5. Baby sitter

4.2K 139 7
                                    

Riko bangun dari tidurnya, ia pun duduk dan melihat sekitar, tidak ada bundanya. Riko ingin memanjat pembatas box namun tidak bisa karena kakinya sedang susah digerakkan.

Ia menunggu bundanya masuk dan memberikan kecupan, oh Riko tidak sabar untuk bermanja dengan bunda.

30 menit kemudian.

Sudah setengah jam dia menunggu, namun yang dicari tidak menunjukkan batang hidungnya. Riko heran, tak biasanya bunda lama sekali datang untuk melihat dirinya. Apa ada masalah?.

"Mungkin gw coba trik waktu itu" Riko pun bersiap siap dengan air mata palsunya, dimulai dari sekarang....

3

2

1

"HIKS HUWAAAA BUNDAAAA" Tangis Riko yang disengaja di perbesar, ia menangis berharap bundanya datang. Hingga pintu terbuka, namun bukan bundanya yang terlihat, namun musuh abadi nya, Rendy Alfandy.

"Kenapa nangis?" Tanya Rendy. Riko melihat Rendy kesal, kenapa dia ada di rumahnya. Apa jangan jangan Rendy mau merampok?.

"Ngapain Lo di rumah gw? Mau ngerampok Lo?" Tuduh Riko. Rendy menyengitkan dahinya, emang dia keliatan seperti perampok.

"Gw di suruh jagain seseorang di rumah ini, ternyata itu elu" ucap Rendy jujur, memang dia di suruh mama nya menjaga seseorang di rumah ini, dan ternyata itu adalah musuhnya.

"Alesan Lo, gw gak perlu di jagain. Di sini ada maid dan bodyguard, gak perlu Lo" ucap Riko seperti nada mengusir. Rendy bersmirk melihat rivalnya yang sepertinya tidak berdaya di dalam box bayi.

"Oh, tapi siapa yang tadi nangis" ucap Rendy memancing emosi Riko. Riko mendengar itu kesal dengan wajah memerah tomat.

"Gak ada ya, gw cuman mau panggil bunda gw" elak Riko, untuk saat ini harus jangan terlalu emosi. Rendy menatap Riko gemas, seperti anak kucing yang marah.

Apalagi dengan popok dan pakaian santai yang dia kenakan, menambah kesan imut. Rendy harus menahannya agar dirinya tidak di usir, tenang tenang.

"Baiklah, kalo gak butuh gw, gw pergi" Riko memelankan jalannya, seperti layaknya ibu meninggalkan anaknya.

Riko melihat Rendy yang ingin pergi tiba tiba sedih, apa dia keterlaluan sekali?. Tapi dirinya sudah biasa memaki Rendy di sekolah, ada apa dengan dirinya.

"Tunggu! Lo boleh di sini" ucap Riko menahan langkah Rendy. Rendy mengehentikan langkah nya dan berbalik dengan senyuman, artinya dia bisa menghabiskan waktu dengan rivalnya yang imut.

"Tapi sebelum itu, gendong gw" ucap Riko merentangkan tangannya. Rendy dengan senang hati mengendong Riko, terasa ringan. Riko mengalungkan tangannya ke leher Rendy agar tidak terjatuh.

"Ren, bawa gw ke ruang makan, gw lapar" ucap Riko menatap manik mata Rendy. Rendy menganggukkan kepalanya dan membawa Riko menuju ruang makan.

"Lo mau makan apa? Biar gw buatin" ucap Rendy dengan celemek terpasang di tubuhnya, seperti ala ala chef. Riko memutar bola matanya, rivalnya ini sok sokan membuat makanan, paling makanannya hangus.

"Gw biasanya di kasih bunda salad buah, tapi karena Lo yang memasak, buatin gw spaghetti pedas" ucap Riko. Rendy pun mengambil beberapa bahan untuk membuat spaghetti, dimulai dari mie, tomat, cabai, dll.

15 menit kemudian

Spaghetti tersaji di depan Riko, keliatannya sungguh enak, Riko tidak sabar memakannya. Namun, dengan tangannya begini? Bagaimana caranya, ia pun menatap Rendy.

Become Baby Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang