1. Takdir

340 213 169
                                    

Mau sekeras apapun usaha kita, kalau sudah takdirnya seperti ini, mau bagaimana lagi?

-Amara-

Selamat membaca


---oo0oo---

Seorang gadis yang baru saja turun dari motor, melangkahkan kakinya memasuki kawasan SMP Tunas Bangsa. Hari ini terlihat begitu ramai, mungkin karena ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang, ditambah lagi dengan penerimaan peserta didik baru.

Begitu banyak siswa-siswi yang berbondong-bondong untuk memasuki gerbang sekolah. Ada yang berjalan dengan santai sembari berbincang dengan temannya, dan ada juga yang terburu-buru hingga menabrak beberapa orang yang dilewatinya.

Saat ini Amara sedang berada di bangku taman sekolah. Amara sengaja memilih tempat itu agar sedikit jauh dari kerumunan siswa-siswi lainnya.

Amara sendirian.

Sejujurnya, ia merasa takut, sebab ini kali pertamanya menginjakkan kaki di SMP besar ini.

Amara takut di bully.

Amara takut dikucilkan.

Amara takut tidak punya teman.

Baru saja ia ingin mengeluarkan ponsel dari dalam ranselnya, tiba-tiba suara arahan dari speaker menggema di seluruh penjuru sekolah, "Untuk semua siswa-siswi dan para peserta didik baru, silahkan menuju ke lapangan utama sekolah, karena kita akan segera melaksanakan upacara bendera."

Amara menutup kembali resleting tas nya, dan segera bangkit kemudian bergegas menuju lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara.

Amara terus berjalan sambil menunduk, ia terlalu takut untuk menatap orang-orang yang di lewatinya, yang kini sedang menatapnya dengan penuh tanya.

"Ini anak mana, njir?!"

"Anak SD kok bisa kesini?!"

Samar-samar ia mendengar pertanyaan-pertanyaan dari orang yang barusan dilewatinya. Ia terus menunduk. Ia sangat takut, meskipun hanya untuk mengangkat kepalanya saja.

"Tuhan, Mara takut...," lirihnya pelan sembari terus berjalan.

Sebenarnya, hal ini sudah biasa terjadi. Amara sudah cukup kebal dengan nyinyiran orang terhadap fisiknya.

Tetapi rasanya tidak akan pernah berubah, rasanya tetap sama, sakit.

Amara berusaha untuk tidak menghiraukan omongan orang-orang di sekelilingnya. Tapi tidak bisa, mentalnya terlalu lemah. Rasanya Amara ingin menangis saat ini.

---oo0oo---

Setelah selesai upacara, kini semua peserta didik baru di beri arahkan untuk berkumpul di aula sekolah.

"Untuk peserta didik baru, mulai besok kalian semua akan melaksanakan kegiatan mos. Saya harap masing-masing dari kalian menggunakan tanda pengenal yang dibuat dari kardus, buat sekreatif mungkin. Untuk talinya kalian bisa menggunakan pita atau tali rafia. Usahakan tulisannya harus jelas," ucap laki-laki yang diketahui menjabat sebagai ketua osis SMP Tunas Bangsa.

Disisi lain, terlihat seorang siswi yang memperhatikan Amara dari kejauhan, karena merasa iba, gadis itu memutuskan untuk menghampiri Amara, "hai? sendirian aja?" tanyanya.

AMARA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang