-Part 24-

471 74 14
                                    

Wajah antuasis Chaeyoung yang menikmati makanan yang terhidang didepannya itu terus saja ditatap oleh Limario.

Ah, ingin sekali Limario mencubit pipi gembul gadis didepannya itu namun dia menahan dirinya karena tidak ingin bertindak terburu buru sehingga membuat Chaeyoung merasa risih.

"Lo tidak makan?" Tanya Chaeyoung beralih menatap Limario.

"Tidak. Aku tidak terlalu suka sama dessert" Sahut Limario.

"Coba yang ini. Ini enak loh"

Limario terbeku ketika Chaeyoung tiba tiba saja ingin menyuapinya. Sudah pasti Limario juga tidak akan mensia siakan kesempatan. Dengan segera dia membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Chaeyoung.

"Rasanya enak gara gara disuapin sama kamu" Puji Limario.

Chaeyoung sontak tersadar "Kenapa gue suapin dia? Lo bikin malu saja Chae!" Batin Chaeyoung dengan pipi yang bersemu merah.

"Kamu harus mencoba makanan Thailand. Aku yakin kamu akan suka" Ujar Limario membuyarkan lamunan Chaeyoung.

"Makanan Thailand?"

"Iya. Daddy aku chef di Thailand. Kalau kamu ke Thailand, aku akan membawa kamu ke restaurant Daddy aku. Kamu harus mencoba makanan disana"

Chaeyoung tersenyum tipis "Sejujurnya gue memang ingin meninggalkan negara ini. Negara ini membuat gue keingat sama sosok J-Jeffri"

"Kalau begitu, kamu menikah saja sama aku dan kita pindah ke Thailand" Ujar Limario dengan serius.

Chaeyoung terkekeh kecil "Lo jangan bercanda ya. Ck, mendingan kita ke kampus sekarang. Gue hampir telat" Tanpa mendengar sahutan dari sang cowok, Chaeyoung langsung berganjak keluar dari cafe lalu memasuki mobil.

"Gue lagi serius juga" Gumam Limario buru buru menyusul Chaeyoung.

*

Setibanya di kampus, Chaeyoung langsung berjalan menuju ke kelasnya sementara Limario memutuskan untuk ikut bersama Chaeyoung.

"Kenapa lo ikutan gue si?" Protes Chaeyoung.

"Aku hanya ingin menghantar kamu ke kelas" Sahut Limario.

"Gara gara lo, kita dilihatin sama anak anak yang lain. Tuh cewek cewek pada ngelihatan gue seakan gue pelakor" Gerutu Chaeyoung.

"Pelakor apaan si. Aku bukan milik siapa siapa. Semua cewek sudah aku putusin" Balas Limario.

"Ya gara gara itu mereka fikir gue mengambil lo dari mereka"

"Abaikan saja mereka"

Chaeyoung hanya memutar bola matanya dengan malas. Berbicara dengan Limario benar benar membuatnya kesal.

"Sayang!"

Langkah mereka sontak terhenti ketika sosok Sohee berlari menghampiri Limario.

Secara tiba tiba juga gadis itu memeluk Limario dengan manja.

"Kamu kemana si. Aku rindu banget sama kamu" Rengek Sohee.

Limario bergegas melepaskan pelukan Sohee bahkan dia menjauh dari gadis itu.

"Terserah gue dong mau kemana. Lo ngapain si manggil gue sayang. Kita sudah putus ya" Kesal Limario.

"Tidak ada kata putus diantara kita. Aku masih menjadi pacar kamu. Aku tidak ingin putus dari kamu!" Balas Sohee.

Dia langsung saja kembali memeluk Limario sehingga cowok itu merasa risih.

"Chaeng" Rengek Limario meminta bantuan dari Chaeyoung.

"Ck" Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Secara tiba tiba, dia menarik Sohee menjauh dari Limario.

"Yakk!" Teriak Sohee dengan kesal.

Namun seketika nyalinya menciut ketika menyadari tatapan Chaeyoung yang seakan siap untuk menerkamnya.

"Jauhin Limario! Lo dekatin dia lagi, gue botakin kepala lo!" Ancam Chaeyoung penuh penekanan.

Sohee menelan ludahnya dengan kasar. Jika dulu, dia cukup berani untuk menindas Chaeyoung tapi sekarang dia merasa takut ketika melihat aura yang dikeluarkan oleh Chaeyoung.

Berkali kali juga Sohee mengangguk lantas dia berlalu pergi dari sana sebelum Chaeyoung membuatnya harus kehilangan rambutnya.

Seketika suasana disana menjadi hening. Siswa siswi yang sedari tadi menyaksikan segalanya juga ikut terbeku ketika melihat emosi Chaeyoung untuk pertama kalinya.

Limario juga ikut terbeku. Tidak pernah dia duga kalau Chaeyoung akan bertindak seperti itu hanya untuk menjauhkan dirinya dari gadis yang mengganggunya.

"C-Chaeng" Panggil Limario takut takut.

"Apa!?" Balas Chaeyoung masih emosi.

"K-Kamu baik baik saja?" Tanya Limario.

Chaeyoung menatap Limario dengan tajam "Lo dekatin mana mana cewek lagi, gue botakin lo juga!" Ancamnya penuh penekanan.

Limario menelan ludahnya dengan kasar "Kenapa memangnya? Kamu juga bukan pacar aku" Ujarnya ingin memancing Chaeyoung.

Seakan tersadar, Chaeyoung sontak bungkam.

"Apa yang sudah gue lakukan? Kenapa gue marah sama gadis gadis yang mendekati Limario? Apa gue cemburu?" Batin Chaeyoung yang bingung dengan dirinya sendiri.

"Chaeng" Panggil Limario.

Chaeyoung berdehem kecil sebelum kakinya melangkah pergi dari sana meninggalkan Limario.

"Apa Chaeng juga punya keperibadian ganda? Fix, gue harus ngomong sama Psikiater yang membantu Chaeng" Gumam Limario merasa aneh dengan tingkah gadisnya.

Upsss, calon gadisnya!

*
*

Sementara itu dimansion keluarga Park, terlihatlah sosok Jiyeon dan Ha-Won yang kedatangan tamu.

"Jadi bagaimana Jey? Kamu sudah ke apartment Chaeyoung?" Tanya Ha-Won.

"Sudah Uncle. Tapi Chaeyoung tiba tiba saja menangis. Dia seakan takut sama aku jadi aku di usir dari sana" Jelas Jeykey.

"Apa Oppa lupa teman Chaeyoung pernah bilang kalau Chaeyoung trauma sama cowok? Kenapa juga Oppa terus memaksa Jeykey untuk ketemu Chaeyoung!?" Kesal Jiyeon kepada sang suami.

"Trauma Chaeyoung bisa dihilangkan kalau Chaeyoung menemukan cowok yang tepat. Aku yakin Jeykey ini cowok yang tepat" Balas Ha-Won dengan santai.

"Tapi Om, aku merasa curiga sama seseorang" Timpal Jeykey.

"Maksud kamu?"

"Waktu Chaeyoung ketakutan, aku diusir sama teman teman Chaeyoung. Tapi ada satu cowok yang diizinkan untuk ketemu sama Chaeyoung. Aku fikir cowok itu mungkin punya hubungan sama Chaeyoung" Jelas Jeykey.

Tangan Ha-Won terkepal "Anak itu benar benar keterlaluan! Dulu saja dia sudah salah memilih laki laki, dan sekarang dia ingin mengulanginya lagi!?"

"Kita tidak tahu siapa cowok itu. Mungkin dia anak yang baik. Kalau dia bisa bikin Chaeyoung bahagia, kita biarkan saja mereka bersama" Bujuk Jiyeon.

"Kamu diam saja. Biar aku yang uruskan soal ini. Pokoknya aku akan memastikan cowok itu menjauh dari Chaeyoung!"

Tanpa mereka sadar, Jeykey berseringai "Aku punya cara agar cowok itu menjauh dari Chaeyoung dan dengan cara itu juga, Chaeyoung pasti setuju untuk menikah sama aku"

"Ayo ikut Om ke ruangan kerja Om. Kita bahas rencananya disana" Ajak Ha-Won berlalu keruangan kerjanya disusul oleh Jeykey.

Jiyeon menghela nafasnya dengan kasar.

"Anak anak menjadi keras kepala juga gara gara Oppa" Keluhnya dengan pelan.









Tekan
👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang