2.

650 78 11
                                    

Typo bertebaran.



















Jam sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Tapi jisoo masih berkutat dengan beberapa buku. Matanya sudah merasakan kantuk yang luar biasa tapi masih enggan terpejam. Sampai derit pintu mengalihkan atensi jisoo. Jihyun masuk dengan wajah datarnya lalu membelai surai jisoo dengan lembut. Itu sudah hal biasa yang di lakukan wanita itu.

"Mama tidak mau dapat laporan kalau nilai kamu jelek. Mulai besok kamu harus ikut bimbel nya bae joohyun. Mama sudah menghubunginya beberapa hari yang lalu. Tapi wanita itu ada urusan di busan makanya belum membuka bimbel nya. Tapi hari ini dia sudah kembali ke seoul. Khusus untuk kamu,joohyun yang akan pegang. Ingat choi jisoo,mama ingin kamu tetap menjadi nomor satu. Kalau peringkatmu sampai turun,mama tidak akan mengakui kamu sebagai putri mama. Ingat itu"senyum jihyun seraya mengecup puncak kepala jisoo lembut.

"Tudurlah. Sudah malam. Bisa kamu lanjutkan besok pagi belajarnya".imbuh jihyun. Setelahnya wanita itu pun melenggang keluar dari kamar jisoo.

Sementara jisoo meremas kuat buku yang dia pegang. Selalu saja begitu. Mama nya akan mengancamnya kalau peringkatnya sampai turun. Selalu saja begitu. Dan itu benar-benar membuat dirinya terasa tertekan sekali. Sejak masuk sekolah dasar jihyun memang sudah menekankan supaya jisoo selalu mendapat nilai bagus. Begitu juga sekolah menengah pertama. Jihyun memasukkan dirinya pada bimbel yang cukup ternama di auckland dulu. Dan sekarang,jisoo tahu sekali siapa itu bae joohyun. Pemilik bimbel ternama di seoul.

"Arghhhh"teriak jisoo. Untung saja kamarnya kedap suara.

















"Pulanglah nak. Biar bibi yang menjaga eomma kamu"pinta hye kyo pada sejeong yang wajahnya sudah terlihat lesu.

"Paman dan bibi akan menjaga eomma kamu. Besok kamu juga harus sekolah sejeong. Taehyung ah,bawa sejeong pulang. Lagi pula keadaan bibi jiwon sudah mulai membaik"pinta joongki. Taehyung pun menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita pulang. Besok sepulang sekolah kita jenguk bibi lagi"

"Apa tidak merepotkan paman dan bibi?"

"Kami tidak merasa di repotkan nak. Bagi kami jiwon adalah sahabat terbaik kami dan juga sudah kami anggap sebagai saudara kami"senyum hye kyo. Sejeong pun memeluk erat hye kyo.

"Terima kasih bi. Kami berhutang budi pada paman dan bibi"

"Tidak,jangan bicara seperti itu nak. Kamu sudah kami anggap sebagai putri kami sendiri"jawab hye kyo seraya melerai pelukannya.

"Jennie tadi menghubungi appa,dia di rumah sendirian. Lebih baik kalian langsung pulang. Makan malam juga sudah pelayan siapkan"

"Baiklah appa,kami pulang dulu". Taehyung dan sejeong pun langsung melenggang dari kamar rawat jiwon.

"Tadi pria itu menghubungi aku,malam ini dia tidak bisa menjenguk jiwon karena urusan pekerjaan"

"Tidak pria nya tidak wanitanya,pekerjaan yang nomor satu. Aku jadi kasihan sama putri mereka. Aku sempat dengar kalau putri mereka harus selalu berada di peringkat pertama. Bukankah itu sebuah tekanan untuk gadis itu"keluh hye kyo.

"Benar. Seharusnya taehyung dan jennie bersyukur karena kita tidak pernah menekan mereka. Tapi lihat...mereka malah seenak jidat sendiri"dengus joongki. Hye kyo pun terkekeh dan memukul pelan lengan sang suami. Kedua anaknya memang super aktif dalam membuat masalah.

"Setidaknya mereka tidak merasa tertekan memiliki orang tua seperti kita yang tidak pernah menekan mereka"imbuh hye kyo seraya memeluk lengan suaminya manja.

"Kamu benar"senyum joongki seraya membayangkan wajah gadis yang berekspresi datar saat hari pertama masuk sekolah. Mengingatnya membuat joongki menghela nafas pelan.
















Prang

Pyarrr

Jihyun melempar vas bunga ke arah foto keluarga kecilnya. Tak sampai di situ bahkan jihyun membanting guci mahalnya. Sementara sang suami choi soo hyun hanya bisa berdiri mematung melihat istri nya tengah mengamuk hebat di ruang tengah akibat sang istri sudah mengetahui fakta dirinya memiliki seorang wanita idaman lain. Bahkan setelah menikah pun,dirinya masih berhubungan dan menghasilkan seorang anak.

"Dasar pria brengsek. Selama ini aku sangat mempercayai kamu. Tapi apa yang kamu lakukan di belakang ku hah? Kalian berselingkuh di belakangku bahkan sampai menghasilkan anak haram choi soo hyun...dasar pria sialan. Di mana wanita dan anak haram itu hah?"teriak jihyun frustasi. Soo hyun memilih diam ketika sang istri memukuli dadanya.

"Kamu tidak dengar hah? Di mana anak haram itu hah? Anak hasil perselingkuhan kamu dan wanita jalang itu"maki jihyun.

"Diam kamu jun jihyun. Dia wanita baik-baik juga jangan sebut anak itu sebagai anak haram. Anak itu terlahir karena rasa cinta di antara kami tidak seperti anak kita yang terlahir karena onenight stand"jawab soo hyun dengan rahang mengeras.

"Apa?"jihyun pun tersenyum lirih dan tubuhnya meluruh,meremas kuat celana soo hyun.

"Jadi selama ini kamu menganggap jisoo hanya seorang anak yang terlahir karena ketidaksengajaan. Apakah kamu pernah menganggap jisoo sebagai putri mu hah? Jawab sialan"teriak jihyun dengan wajah murkanya. Menatap soo hyun tajam. Sang suami pun melengos,mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Jadi benar,selama ini kamu mungkin tidak menganggap keberadaan jisoo. Urusan sekolah saja aku yang turun tangan. Bahkan untuk"

"Kamu seharusnya sadar diri sejak kita di jodohkan. Aku sudah memiliki wanita idaman lain. Bahkan setelah menikah pun,kami masih berhubungan. Kamu tau kan sekarang"decih soo hyun.

"Sejujurnya aku dari awal tidak menyetujui perjodohan ini tapi orang tua ku memaksaku. Mau tak mau aku terpaksa menerima perjodohan kita jun jihyun. Jangan pernah panggil anakku dengan sebutan anak haram"tekan soo hyun.

"Tapi nyatanya anak itu memang anak haram. Anak hasil hubungan gelap kalian. Kalian benar-benar sampah choi soo hyun"decih jihyun.

Tanpa mereka sadari jisoo tengah meremas kuat jemarinya dan air matanya menetes deras. Jadi papa nya lebih sayang sama anak hasil hubungan gelapnya dengan wanita itu.

"Aku akan membunuh wanita itu juga anak sampah kalian"ucap jihyun dengan rahang mengeras dan tatapan yang sangat tajam.

"Berani kamu menyentuh mereka berdua,aku akan membunuhmu jun jihyun"balas soo hyun tak kalah tajam. Bahkan soo hyun mencengkram kuat rahang jihyun seraya menatap istrinya dengan tajam.























Jennie memasuki kantin sekolah dengan wajah berserinya. Apalagi melihat jisoo yang tengah menikmati makan siangnya. Dengan langkah cepatnya jennie pun berjalan ke arah jisoo lalu mendudukkan pantatnya tepat di kursi depan jisoo.

"Tadi aku ke kelas eonni mencari eonni mau ku ajak makan siang. Eh ternyata eonni sudah berada di kantin"cengir jennie. Tapi sayangnya jisoo sepertinya tidak memiliki minat untuk membalas ucapan jennie buktinya jisoo tengah menikmati makan siangnya dengan lahap. Mungkin karena tadi pagi dirinya belum sempat sarapan akibat pertengkaran papa dan mamanya.

Sementara jennie menelisik wajah jisoo. Sepertinya mood jisoo sedang tak baik-baik saja.

"Bagaimana kalau sepulang sekolah kita jalan-jalan ke mall eon"tawar jennie. Jisoo pun menghentikan makannya dan meletakkan sendoknya.

"Aku tidak seperti diri mu dan yang lainnya". Setelah mengucapkan hal itu jisoo pun langsung berdiri dan melenggang dari kantin.

"Aku tidak tahu maksud jisoo eonni apa. Aku hanya jenuh di mansion sendirian karena kedua orang tua ku juga taehyung oppa menjaga bibi jiwon eomma nya sejeong di rumah sakit"teriak jennie yang berhasil menghentikan langkah jisoo.

"Jadi apakah eonni mau? Kebetulan yuta oppa juga sedang sibuk"cengir jennie. Jisoo pun menoleh ke arah jennie dan mengangguk sekilas. Sementara jennie sudah meloncat kegirangan. Ini adalah awal pendekatannya dengan jisoo sebelum dirinya benar-benar menjadikan choi jisoo sebagai kakak iparnya.



Tbc

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang