#001.

952 69 5
                                    


[  harsh words. OOC. minor DNI. write in bahasa indonesia. sorry for typo.  ]

📌 write by EILYNN.

📌 write by EILYNN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gua, Solar. Kapten dari club basket yang ada di sekolah gua, selain itu gua udah meraih banyak prestasi diluar sekolah. Gua pikir karena prestasi dan ketampanan yang gua miliki akan membuat gua semakin populer.

Ternyata gua masih kalah sama anak brandalan yang bisanya cuman bikin masalah, tukang bolos, dan pentolan sekolah. Cih, gara gara dia reputasi gua jadi turun.

Kalo dibandingin juga cakepan gua daripada dia. Apa yang bagus dari dia sampe dipuja puja para cewe? Karena gua merasa ini engga adil, gua jadi benci sama dia.

★★★★★

"Lar, bangun lar. Ayam goreng lu udah gua abisin." suara ini merupakan suara sang Abang dari Solar, bang Gamma yang sedang membangunkan sang adik.

"Lu kira gua bisa disogok pake ayam? Baru jam segini juga." jawabnya dengan malas, rasa kantuknya benar benar masih menguasai dirinya.

"Baru jam segini apaan, hampir jam tujuh lewat ini." dengan santai, ia menurup pintu kamar sang adik dengan perasaan yang..

"Ohh, jam tujuh..."

"APA?! JAM TUJUH?!! SIALAN LU BANG, KENAPA KAGA BANGUNIN GUAAA!???!" teriak sang adik membuat Gamma tersenyum jahat. Padahal udah dibangunin dari jam enam, masih aja kebo.

"HEH SEMBARANGAN, DARI JAM ENAM GUA BANGUNIN LU YA LAR. LU NYA AJA YANG KEBO!" balas Gamma sambil bersiap siap untuk pergi ke kantornya.

Sedangkan sang adik alias Solar, sudah panik karena pastinya gerbang sekolahnya sudah di tutup saat ini.

"Asu, asu! Nyesel gua semaleman begadang." Solar dengan cepat mengambilnya handuk untuk mandi. Dan tidak ada 10 menit, ia sudah keluar dari kamar mandi memakai seragam asal asalan yang penting wangi, betulinnya di sekolah aja.

Dengan kecepatan super, ia sudah tiba dimeja makan membuat Gamma kaget.

"Buset! Pake dukun mana lu bisa cepet begitu?" tanya nya bingung.

"Gua udah gamau basa basi. Udah ye bang, gua jalan dulu!" ucapnya sambil menggigit roti di mulutnya, lalu menyalakan motor sport nya menuju sekolah dengan kecepatan tinggi.

Sesampai di sekolah, benar saja. Gerbang sudah ditutup, membuatnya berdecak. Apalagi menemukan si 'gledek' yang Solar benci ikut terjebak dalam situasi ini.

"Ck, elu lagi elu lagi." decak Solar sinis ketika ia melihat Halilintar, si anak preman yang ia bicarakan tadi.

"Gua juga ogah kali liat muka lu." jawabnya malas.

"Minggir, gua pengen manjat nih tembok." titah Halilintar, membuat dahi Solar berkerut heran.

"Lah, terus tuh motor?"

#1. 𝐒𝐔𝐍 & 𝐌𝐎𝐎𝐍 ; halisol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang