Azura terus memeriksa jam tangannya, lama sekali rasanya, dosen di hadapannya itu biasanya tidak memakan waktu selama ini, kenapa hari ini lama sekali.
"Heh apaan sih lo, diem meja gue gerak-gerak" Feya mendiamkan lutut Azura yang tidak berhenti bergetar.
"Lama banget Fey" Bisik Azura tidak sabar, ia memiliki rencana hari ini bersama Jearsa, mungkin sekarang Jearsa sudah menunggu di luar.
"Pak kapan selesainya?" Feya langsung speak up saat Azura terus mengusiknya.
"Woi, gak gitu juga" Bisik Azura panik, karena duduk bersebelahan dengan Feya.
"Ini sudah selesai Feya, semuanya, terimakasih atas waktunya, pelajaran kita untuk hari ini sampai di sini" Segera pria itu pergi dari dalam ruang kelas.
Tidak di sangka, ucapan Feya langsung membuat dosen muda itu keluar tanpa menegur atau memarahi Feya.
"Kok bisa Fey? keren" Azura mengacungkan jempol, tepat di wajah Feya.
"Sekalian aja masukin ke lubang idung gue itu jempol" Feya menepis tangan Azura dengan senyum miring."Dia pacar gue"
Azura reflek menghindar, ternyata rahasia yang disembunyikan Feya lebih besar dari pada rahasianya.
"Hah?" Azura menganga.
"Besok deh gue ceritain, sekarang mau jalan" Feya berjalan dengan sedikit tepukan pada pundak Azura.
Elvano memasukkan coklat ke dalam mulut Azura yang masih terbuka. "Bisa bicara bentar gak?"
Tidak ada Jawaban, Azura mendiamkan Elvano sambil mengunyah coklat yang tiba-tiba masuk ke dalam mulutnya, ia membereskan barang-barangnya tanpa melirik. menganggap lelaki itu tidak ada, Azura masih marah pada Elvano.
"FEY, TUNGGU BENTAR DEH" Teriak Azura membuat Feya memundurkan langkahnya.
"Apa?"
"Sini" Azura menarik tangan Feya ke sudut ruangan.
Elvano tidak ingin tertinggal, lelaki itu ikut merapat bersama kedua perempuan yang sedang saling berbisik.
"Apasi El" Feya mendorong pantat Elvano menjauh.
"Mau denger juga" Elvano mendekatkan kepalanya pada kepala Feya dan Azura.
"Ini percakapan cewe El" Azura menatap sinis ke arah Elvano, membuat lelaki itu tersenyum malu.
"Fey, lo pernah ciuman sama pak Liam?" Bisik Azura.
Feya mengerutkan alis, pertanyaan macam apa yang Azura tanyakan. "Heh mesum lo, gak lah paling cium pipi kiri, kanan, dahi atas, ciuman pertama gue ya buat suami"
Azura langsung menelan Saliva saat mendengar ucapan Feya. "Kenapa lo mau ciuman sama El kah? dia ngajak lo?" Feya langsung melirik ke arah Elvano dengan tatapan tajam.
Elvano menaikkan kedua bahunya, bertanya-tanya dengan maksud dari tatapan menyeramkan itu.
"ENGGAK LAH" Azura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia gelagapan. "Udah lo pergi aja pak Liam nunggu"
Azura segera mendorong punggung Feya untuk menjauh dari hadapannya. "Sana cepet pergi"
"Eee, yaudah duluan ya" Feya melambaikan tangan, dengan langkah yang semakin menjauh.
Azura mengangguk, segera perempuan itu mengambil tas, berlari meninggalkan ruangan kelas, di ikuti Elvano. "Tunggu dong Ra" Elvano berjalan mengikuti langkah Azura yang rusuh.
Selama perjalanan Elvano tidak berhenti mengikuti Azura dengan banyaknya kata maaf yang dilontarkan. "Aku harus gimana biar kamu maafin aku Ra" Elvano terus merengek di hadapan Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
U'RE19 || Na Jaemin [REVISI]
Фанфик[1] "Zura udah 19 tahun sekarang, lo masih mau nunggu?" Tanya Keenan sambil meneguk cappuccino hangat miliknya. Jearsa menyibak rambut kemudian sedikit meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku karena dinas malamnya yang cukup menguras tenaga, l...