Dua bulan setelah hari itu hubungan Cia dan Gibran kembali seperti semula. Cia memilih untuk mengalah dan membiarkan Gibran melakukan keinginan nya, karena dia sangat mencintai Pria itu sehingga dia rela memaafkannya meskipun Pria itu masih mempertahankan Kekasihnya.
Cia kembali tidur di kamar yang sama dengan Gibran, dan sesuai janji yang Cia ucapkan malam Itu Mereka sama sekali tidak melakukan apa-apa dan berjalan sebagaimana mestinya. Jangan lupakan sikap Gibran yang selalu membuat Cia hanya bisa mengelus dada nya sabar, sikap pria itu masih sama, selalu mengabaikannya.
Saat ini Cia sedang berada di kampus Nya, setelah selesai mengikuti mata kuliah pagi membuat nya lelah dan memilih istirahat di bangku taman di area kampus bersama dengan Rea, Dewa, Aldo, dan Gentala.
"Sumpah kesal banget sama Pak Doni, bisa-bisanya ngasih tugas segepok kaya gini" protes Dewa yang sejak tadi tidak berhenti memperhatikan ponselnya.
"Tugas apa?" Tanya Cia.
"Gak tau gue, malah di kirim nya lewat email pula, di tambah lagi deadline nya lusa lagi, gila bener" cerocos Dewa.
Gentala yang sejak tadi fokus dengan ponselnya Pun mengalihkan tatapan ke arah Dewa. "Elah, gak usah ngeluh Lo. Kalau gak mau di kasih tugas gak usah kuliah, pacaran ada waktu masa ngerjain tugas kagak ada" sindir Gentala.
Dewa pun menyengir kuda. "Ya jelas lah, kalau itu gak usah di tanya lagi" jawab Dewa tanpa dosa.
Rea memutar bola matanya malas. "Gak ada keluar malam ini, Kamu harus ngerjain tugas" peringat Rea.
"Eh, betewe Eni busway, Gen Bocil yang waktu itu dekat sama Lo yang ada di pesta pernikahan nya Cia gimana kabarnya?" Tanya Aldo tiba-tiba.
"Oh itu Gue gak tau, udah sebulan lebih gak ketemu. Kalau Lo mau tau tanya aja sama Cia, di kakaknya" beri tahu Gentala.
"Hah! Kok bisa?!" Pekik Dewa lebay.
"Ya bisa lah orang di buat" sambung Gentala terdengar ambigu.
"Enggak bukan itu masalahnya, maksud gue kok bisa Cia punya sodara modelan Bocil Dajjal sementara dia kalem-kalem Baek" jawab Dewa cepat.
"Beda emak mereka" sahut Gentala.
"Serius?" Tanya Rea.
Cia mengangguk. "Ish kamu gak pernah cerita sama kita" dumel Rea.
"Kalian gak pernah nanya" jawab Cia.
"Eh iya Gue baru ingat, waktu itu Aldo bawa gandengan pas Acara married Nya Cia" celetuk Dewa.
Aldo yang merasa namanya di sebut pun langsung gelagapan. "Ayo ngaku Lo, siapa tuh neng geulis" ucap Gentala.
"Anak tetangga gue, namanya Dinda" jawab Aldo pada akhirnya.
"Udah jadian belom?" Tanya Rea.
Aldo menggeleng. "Kenapa? Lo gak suka sama dia?" Tanya Dewa.
Cia ikut mengangguk. "Padahal waktu itu kalian kelihatan cocok loh" timpal Cia.
"Gak tau, soalnya di banyak yang suka. Gue suka kok cuman gak berani aja" jawab Aldo.
"Tapi kelihatannya Dinda tuh kaya suka sama kamu, dari tatapan nya sih" tambah Cia.
Aldo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya nanti deh gue cobak deketin dia"
"Tapi nih ya, gimana caranya Lo bisa barengan sama dia? Maksud gue kita tau aja kan Lo kaya gimana orang nya? Kaku kalau dekat sama cewek. Nah gimana caranya Lo jadiin Dinda gandengan Lo?" Tanya Dewa penasaran.
"Waktu itu nyokap gue nawarin gue buat ajak Dinda, nyokap nya juga sama tapi Gue gak berani gitu kan. Sampai akhirnya nyokap nya nyeret gue ke rumahnya trus suruh anaknya siap-siap dan nitipin Dinda ke gue, bilangnya ajak Dinda ke kondangan dia udah Tante suruh siap, gue akhirnya setuju aja orang rezeki kok di tolak" jelas Aldo panjang lebar.
Seketika Cia, Dewa, Rea dan Gentala pun tertawa. "Berarti Lo di dukung nyokap nya, tinggal Lo aja yang berjuang" ucap Dewa.
"Gak gentle kamu" Sahut Cia.
"Namanya juga gak pernah pacaran" Jawab Aldo.
"Sekarang giliran Gentala nih yang belom ada kabar" celetuk Rea.
Seketika semua pandangan tertuju pada Gentala. "Eh iya, kapan Lo? Perasaan gak ada kabar tentang Lo dekat sama cewek?" Ucap Dewa.
"Gue gak tau, gue mau pulang aja. Bye!" Ucap Gentala dan berlalu sebelum sahabat-sahabatnya mulai protes.
Tawa mereka kembali pecah. "Yaudah deh kita balik aja Ci, Dewa harus ngerjain tugasnya" ucap Rea.
Cia mengangguk dan mereka pun pamitan satu persatu, meninggalkan Cia di taman sendiri. Cia memutuskan untuk pulang dan memesan ojek online.
Suami😊
Udah gue TF uang bulanan
Sama yang bulan kemarinCia membaca pesan masuk dari Gibran dan membalasnya dengan ucapan terimakasih, setelah itu memasukkan ponselnya ke dalam tas dan menunggu ojek onlinenya.
Ponsel Cia kembali berbunyi, dengan segera dia membuka ponselnya, ternyata pesan dari aplikasi ojek onlinenya. Menunjukkan bahwa pesanan di cancel, membuat Cia menghela nafas nya lelah.
Saat berfikir tiba-tiba hujan turun dan membuat Cia menepi ke sebuah ruko di daerah tempat Cia menunggu, kebetulan rukonya tutup. Semakin lama hujannya semakin deras dan membuat Cia kedinginan.
"Gimana dong, apa aku telpon kak Gibran aja ya? Tapi apa dia mau jemput Aku? Kayanya enggak deh" ucap Cia bermonolog sendiri.
Tiba-tiba ada seorang perempuan yang ikut berteduh bersamanya, Cia memperhatikan Perempuan itu dari atas sampai bawah membuatnya menjadi iri. Cantik, namun Cia buru-buru menepis rasa irinya, ini tidak baik.
"Ehm mbak, boleh minta tolong gak?" Ucap perempuan Itu.
Cia mendongak. "Iya?" Tanya Cia memastikan.
"Iya, minta tolong pinjam handphone nya boleh gak? Saya mau hubungin pacar saya, minta di jemput" jelasnya.
Tanpa pikir panjang Cia langsung mengeluarkan ponselnya dan memberikan pada perempuan itu. Setelah selesai Perempuan itu pun memberikan ponsel Cia.
"Makasih ya mbak" ucap nya.
Cia mengangguk, tiba-tiba ponsel milik Cia berbunyi, Cia buru-buru mengangkatnya. "Halo?"
"Kamu dimana? Tadi aku ke rumah kamu gak Ada, kamu gak lupa kan hari ini cek up? Kali ini aku yang temani" ucapnya di sebrang sana.
"Aku di kampus, ke jebak hujan kak" jawab Cia.
"Eh, kebetulan aku lagi di dekat kampus kamu, kamunya dimana? Biar sekalian bareng sama aku ke rumah sakitnya" Ucap Pria itu.
"Di ruko dekat halte, yang sendiri itu kak" jawab Cia menjelaskan.
"Ok aku otw" setelah mengatakan itu Shaka pun memutuskan panggilan nya.
Beberapa saat setelahnya Shaka pun tiba dengan membawa sebuah jaket dan memakai payung. "Kenapa gak bilang kalau kamu ke jebak hujan? Kan bisa minta jemput. Suami kamu mana?" Tanya Shaka.
"Kerja, kayanya di gak akan mau jemput aku, apalagi dalam keadaan hujan deras gini" Jelas Cia.
"Yaudah ayok, nih jaketnya di pakai" ajak Shaka sambil memakaikan jaketnya.
"Mbak, Kita di luan ya?" Pamit Cia.
"Iya makasih ya mbak" ucap Nya
Akhirnya mereka pun pergi. "Tadi siapa?" Tanya Shaka di tengah macetnya jalan mungkin karena hujan deras membuat jadi macet.
"Gak tau, tadi mbaknya minjam handphone Aku" jawab Cia.
Shaka mengangguk dan kembali fokus menyetir, memang tadi saat di sana Shaka sama sekali tidak melirik ke arah perempuan yang ada di sebelah Cia, dan membelakangi perempuan itu, Shaka baru sadar ada perempuan saat Cia pamit pada perempuan Itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG CIA
Cerita PendekPerjodohan yang di rencanakan kedua orangtua Cia dengan seorang CEO. Tentang perjuangan Cia untuk mendapatkan hati suami nya yang membuatnya mengorbankan segalanya. bahkan kematian pun rela ia lakukan demi sang suami yang nyatanya membencinya. berha...