, mama gamau kamu ketemu dia lagi." ucap Mama kelia dan kembali sibuk dengan headphonenya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Kelia menghela nafas berat dan pergi ke kamarnya dan melemparkan dirinya ke kasur. dengan kesal Kelia memukul boneka beruang yang lebih besar darinya berulang kali.
"kok gaboleh sihh!! aaaa!!" teriak Kelia dengan suara yg sengaja dikecilkan agar tidak terdengar sampai keluar namun tetap terdengar nada kesal di teriakan itu.
Setelah selesai tantrum dan memukul semua boneka tak bersalah dikamarnya Kelia kecil itu tertidur pulas.
Besoknya, tak terduga... Heinry membawa ibunya ke rumah milik Kelia. Pas sekali hari itu adalah hari sabtu, dan mama Kelia ada dirumah.
"Eh? Bu?" Ucap Mama Kelia dengan nada kaget kepada Ibu Heinry.
"Hehe, iyaa buu.. apa kabarnyaa? ini saya mau silahturahmi sebetar sekalian nemenin anak saya main sama kelia, katanya takut.." Ucap mama Heinry dengan senyum cerah
Heinry yang dibelakang ibunya pun tersenyum pada Kelia yang bingung dengan keadaan sekarang.
Mama Heinry mengajak mama Kelia berbicara. Sementara Heinry mengajak Kelia untuk jalan bersama keluar. Saat mereka berhasil keluar bersama setelah sekian lamanya, Heinry tersenyum bangga pada dirinya sendiri kepada Kelia sembari menyisir rambut nya yang fluffy itu.
"Aku pinter kan?" Tanya Heinry dengan bangga, Kelia tertawa kecil dan mengangguk. Heinry mengelus pipi Kelia dengan lembut selayaknya seorang pangeran di cerita cerita fiksi semasa kecil.
Mereka kembali bersama kembali setelah kejadian itu, Heinry dan Kelia kembali bersama.
☆☆☆
Terimakasih untuk para readers yang telah men-suport cerita ini, kami harap kalian tidak akan pernah bosan dengan cerita in♡
Tolong beri saran dan masukan yaa untuk cerita kami kedepannya!!!
Terimakasih juga untuk kalian yang sudah vote dan komen...