9

113K 1.4K 30
                                    


"Woy, Bianca! Seriusan lo sama Sarga?!"

Baru saja Bianca memasuki kelasnya, semua mata tertuju padanya dan Maudy serta Hanni menghalangi jalannya.

"Jawab Bi! Kok bisa sih?! Lo nggak cerita sama kita juga!" heboh Maudy.

"Ck, Dy sabar kenapa sih. Duduk dulu, Bi," seru Hanni.

Bianca pun duduk dibangkunya, dihadapannya Maudy dan Hanni sudah membalikan bangku menghadapnya menunggunya untuk bercerita.

Bianca menghela nafasnya. "Temen doang."

Mata Maudy mengerjap tidak percaya. "Wah gila, mana ada temen sampe pangkuan gitu?!"

"Sorry, gue nggak percaya, Bi," sahut Hanni juga.

"Eh, tapi lo tau namanya Sarga?" Bianca baru menyadarinya. Sebab username instagram Sarga tidak memakai nama depannya hanya belakangnya saja.

"Rata-rata anak sekolah kita tau siapa Sarga. Doi kan kapten basket, udah gitu anak tunggal kaya raya. Ke sekolahnya aja naik mobil Bugatti gitu bikin cewek makin tergila-gila sama dia. Udah ganteng terus kaya lagi. Siapa yang nggak mau?" jelas Maudy.

"Lo beruntung Bi, bisa duduk di pangkuanya walau cuman temen," seru Hanni.

"Temen apa temen. Temen tidur kali," celetuk Maudy terkikik, begitupun dengan Hanni.

"Dia ngasih ide buat manasin Pak Devan biar nyesel udah ngerendahin gue begitu," ucap Bianca.

Permasalahan Devan dan Bianca sudah diketahui oleh kedua sahabatnya.

"Keren juga ya Sarga. Duh gue mau deh digituin juga." Maudy berandai-andai.

"Duh gue juga mau, mau duduk di pangkuan Sarga gimana rasanya," ucap asal Hanni yang dihadiahi pukulan pelan oleh Bianca.

"Ngaco lo!"

"Cie cemburu ya?"

"Nggak!"

"Cemburu itu mah."

"Berisik!"

***

"Itu Sarga bukan sih?"

"Sarga anak sekolah sebelah? Wah gila, ngapain dia ke sini ya?"

"Lo pada gatau? Dia ke sini jemput pacarnya si Bianca. Kemaren Sarga upload foto dia lagi mangku Bianca."

"Beruntung banget si Bianca."

"Couple goals. Satunya cantik kebangetan, satunya ganteng ugal-ugalan."

Dan begitulah celetukan para siswa yang melihat kehadiran mobil Sarga di lobby sekolah. Bianca yang melihat itu semua pun memutar matanya.

"Tebar persona," decak Bianca saat Sarga keluar dari mobilnya, masih berbalut seragam sekolah dengan kaca mata hitam.

"Ganteng banget, anjir deh." Mata Maudy tidak lepas dari Sarga yang berjalan ke arah mereka.

"Dia nyamperin lo, Bi," ucap Hanni pelan.

Saat Sarga sudah di hadapan Bianca ia mengulurkan tangannya, "Yuk."

Bianca sempat melirik sekitar yang terang-terangan menonton dirinya dan Sarga. Bianca pun menggengam tangan Sarga membuat pekikan terdengar salah satunya sahabatnya juga memekik girang.

Sarga tersenyum tipis melihat wajah Bianca yang merona malu. Tanpa mereka sadari, seseorang pria berjalan diantar mereka dan berhenti di hadapan mereka.

"Permisi. Kalian menghalangi jalan." Suara berat itu membuat Sarga dan Bianca menoleh, tidak hanya mereka orang disekitar pun melihat Devan dengan raut wajah datar dan menyeramkan.

Bianca tidak mau berurusan dengan Devan, ia memilih diam dan menarik Sarga berjalan saja.

Namun sebelum itu terjadi, Devan sudah mengucapkan kata-kata yang membuat Bianca sakit hati.

"Lain kali, kalau ingin pacaran jangan di tengah jalan umum seperti itu. Apalagi bermesraan di depan umum, menjadi contoh yang buruk. Kamu suka membully, sekarang suka memamerkan kemesraan kamu di hadapan publik?  Jika saya guru BK maka saya akan panggil kedua orang tua kamu yang pasti tidah tahu kelakukan putrinya yang nakal dan tidak bermoral."

Maudy dan Hanni ikut menahan nafasnya. Udara sekitar tiba-tiba menjadi sesak bagi Bianca. Ia mencoba menahan air matanya.

Untungnya Sarga langsung merangkul Bianca, melanjutkan jalannya tanpa peduli jika Devan mencapnya tidak sopan.

Pria itu sudah terlalu sering menyakiti Bianca dan Sarga tidak suka cara Devan berbicara secara gamblang di tempat umum seperti itu. Itu sama saja dengan mempermalukan harga diri Bianca.

Bianca diam saja saat mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil Sarga. Entah Sarga mau membawanya kemana, otaknya seolah tidak mencerna sesaat.

Bianca mengerjap saat mobil Sarga memasuki sebuah basement. "Ini dimana?"

"Apart gue."

Mata Bianca melotot. "Lo jangan macem-macem ya!"

Sarga hanya melirik Bianca. "Ck, otak lo kotor."

"Terus mau ngapain lagi?!"

"Ya, liat aja nanti di atas. Nggak usah panik gitu kaya kita nggak pernah begituan aja malem itu."

"H-hah?" Bianca terkaget. "Begituan apa?! G-gue sama lo?!"

Sarga yang sibuk memundurkan mobilnya untuk parkir pun hanya mengangguk santai.

Bianca menggeleng. "Gue nggak percaya!"

"Yaudah." Sarga melepaskan seatbeltnya. "Yuk."

Melihat Bianca yang diam saja dengan raut ketakutan pun, Sarga terkekeh pelan. "Bercanda doang."

Bianca masih terdiam.

"Kita nggak pernah having sex, oke? Gue baru nyium bibir lo doang. Pengennya lebih dari itu sih, kalau bisa keringetan bareng di apart gue mau?" ucap Sarga santai.

"Gila lo!" Bianca jadi ketakutan, takut Sarga melakukan sungguhan.

Sarga terbahak melihat raut wajah Bianca yang percaya akan ucapannya. "Just kidding. Yakali, Bi. Gue bukan cowok yang brengsek kaya gitu. Walaupun gue nakal tapi gue anti nakal ke cewek. Baru lo doang yang gue giniin. Yaudalah, yuk ke atas, gue mau masakin sesuatu buat lo."

***

Vote dan commentnya jangan lupa 🤲🏻

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang