Azura membuang nafas, suasana hatinya tidak baik, rasa lelah membuat Azura menangis tanpa sebab. "sendiri lagi" Lirihnya, dengan cepat mengusap air matanya yang terus mengalir.
Azura melemparkan tas berisi, notebook, iPad, ponsel dan beberapa benda penting lainnya, di atas sofa, dengan segera dirinya masuk ke dalam kamar, kemudian bersembunyi di balik selimut.
Rasanya ia ingin menendang pintu, memecahkan kaca, kemudian melempar sofa ke atas langit. Tetapi, Azura sadar diri karena dirinya hanya seorang perempuan dengan tubuh kurus, tidak mungkin mengangkat sofa sebesar itu.
Azura ingin makan, tetapi tidak mau memasak atau memesan sesuatu, ia ingin di perhatikan bukan di abaikan, setiap hari Azura harus memasak, kemudian memakannya seorang diri, setidaknya jika tidak di temani, Keenan seharusnya peka untuk menyediakan makanan di atas meja.
Mendengar bel rumah yang terus berbunyi membuat Azura kembali mendengus kesal. "Cih baru pulang" Kesalnya.
Azura berjalan lesu, keluar kamar dengan penampilan berantakan, mata yang merah, juga kemeja yang terlihat sedikit kusut.
Azura sedikit terkejut saat melihat monitor pintu, ternyata yang datang adalah Jearsa. "LOH KAK ARSA" Ucapnya panik.
Azura berlari ke arah cermin melihat penampilannya yang nampak seperti singa yang baru keluar dari kandangnya, karena sebelumnya berguling-guling di atas kasur. Azura bingung sendiri, tidak mungkin jika harus mandi, kemudian membuka pintu.
"Oke tenang Zura kamu pasti bisa!" Azura meyakinkan diri.
Meskipun sedikit gugup Azura membuka pintu, dan mendapati Jearsa yang tersenyum manis ke arahnya.
Jantung Azura mulai berdetak tak beraturan, karena sudah lama tidak melihat Jearsa yang selalu membuatnya berbinar kagum.
"Hai" Sapa lelaki itu, Jearsa menatap kedua netra milik Azura yang nampak memerah.
Ada rasa khwatir di dalam dirinya, tetapi Jearsa tidak mungkin bertanya karena tidak ingin membuat Azura risih.
"K-kak, bang Keenannya gak ada di rumah" Jawab Azura terbata-bata.
"Gak apa-apa aku mau ketemu kamu, bukan ketemu Keenan" Jawab Jearsa.
DEG
Azura menggulum senyum seraya mempersilahkan Jearsa untuk masuk ke dalam rumahnya. "Masuk kak"
Jearsa mengangguk, lelaki itu mengamati rumah yang 1 tahun lalu ia kunjungi. Namun ternyata tidak ada perubahan. Sepertinya kata sandi rumahnya pun masih tetap sama.
"Kak, aku boleh mandi dulu kan?" Azura merasa tidak enak hati, karena ia baru saja pulang, badannya terasa lengket dan bau setelah seharian di luar, tidak lucu jika Jearsa merasa tidak nyaman karena penampilan Azura yang berantakan bukan.
"Boleh" Jearsa menjawab diiringi anggukan.
Setelah mendapatkan izin, Azura secepat mungkin pergi dari hadapan Jearsa untuk membersihkan diri.
Jearsa tersenyum melihat bagaimana Azura bersikap canggung terhadap dirinya, padahal sebelumnya Azura selalu cerewet, selalu memperlakukan Jearsa selayaknya saudara laki-lakinya.
Jearsa berjalan ke arah meja makan, menata makanan yang baru saja di belinya, karena Keenan bilang Azura selalu lupa untuk mengisi perutnya.
20 menit berlalu. Azura mengenakan pakaian tidur berwarna merah muda, perempuan itu memperbaiki penampilannya sebaik mungkin.
Azura mulai melangkah keluar kamar, tetapi langkahnya terhenti saat hendak mendekat ke arah Jearsa, Azura menutup mulutnya tidak percaya, ia merasa senang dalam hatinya karena ternyata Jearsa membawa banyak makanan kesukaannya.
"Sini makan, kamu belum makan, kan?" Tanya Jearsa yang langsung menghentikan kegiatannya, saat sedang memainkan ponsel genggam miliknya.
Azura mengangguk, betapa senangnya dia bisa kembali merasakan makan bersama lelaki yang selama ini ia rindukan.
"Yang jadi istri kak Arsa beruntung banget bisa liat wajah ganteng tiap hari" Ucapnya tiba-tiba.
Jearsa tertawa kemudian menutup mulutnya dengan punggung tangan. "Serius?" Jearsa tidak berhenti tersenyum.
"I-iya lah.." Jawabnya malu-malu.
"Yaudah makan" Jearsa memotong kecil steak miliknya. Lelaki itu kemudian mengulurkan tangan, berniat untuk memberikan suapan pertamanya pada Azura.
Dengan senang hati Azura menerima suapan Jearsa, perempuan itu merasakan kupu-kupu yang kini berterbangan di dalam perutnya.
Jearsa mengambil kembali potongan steak tetapi kali ini dirinya yang menyantapnya, membuat Azura tersedak, karena alat makan yang Jearsa gunakan itu bekas makan Azura.
"Uhuk-uhuk" Perempuan itu menepuk-nepuk dadanya.
"Makannya pelan-pelan aja, gak aku abisin kok" Jearsa memberikan segelas air pada Azura.
Azura segera meminum air pemberian Jearsa. Azura kembali meletakkan gelas, sedikit melirik ke arah Jearsa yang tengah memperhatikannya dengan alis terangkat.
"Lanjut makan aja kak" Azura segera mengambil garpu untuk menyantap makanannya.
Setelah menyelesaikan makan dan perbincangan ringan, Jearsa melirik benda pipih miliknya dan melihat waktu yang menunjukkan pukul 10.40 PM.
"Zura" Panggil Jearsa membuat sang pemilik nama menjawab.
"Iya?"
"Udah malem, tidur" Ucap Jearsa, tidak ingin membuat Azura tidur terlalu malam karenanya.
Lelaki itu kembali merapihkan meja makan, membuat Azura mengurungkan niat untuk kembali ke kamarnya.
"Kak, aku aja yang beresin, kak Arsa mau pulang kan?"
"Gak usah, kamu ke kamar aja" Lirihnya. "Aku juga gak akan pulang" Lanjutnya dengan tangan terangkat, untuk memberikan sedikit belaian pada surai Azura.
Azura mengangguk, meskipun sedikit terkejut karena Jearsa ternyata tidak akan pulang, tetapi Azura berpikir, mungkin Jearsa sengaja ingin menunggu Keenan kembali.
"Oke" Azura berjalan dengan langkah yang cepat ke arah kamarnya.
Jearsa tersenyum. Melihatnya saja membuatnya salah tingkah, lelaki itu mengusap wajahnya, menggulum senyum karena merasa jika Azura sangat lucu hingga dirinya tidak dapat menahan senyum. "Ah bisa apa gue" ucapnya "Bisa gila" Lanjutnya.
02.30 PM
Jearsa berjalan ke arah kamar Azura yang nampaknya tidak di kunci, karena Keenan bilang ia tidak akan pulang, maka Jearsa memutuskan untuk menginap, dan tidur di kamar Keenan, tetapi pikirannya terus berputar saat dirinya sedang di dekat Azura, hingga akhirnya Jearsa berpikir untuk melihatnya sebentar saja.
Saat Jearsa membuka pintu kamar Azura, ia menemukan Azura yang terbaring tanpa selimut. Dengan hati-hati Jearsa melangkah tanpa menciptakan suara, seperti seorang maling, karena Jearsa memang memiliki niat untuk mencuri satu kecupan dari Azura.
Saat dirinya sudah terduduk di atas ranjang, Jearsa menarik selimut menutupi tubuh Azura. Jearsa tersenyum ia mengelus lembut rambut Azura. Kemudian mendaratkan bibirnya pada ranum milik Azura.
Cup
"Your first kiss belong to me" Bisiknya.
𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟
GIMANA EUY?
KAMU SEDANG MEMBACA
U'RE19 || Na Jaemin [REVISI]
Fanfiction[1] "Zura udah 19 tahun sekarang, lo masih mau nunggu?" Tanya Keenan sambil meneguk cappuccino hangat miliknya. Jearsa menyibak rambut kemudian sedikit meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku karena dinas malamnya yang cukup menguras tenaga, l...