4. Kakak adik

4.6K 155 5
                                    

Bunda meletakkan Riko di box bayi miliknya, setelah selesai bunda mengatur suhu ac dan keluar dari kamar Riko. Ia segera menuju ruang tamu, setelah meminta adiknya untuk datang kemari.

"Ck, kakak ini, udah aku kabulkan permintaan kakak, malah di suruh ke sini" ucap Farhan menatap kesal kakaknya, apalagi perjalanannya yang cukup jauh.

Bunda mengangkat bahunya tidak peduli, ia mengadahkan tangan untuk mengambil serum yang dia minta. Farhan pun mengeluarkan sebuah botol warna hijau dan memberikannya kepada kakaknya.

"Ck, kakak tahu aku sedikit susah membuatnya, bahkan sudah banyak korban percobaan ku demi serum yang kakak minta" ucap Farhan menjelaskannya. Bunda menganggukkan kepalanya sambil menatap botol itu.

"Tapi, serum ini bersifat sementara. Cuman 2 hari, nanti kakinya akan kembali semula" jelas Farhan lagi.

"Kenapa 2 hari? Kakak minta selamanya" ucap bunda sedikit marah, padahal ia berangan-angan jadi bayi sempurna.

"Kakak ingin di benci Riko? Karena kakak merusak kesempurnaannya" ucap Farhan, obsesi kakaknya ini sungguh diluar nalar, bahkan mengorbankan anaknya sendiri.

"Ck, ada lagi tentang serum ini?" Ucap bunda meminta penjelasan sang adik. Farhan menganggukkan kepalanya, ia mengeluarkan sebuah botol warna biru.

"Mungkin kakak ingin serum ini. Serum pelemah otot, serum ini lebih kuat dari itu" ucap Farhan sombong. Bunda mencoba meraihnya namun gagal karena Farhan mengelak.

"Aku tidak akan memberikan serum ini dengan mudah, kakak sangat gila sampai mengorbankan keponakan manis ku" ucap Farhan menuju pintu keluar.

"Namun jika kakak ingin mendapatkannya, coba lawan aku" Farhan mengeluarkan pistolnya yang membuat bunda bersmirk, oh adik kecilnya ingin bermain rupanya.

Bunda menyuruh bodyguard untuk memberikan pistolnya. setelah mengambilnya pertarungan kakak beradik pun dimulai.

Dorrrr

Riko terbangun dari tidurnya karena merasakan kandung kemihnya penuh, ia segera menuju kamar mandi dengan memanjat pembatas box bayi yang sedikit tinggi.

Setelah turun, ia menyadari bahwa dirinya memakai popok. Riko pun memukul kepalanya.

"Kenapa gw tolol sih, gw kan pakai popok. Kalo bunda tahu aku gak isi, mungkin bunda bakalan marah" Riko pun segera pipis di popok sambil berdiri.

"Ahhh leganya, tidur lagi" ucapnya sambil berjalan kembali ke box bayi, namun ia seperti mendengar suara kegaduhan di bawah. Dengan penasaran yang tinggi, ia mengendap-endap menuju pintu keluar.

Di bawah, ia menatap bunda yang beradu pistol dengan pamannya?. Tunggu, bukannya mereka itu akur? Tapi kenapa bertengkar?. Begitulah isi kepala bayi besar ini.

Namun, ia mencoba menonton tanpa ketahuan, sesekali ia bersorak dengan gaya bertarung mereka.

Dorrrr

Dorrrr

Dorrrr

Dua pistol beradu untuk mengenai targetnya, yang membuat Riko semangat. Ia merasa seperti nonton film aksi, hingga ia terdiam melihat perut pamannya berdarah???!!.

Bagaimana ini, ia tidak mau mau pamannya itu mati. Bahkan Riko melihat wajah pamannya yang  terlihat santai dengan perut yang mengeluarkan darah, seolah itu hanyalah luka kecil.

'Ok, harus tenang, tapi bagaimana ini. Kalo darahnya keluar banyak bisa mati, jangan panik jangan panik!' batin Riko mondar-mandir di depan pintu kamar.

Become Baby Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang