-Part 27-

433 75 9
                                    

Dengan bangganya Jisoo memperkenalkan Jennie kepada kedua orang tuanya.

"Perkenalkan, ini Jennie. Calon istri aku" ujar Jisoo.

Jieun, Mommy kepada Jisoo itu memasang wajah yang sulit diartikan "Kenapa kamu memilih dia? Apa tidak ada yang lain?"

Jennie sontak menelan ludahnya dengan kasar. Apa orang tua Jisoo tidak menerima dirinya?

"Mom, apa apaan si" tegur Jisoo.

"Diam kamu! Mommy lagi ngomong sama Jennie, bukan sama kamu!" balas Jieun.

"Nde?" Jisoo dan Jennie sontak menatap Jieun dengan bingung.

Jieun malah terkekeh kecil lantas dia memegang kedua tangan Jennie "Panggil saja Mommy sama Daddy ya"

Jennie tersenyum "Baiklah Mommy"

"Kenapa kamu memilih anak Mommy ini hurm? Anak Mommy ini pemalas loh. Mommy minta tolong sama dia untuk belanja saja dia malas. Giliran belanja ayam saja dia langsung gercep"

"Mommy" rengek Jisoo. Bisa bisanya aibnya malah dibuka didepan calon istrinya. Dia malu dong:v

"Mommy kamu benar loh Ji. Kenapa gadis secantik Jennie bisa mau sama kamu si?" sambar Jongsuk, Daddy kesayangan Jisoo.

"Itu artinya aku luar biasa Dad" sahut Jisoo percaya diri.

"Sudah berapa lama kalian kenal?" tanya Jieun.

"Sudah lama kok Mom. Tapi dulu kita itu musuhan loh. Jennie sering kesal sama aku" adu Jisoo diakhir.

"Itu gara gara Jisoo buaya. Sudah banyak gadis yang menjadi pacar Jisoo" jelas Jennie.

Jieun sontak melotot kearah sang anak "Bisa bisanya kamu ketularan Daddy kamu huh?" Omelnya.

Jongsuk malah tertawa "Anak Daddy luar biasa"

"Aku pacaran sama gadis gadis yang lain itu juga gara gara ingin mendapatkan perhatian Jennie loh" jelas Jisoo sehingga orang tuanya hanya mampu menggeleng pelan dengan tingkahnya itu.

"Mendingan sekarang kita makan malam dulu" ajak Jieun membawa Jennie menuju ke meja makan.

"Anaknya malah ditinggal" gerutu Jisoo.

"Ayo" ajak Jongsuk merangkul Jisoo lantas keduanya ikut berlalu kemeja makan.

*
*

Kondisi Limario sudah semakin parah. Cowok itu bahkan sudah terbaring lemes dilantai setelah memuntahkan darah gara gara pukulan dari Jeykey.

"Hiks hentikan semua ini Appa" isak Chaeyoung memohon.

"Bawa dia ke kamar!" arah Ha-Won

Dengan segera pria yang memegang Chaeyoung itu menyeret Chaeyoung menuju kelantai atas.

"Chaeng!" teriak Limario berusaha bangkit namun Jeykey menginjak punggungnya sehingga dia hanya mampu terbaring lemes.

"Ini yang lo dapatkan kalau lo mendekati Chaeyoung" smirk Jeykey.

"Bawa dia keluar" arah Jeykey.

Beberapa pria berjas hitam itu langsung saja menggendong Limario lantas mereka mencampakkan Limario disamping mobil.

"Pergi dari sini dan jangan pernah kembali!"

Dengan menahan sakit disekujur badannya, Limario berganjak memasuki mobilnya dan akhirnya dia berlalu pergi dari sana.

"Chaeng-ah, aku janji akan kembali untuk menjemput kamu" gumamnya dengan meringis kecil.

*
*

Jisoo terus tersenyum ketika dirinya berjalan bergandengan dengan Jennie untuk menuju ke apartment.

"Akhirnya kita sudah mendapatkan restu orang tua aku! Besok aku akan berusaha mendapatkan restu dari orang tua kamu" ujar Jisoo dengan wajah yang antuasis.

"Kalau orang tua aku memberi restu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Jennie.

Jisoo mengelus punggung tangan Jennie "Aku akan menjadikan kamu sebagai tunangan aku. Dijari kamu ini akan terpasang cincin pertunangan kita"

"Kamu serius?"

"Aku serius Jen. Aku tidak akan main main lagi"

Jennie tersenyum sebelum tangannya beralih membuka pintu apartment.

Ceklekk

Keduanya berganjak memasuki apartment namun mereka malah dikagetkan dengan sosok Limario yang lagi diobati oleh Irene dan Joy.

"Apa yang terjadi?! Dimana Chaeyoung!?" Panik Jennie.

Seulgi yang sudah mengetahui apa yang terjadi itu langsung saja menceritakan semuanya dari awal.

"Om Ha-Won kejam banget si!" kesal Jennie.

"Shhh, itu semua juga gara gara Jeykey" ujar Limario meringis ketika Joy mengobati sudut bibirnya.

"Terus sekarang bagaimana? Kasian sama Chaeyoung" ujar Jennie khawatir.

"Kita harus memikirkan rencana untuk membawa Chaeyoung kabur dari mansion itu" ujar Wendy.

"Bagaimana caranya?" tanya Irene.

"Kita masuk saja ke mansion mereka secara diam-diam terus kita bawa Chaeyoung kabur melalui balkon kamar. Kamar Chaeyoung pasti punya balkon bukan?" usul Seulgi.

"Penjaga Jeykey terlalu banyak. Gue yakin mereka sudah mengelilingi mansion agar Chaeng tidak bisa kabur" jelas Limario.

"Gue akan coba menghubungi Chaeyoung" ujar Jennie bergegas mengeluarkan ponselnya lalu dia menghubungi Chaeyoung.

"Loudspeaker Jen" arah Joy.

Jennie hanya mengangguk sebelum melakukan apa yang di arah oleh Joy.

"Chaeyoung, kamu baik baik saja?" tanya Jennie setelah panggilan dijawab.

"Mulai hari ini, kalian tidak diizinkan untuk ketemu sama Chaeyoung lagi!"

Itu bukan suara Chaeyoung namun itu suara Jeykey.

"Dimana Chaeyoung hah!?" marah Jennie.

Jeykey terkekeh "Chaeyoung lagi istirahat didalam kamarnya. Apa pun yang terjadi, Chaeyoung tidak akan bisa kemana mana!"

Tut

Panggilan itu langsung dimatikan oleh Jeykey sehingga Jennie menggeram marah.

"Cowok gila!" umpat Jennie.

"Kita butuh bantuan Om sama Tante" timpal Irene.

"Om sama Tante siapa?" bingung Joy.

"Orang tua lo Joy. Mama lo itu adik kepada Appa Chaeyoung. Gue yakin lo bisa masuk ke mansion mereka kalau lo datang bersama orang tua lo. Pokoknya lo kesana saja dan lo harus memastikan bagaimana kondisi Chaeyoung" jelas Irene.

Joy mengangguk faham "Baiklah. Besok gue bakalan kesana bersama orang tua gue"

Hah~

Berdoa saja semoga rencana mereka berjalan dengan lancar.







Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang