10.

406 66 30
                                    

Typo bertebaran.




































Tanpa sadar air mata jisoo menetes setibanya di luar restauran. Dirinya tadi berusaha kuat di depan choi soo hyun tapi nyatanya setelah keluar dari restauran itu air matanya menetes deras. Sebegitu tidak berhargakah dirinya bagi choi soo hyun,sang papa. Hingga pria itu tidak memikirkan kebahagiaannya. Kenapa bagi pria itu yang di pikirkan hanya kebahagiaan sejeong sedangkan dirinya juga putrinya?

Tubuh jisoo gemetaran sampai ada seseorang yang merangkul bahunya dan menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil. Jisoo tau pria itu kim taehyung karena hari ini pria itulah yang akan mengantarkannya ke tempat bimbel. Dan semua itu juga atas persetujuan sang mama karena jaehyun kebetulan hari ini menemani jihyun untuk menemui klien,membicarakan kerja sama antar perusahaan.

"Minumlah sayang". Taehyung pun membukakan botol air mineral dan menyodorkannya pada jisoo. Taehyung sendiri mendengar langsung pembicaraan antara jisoo dan papanya. Katakanlah dirinya cinta buta,walaupun di manfaatkan oleh jisoo yang penting dirinya memiliki gadis cantik itu. Mungkin dirinya bisa di katakan bulol,bucin tolol. Tapi tak apa kalau untuk jisoo.

"Aku tau kamu pasti mendengar pembicaraan antara aku dan papa ku. Aku sudah tidak peduli kamu menganggapku gadis seperti apa. Aku"

Ucapan jisoo terhenti saat taehyung membawa jisoo ke dalam pelukannya. Mengelus surai jisoo dengan lembut.

"Aku tak peduli kalau pun kamu belum menyukai ku saat ini jisoo ya,aku akan berusaha membuat kamu menyukai ku bahkan mencintaiku sangat. Yang terpenting buat aku,aku akan selalu berada di samping choi jisoo. Apalagi saat choi jisoo membutuhkan teman untuk berkeluh kesah. Bahu ku siap jadi sandaran untuk choi jisoo."ucap taehyung serius. Jisoo pun mengeratkan pelukannya dan tersentuh akan ucapan taehyung.

"Terima kasih"

"Apa? Aku tidak dengar. Coba ulangi lagi"goda taehyung.

"Aku tidak mengatakan apapun. Mungkin telinga kamu yang rusak"dengus jisoo.

"Gengsi mu masih tinggi juga choi jisoo tapi aku tetap suka"kekeh taehyung. Jisoo pun melepaskan pelukannya dari taehyung dan berusaha memukul lengan pria bermarga kim itu. Tapi taehyung berusaha mencekal tangan jisoo. Jarak mereka cukup dekat. Bahkan jisoo bisa merasakan hembusan nafas taehyung. Entah reflek atau bagaimana jisoo memejamkan matanya dan di detik itu pula taehyung mendaratkan bibirnya di atas bibir jisoo. Belum ada pergerakan tapi pria itu masih betah menempelkan bibirnya. Sampai jisoo berinisiatif ingin menjauhkan dirinya tapi dengan gesit taehyung menarik tubuh jisoo dan kembali mendaratkan ciumannya. Bahkan taehyung melumat bibir jisoo,menelusupkan lidahnya ke dalam mulut gadis bermarga choi itu. Di rasa pasokan udara menipis,keduanya pun saling menjauhkan diri.

"Dan mungkin sekarang choi jisoo sudah mulai menyukaiku karena saat aku cium tidak menolak"goda taehyung.

"Itu reflek"sangkal jisoo. Taehyung pun tertawa dan mencubit pipi jisoo.

"Terserah nona jisoo yang memiliki ego tinggi"tawa taehyung.

"Mau sampai kapan kita di sini taehyung? Aku harus bimbel"

"Bolos bagaimana? Kita ke pantai"

"Tidak,kita ke tempat bimbel ku sekarang. Aku tidak mau kena omel mama,aku juga tidak mau mama memandamg kamu sebagai virus karena mengajak dalam hal keburukan"dengus jisoo. Taehyung pun menganggukkan kepalanya dan tak lupa tangannya menggenggam jemari jisoo.

Di sisi lain taehyung merasa bahagia karena hubungan mereka sudah mengalami kemajuan. Sepertinya jisoo juga sudah mulai terbuka dengannya.

"Baiklah tak masalah. Bagaimana kalau weekand kita kencan jisoo? Tidak mengajak lisa ataupun kekasihnya itu"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang