1. Nilai jelek

8.1K 228 4
                                    

Di sebuah sekolah yang sudah mulai jam istirahat, terdapat dua orang pemuda yang menikmati makanan mereka, ohh mungkin hanya temannya menikmati makanan.

"Huh, bagaimana ini??!!" Paniknya menatap selembar kertas di tangannya. Temannya yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Emang kenapa sih? Tumbennya Lo takut nilai Lo rendah, biasanya anteng aja, malahan Lo party bukannya tingkatin nilai Lo" ucap temannya yang bernama Galang Ariyadi.

"Ck, gw kalo dapat nilai jelek lagi, gw di hukum sama bunda gw, entah apa hukumannya nanti" ucapnya, ia adalah Riko Pratama. Pemeran utama cerita ini.

"Santai ajalah, paling Lo di rendang" ucap Galang bercanda. Riko mendengarnya menatap datar, masih sempat-sempatnya dia bercanda saat temannya susah.

"Bukannya di bantuin biar gak panik, malah bercanda, Lo teman gw atau bukan sih?" Riko menatap Galang kesal, Galang pun hanya tertawa kecil melihat muka temannya yang kesal.

"Muka Lo kayak bekantan kalo kesal, nih makan makanan Lo, bentar lagi jam istirahat mau habis" ucapnya sambil menyodorkan bakso ke arah Riko.

Riko pun mulai memakan makanan nya sambil memikirkan cara agar terhindar hukuman bundanya.

Jam pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, beberapa murid dan guru masih stand by untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Tidak lupa juga duo bestie yaitu Riko dan Galang.

Galang hanya memperhatikan Riko di depan pintu kelasnya sambil bersedekap dada, entah apa yang dipikirkan anak itu sampai tidak mau pulang.

"Riko, Lo gak mau pulang nih? Emang apa Lo pikirin sih, takut Lo di culik om pedo? Tenang ada gw sebagai sahabat Lo" ucap Galang sambil mendekati Riko yang duduk di kursi nya.

"Ck, bisa gak sih jangan bercanda melulu? Gw memikirkan hukuman bunda gw di rumah" ucapnya kesal.

"Hahaha, masih memikirkan itu? Mending lo pulang dan cari tahu sendiri, paling hukumannya ringan" ucap Galang.

"Lo gak membantu banget" Riko pun mulai berdiri dan menuju gerbang diikuti oleh Galang di belakangnya.

"Noh kereta kematian Lo dah jemput, selamat menikmati hukumannya, bye bye" ucap Galang berlari sambil tertawa mengejek muka kesal Riko.

Riko hanya menyumpahi Galang, ia pun mulai memasuki mobil bundanya. Hanya ada keheningan, bahkan bundanya belum menyalakan mobilnya.

"Bun, ini kita gak akan pulang?" Tanyanya, ia tahu bundanya ingin tahu nilai yang dia dapatkan.

"Tidak ingin memberitahu bunda?" Tanyanya menatap anaknya penuh selidik.

"Memberitahu apa Bun? Sekolah adek biasa aja, tidak ada spesialnya" ucapnya mengalihkan pertanyaan bundanya.

Bunda Riko pun mulai menghidupkan mobilnya. Riko pun bernapas lega karena bundanya tidak bertanya banyak. Ia pun menyandarkan tubuhnya di kursi mobil.

Mobil Riko dan bundanya berhenti di pusat perbelanjaan di kota. Riko pun heran, padahal barang bulanan masih banyak.

"Bun, kenapa kita ke mall? Bukannya bunda udah beli barang bulanan 4 hari lalu?" Tanyanya menatap bunda.

"Bunda ingin membeli sesuatu, adek harus ikut ya?" Ucap bunda sambil tersenyum, Riko hanya mengiyakan, mungkin bundanya akan membutuhkan nya saat membawa barang.

Di dalam mall yang megah, Riko mengikuti langkah bundanya dari belakang, sesekali dia melihat isi beberapa toko di sana.

Tiba mereka di sebuah toko perlengkapan bayi, Riko yang penasaran kembali bertanya.

"Bun, kenapa ke sini? Apa bunda hamil? Padahal ayah jarang pulang perasaan" ucap Riko sambil memikirkan cara bundanya hamil.

"Heh, mulutnya. Siapa yang ajarin? Bunda kesini bukan hamil, cuman bunda mau beli sesuatu" ucap bunda sambil memasuki toko, Riko berlari menyusul bundanya.

Tiba mereka di rak berisikan berbagai macam merek popok. Bunda pun mulai mengambil beberapa merek popok dengan ukuran yang sama.

"Buat siapa Bun?" Tanya Riko penasaran. Bundanya tersenyum sambil menatapnya, entah kenapa setelah melihat senyuman itu, rasanya dia harus waspada.

Hingga keranjang belanja bunda penuh dengan popok. Bunda pun mulai berjalan menuju kasir.

"Totalnya 637 ribu Bu" ucap sang kasir. Bunda mengeluarkan dompetnya dan memberikan sebuah black card.

"Baik Bu, ada lagi?" Ucap sang kasir, bunda menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Terimakasih Bu, silahkan datang kembali" ucap kasir ramah. Riko dan bundanya keluar dari toko itu sambil menuju parkiran mobil.

'kenapa perasaan gw gak enak' batin Riko sambil memasukkan barang belanjaan ke dalam bagasi mobil. Setelah selesai, Riko pun masuk ke dalam mobil. Bundanya mulai menghidupkan mobil dan pergi menuju rumah.

Sebuah mobil terparkir di rumah megah, Riko pun keluar dan menuju ke belakang mobil untuk mengeluarkan belanjaan bundanya.

"Oh ya, bawa ke kamar yang bunda renovasi kemarin" ucap bunda sambil memasuki rumah. Riko pun membawa barang itu menuju kamar yang dibilang bundanya.

Ceklekk

Suara pintu dibuka, Riko meletakkan barang itu didekat sebuah meja, ia pun menatap isi kamar itu. Furnitur bayi, cat dinding yang cerah dengan gambar kartun, lampu berkarakter kartun, sungguh seperti kamar bayi.

"Udah semua?" Ucap bunda sambil memasuki kamar, Riko menganggukkan kepalanya. Bundanya pun tersenyum sambil menatap Riko.

"Mulai sekarang ini adalah kamar mu" ucap bunda mengelus kepala Riko.













TBC

Bagaimana dengan cerita nya? Seru Ndak? Hehehe aku baru nulis, akun utama ku aku privasi kan. Jangan lupa vote dan komen yaa^^

Become Baby Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang