Lisa hanya menghela nafasnya saat itu ketika tatapannya bertemu dengan Jimin. Seharusnya Lisa tak usah menyetujui ketika Jimin memintanya untuk ikut bersamanya dan menemaninya. Lisa tentu tahu bagaimana tatapan pria itu, ditambah dengan wajah tak bersahahat yang Jimin sedang tunjukkan saat ini.
Namun Lisa memilih untuk tetap fokus dengan pekerjaannya saat ini dan beralih pandang, berusaha untuk mengikuti seluruh arahan dari sang fotografer di sana yang terus memotret dirinya.
Sementara Jimin hanya berusaha untuk tetap tenang dalam duduknya sembari menyeruput ice-americano yang ada di tangannya saat ini. Jika tak ada orang-orang di sekitarnya, mungkin Jimin tak akan berpikir dua kali untuk beranjak dari duduknya dan membawa Lisa pergi begitu saja.
"Tatapanmu sudah seperti akan membunuh saat ini, Jung Jimin. Tersenyum setidaknya sedikit saja."
Ucapan Hyunjae yang tetap berdiri di sampingnya sama sekali tak membuat Jimin goyah. Sementara Hyunjae hanya bisa berhela--sesekali akan menarik senyumnya ketika beberapa staf yang berada di ruangan itu mengenali Jimin dan menyapanya walaupun Hyunjae tahu Jimin seolah tak mendengar sapaan itu.
"Jika membunuh bukan perbuatan ilegal, aku pasti sudah akan melakukannya. Apa hyung tak melihat bagaimana kekasihku di sana diapit oleh dua pria? Apa mungkin jika aku tersenyum sekarang?!"
Astaga, Hyunjae sungguh akan gila jika Jimin bersikap kekanakan seperti ini. Selama menjadi manajernya, Hyunjae sama sekali tak menemukan kesulitan yang rumit untuk menangani Jimin. Faktanya, image yang selalu Jimin tampilkan di depan publik tak terlalu berbeda jauh dengan kepribadiannya saat berada di belakang kamera.
Tapi Jung Jimin yang sedang jatuh cinta dan dalam rasa cemburunya saat ini begitu sangat menyebalkan. Selama ini, Jimin tak pernah datang padanya dan menanyakan tentang gadis yang ia sukai, atau seseorang yang tengah menarik perhatiannya. Hyunjae hanya berpikir jika Jimin itu terlalu mencintai pekerjaannya sehingga wanita manapun masih belum bisa menyentuh hatinya saat ini. Dirinya bahkan sudah melihat beberapa kali Jimin menolak ketika beberapa artis ataupun penyanyi wanita mencoba untuk lebih dekat dengannya.
Dan sekarang, Hyunjae mengetahuinya. Jimin masih belum bisa untuk melupakan kekasihnya saat dirinya berada di bangku SMA. Dan sedikit terkejut ketika mengetahui jika kekasih Jimin dahulu adalah seorang model ternama bernam Min Lalisa. Mungkin memang benar apa yang selalu dikatakan orang-orang di luar sana. Jika mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama oleh Tuhan, mereka akan tetap bertemu mau dengan cara apapun.
"Aku tidak bisa diam saja seperti ini!" Jimin beranjak dari duduknya saat itu, meletakkan begitu saja gelas minumannya.
Sementara Hyunjae dengan cepat menahannya, menatap Jimin dengan terkejut. "Apa yang kau lakukan?!"
"Ck, tentu saja membawa Lisa bersamaku."
"Kau gila, huh?!" Hyunjae masih berusaha untuk tak berteriak atau suara keras saat ini--masih menyadari dimana posisi mereka dan menekan semua perkataannya. "Ini masih di dalam studio, Jimin. Kau bahkan melewati latihanmu hari ini dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Jadi berhenti bersikap kekanakan dan jangan melakukan hal-hal yang gegabah!"
Jimin baru menyadari sikapnya saat itu--apalagi dirinya pun mulai menyadari pandangan dari beberapa staf yang berada di studio saat ini. Berhela dan melepaskan genggaman Hyunjae padanya.
"Maafkan aku, hyung. Aku akan pergi sebentar untuk mencari angin."
Dan Jimin berlalu saat itu, dengan Hyunjae yang tetap mengikutinya. Tentu saja kepergian Jimin saat itu tertangkap mata oleh Lisa, namun tetap tak bisa berbuat apapun dan kembali fokus pada pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
we got married ❌ jimlice
Fanfiction[18+] ✔ Jung Jimin, 25 tahun. Seorang idol ternama yang digilai banyak kaum hawa. Berbakat tentunya sudah pasti, bahkan tur konser dunia telah ia rampungkan tak lama setelah dia melakukan debutnya sebagai penyanyi idol. Di sisi lain, seorang Min Lal...