Azura mencari keberadaan Jearsa yang entah menghilangkan kemana, perempuan itu berjalan dengan tongkat yang Jearsa sediakan, untuk memudahkan Azura berjalan.
Sebenarnya Azura tidak tahu kapan Jearsa membelinya, karena tongkat yang di pakainya tiba-tiba ada di samping ranjang.
Perhatian Azura teralihkan saat melihat beberapa sticky note yang menempel di kulkas, Azura mencabut salah satunya, kemudian membaca tulisan yang nampak rapih, tidak terlihat seperti tulisan dokter pada umumnya.
"Jangan keluar rumah, makanan udah di siapin di meja makan, aku juga udah konfirmasi ke dosen kalo kamu gak masuk hari ini" Azura sontak melirik ke arah meja makan, dan benar saja, semuanya sudah di sediakan.
Tetapi bagaimana cara Jearsa membuatkan surat untuk perkuliahannya, apakah mengaku sebagai kakak? atau Keenan yang membuat dan Jearsa yang mengirim? Azura menggelengkan kepala heran.
Azura mengambil tiga sticky note yang masih tersisa dan membacanya satu persatu. "Kalo mau camilan ambil di kulkas, di laci juga ada cari aja" Azura membuka kulkas. Perempuan itu langsung di suguhkan dengan banyaknya makanan dan minuman, bahkan ice cream pun memenuhi isi freezernya.
Azura kembali membaca. "Oh iya.. aku udah beli redvelvet cake, lebih enak dari yang kemaren!!" Azura tersenyum, bagaimana bisa Jearsa semanis ini.
Jatungnya semakin berdetak tak karuan, pipinya memerah dan senyumnya tidak dapat lagi di sembunyikan. Azura memukul meja berkali-kali salah tingkah.
"kata Keenan kamu suka nonton, jadi kalo bosen kamu nonton Netflix aja, udah di sediain kok" Pesan terakhir dari Jearsa membuat Azura tersenyum penuh kemenangan.
Jika di rumah Keenan tidak mengizinkan Azura terlalu lama menonton, Azura harus terus belajar. Tetapi, di sini Azura di izinkan untuk menguasai tv sepanjang hari.
Padahal Jearsa jarang menonton, hanya membaca buku materi saja. Tv di rumahnya hanya di jadikan untuk pajangan.
"Kalo mau minta tolong panggil aja ya" Ucap seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba menghampiri Azura.
Jika di lihat-lihat penampilannya cukup memprihatinkan, karena umurnya sudah menginjak 63 tahun.
"Eh? iya makasih" Jawab Azura sedikit menunduk.
Wanita paruh baya itu ikut tersenyum, ia pergi meninggalkan Azura seorang diri, untuk melakukan pekerjaan lainnya.
𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟
Jearsa memeriksa beberapa rekam medik yang tidak pernah habis, jika satu selesai maka akan datang lagi masalah lainnya.
"Udah abis kan? atau masih ada?" Tanya Jearsa pada seorang perawat yang memberikan rekam medik setiap ruangan. "Sudah selesai dok makasih"
"Iya" Jawab Jearsa, langsung keluar dari dalam ruangan, tidak sedikit orang yang selalu memanggil Jearsa hanya untuk sekedar membicarakan hal tidak penting.
"Dok!" Panggil seorang wanita paruh baya yang sudah tinggal selama satu minggu di sana.
"Iya?" Jearsa mendekat karena berpikir jika wanita paruh baya tersebut mungkin membutuhkan sesuatu, atau ingin mengadukan keluhan.
"Saya punya anak perempuan, dokter belum nikah kan?"
Ini adalah salah satu contoh pertanyaan yang sangat Jearsa hindari, Jearsa tersenyum kemudian menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu. "Maaf bu saya sudah punya istri, anak saya sudah 3" Jawab Jearsa sedikit menunduk, lalu menjauh.
"Permisi" Jearsa berlalu begitu saja.
Melihat seseorang melambaikan tangan Jearsa sedikit berlari kecil untuk mendekat. "Dok di panggil pak Ashlan" Bisik salah satu rekan Jearsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
U'RE19 || Na Jaemin [REVISI]
Fanfiction[1] "Zura udah 19 tahun sekarang, lo masih mau nunggu?" Tanya Keenan sambil meneguk cappuccino hangat miliknya. Jearsa menyibak rambut kemudian sedikit meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku karena dinas malamnya yang cukup menguras tenaga, l...