-Part 5-

678 108 19
                                    

Walaupun awalnya Chaeyoung seperti terpaksa untuk menemani Lisa sarapan, namun sekarang malah dia sendiri yang kelihatan fokus menikmati makanannya sementara Lisa hanya menatapnya dengan gemes.

"Pipinya minta digigit" gumam Lisa.

"Kenapa tidak dimakan?" Tanya Chaeyoung yang sudah menghabiskan makanannya.

"Melihat kamu makan saja sudah bikin aku kenyang" ceplos Lisa.

Chaeyoung malah terkekeh "Gombal ya. Kamu pasti buaya, sama seperti kembaran kamu itu"

Lisa terbelalak kaget "Memangnya Limario itu buaya!?"

"Iya. Dia juga suka banget ngerdus sama cewek cewek. Yang bikin aku merasa aneh itu ialah, masih saja ada cewek cewek yang mengejar cintanya" ujar Chaeyoung.

"Termasuk kamu?" Tebak Lisa menahan senyumannya.

"Tidak. Aku tidak mengejar cinta siapa siapa karena aku tidak ingin mencintai siapa siapa" balas Chaeyoung.

"Kenapa?" Tanya Lisa pura pura tidak tahu.

Chaeyoung tersenyum tipis lalu dia menggeleng.

"Ah, maaf kalau aku lancang" ujar Lisa merasa bersalah.

"Tidak apa apa" balas Chaeyoung.

Secara tiba tiba, beberapa orang cowok menghampiri mereka. Lisa mendengus pelan. Dia mengenali siapa cowok itu namun sepertinya cowok itu tidak mengenalinya.

"Jadi kamu gadis pindahan itu? Perkenalkan, nama aku Vion dan ini Jim sama Yunwo" sosok yang dikenali sebagai Vion itu menghulurkan tangannya didepan Lisa.

"Lisa" balas Lisa dengan cuek.

"Bisa aku mendapatkan nomer ponsel kamu?" Pinta Vion membuat Lisa mendengus pelan.

Buat pengetahuan semua, anggota geng Vion itu adalah musuh kepada anggota geng Limario. Anggota geng Vion juga merupakan buaya dikampus itu jadi mereka sering berantem gara gara rebutin cewek namun tetap saja anggota geng Limario yang terus menjadi pilihan cewek cewek.

"Kita baru saja bertemu. Gue tidak akan memberikan nomer ponsel gue" tolak Lisa dengan datar.

"Ouh baiklah. Tapi aku akan pastikan kita sentiasa bertemu" balas Vion bersmirk.

"Bagaimana dengan kamu sayang?" Yunwo dengan sok akrabnya meletakkan tangannya dipundak Chaeyoung sehingga gadis itu kaget.

"Yak!" Lisa berseru marah. Dia langsung menarik Chaeyoung kedalam pelukannya bahkan dia meletakkan kepala Chaeyoung diceruk lehernya sehingga Chaeyoung bisa mencium aromanya dengan jelas.

"Wangi"

"Jangan mengganggu Chaeyoung!" Marah Lisa menatap ketiga cowok itu dengan marah.

"Kamu itu hanya siswa baru disini. Kamu pasti tidak tahu kalau Chaeyoung ini pacar aku" Yunwo berujar dengan santai.

"Apa benar itu Chaeyoung?" Tanya Lisa datar.

Chaeyoung yang masih berada didalam dakapan Lisa itu sontak menggeleng "Tidak" dia mencengkram baju Lisa dengan erat "A-Aku takut Lisa-ya" bisiknya dengan deru nafas yang memburu.

Lisa mengusap punggung Chaeyoung bagi menenangkan gadis itu.

"Mendingan kalian pergi sekarang! Chaeyoung juga tidak mungkin pacaran sama kalian!" Usir Lisa.

Yunwo mendengus sebelum dibawa pergi oleh kedua temannya itu.

"Chaeng, tenang ya. Mereka sudah pergi" bisik Lisa.

Beberapa detik kemudian, deru nafas Chaeyoung kembali normal. Gadis ini melepaskan dakapannya lantas dia menunduk dengan malu.

"T-Terima kasih"

Lisa tersenyum "Melihat reaksi kamu tadi bikin aku sadar kalau kamu risih sama mereka. Tenang ya. Mulai hari ini, aku akan terus disamping kamu dan aku tidak akan membiarkan mana mana cowok mendekati kamu. Aku janji!"

"Karena hanya aku yang bisa mendekati kamu Chaeng-ah"

"Kita baru saja bertemu tapi kenapa kamu sudah sebaik ini sama aku?" Bingung Chaeyoung.

Lisa memasang wajah sedihnya "Dulu aku punya teman. Tapi aku kehilangan dia karena dia sudah menemukan teman yang baru. Sejak saat itu aku memutuskan untuk memastikan kejadian itu tidak terulang lagi. Sekarang kamu sudah menjadi teman aku jadi aku tidak ingin kehilangan kamu lagi!" Ujarnya yang sudah pasti berbohong itu.

"Tapi, kamu tidak nakal bukan?" Polos Chaeyoung.

Lisa meringis pelan "Aku bahkan lebih nakal dari yang kamu fikirkan Chaeng"

"Seperti yang kamu lihat, aku gadis yang baik kok. Hanya saja aku memang bersikap tomboy jadi kamu maklum saja kalau aku bersikap seperti cowok ya" ujar Lisa.

"Aku tidak masalah kalau kamu tomboy. Lagian kamu kelihatan keren kok" puji Chaeyoung secara tidak langsung.

"Sebentar ya" Lisa bangkit dan berlari pergi dari sana.

Tidak lama kemudian, dia kembali dengan membawa satu susu kotak rasa strawberry "Ini untuk kamu"

"Kenapa tiba tiba?" Tanya Chaeyoung bingung namun dia tetap menerima pemberian itu.

"Anggap saja itu sebagai kado pertemanan kita. Aku serius ingin berteman sama kamu jadi aku harap kamu bisa menerima semua kekurangan aku ya" ujar Lisa.

Chaeyoung terkekeh kecil "Sikap kamu ini seperti ingin lamaran saja si"

"Untuk lamaran nanti aku bakalan bikin yang lebih mewah kok. Tenang saja" balas Lisa santai.

"Bukannya seharusnya cowok yang menyiapkan semua itu?"

Lisa mengusap tengkuk belakangnya dengan kaku "E-Eh iya, kamu benar"

"Bodoh Lim bodoh! Kenapa lo hampir salah ngomong mulu si!"

Batin Lisa berteriak kesal.

"Ayo ke kelas" ajak Chaeyoung.

"Ayo!" Sahut Lisa beralih menggandeng tangan Chaeyoung.

Sejujurnya Chaeyoung merasa aneh ketika Lisa menggenggam tangannya karena dia seakan bisa merasakan sesuatu yang berbeda namun dia tidak mengerti rasa apa yang dialami olehnya itu.

"Sentuhan dari Lisa seperti sentuhan seorang cowok. Namun anehnya gue tidak merasa risih" batin Chaeyoung merasa bingung.







  Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang