7. Malam di pantai

219 22 0
                                    

Pukul 17:47
Anak bungsu dari keluarga Itoshi itu, menopang dagunya diatas telapak tangan sambil menghela nafas panjang.

Dirinya tengah duduk di restoran ramen pinggir jalan yang biasa ia sering kunjungi semenjak ia masih SMP.

Dengan udara dingin dan malam begini, ia hanya mengenakan kaos putih, jaket abu-abu, juga celana jeans panjang.

"Mikirin apa sih lo?"

Fera, ia salah satu karyawan muda disitu yang umurnya sama dengan Asa. Ia bertanya dengan nada sedikit ketus sembari mengelap-lap meja.

Fera putus sekolah sejak SMP karena masalah ekonomi keluarganya. Jadi, ia bekerja di restoran ramen itu.

Semenjak SMP kelas 2, Asa selalu berkunjung ke restoran ramen tersebut. Sampai-sampai, pemiliknya tidak asing lagi mendengar nama 'Itoshi Asa'.

Fera menatap gadis bersurai merah kecoklatan itu dengan wajah bingung.

"Ck, mikirin ulangan akhir semester nanti gimana." Jawab Asa dengan nada sedikit kesal.

"Ya elah, lu kan pinter. Tenang wae."

"Palak lu. Kalo nilai gua anjlok, abis gua sama bokap."

"Iya juga sih. Yaudah, lu jangan goblok-goblok ya. Lu udah cukup goblok."

"LAH KENAPA BEGITU?!"

"Itu rambut lo masuk ke dalem mangkok, nyet."

Ketika Asa sadar kalau rambutnya tak sengaja termasuk ke dalam mangkok ramennya, ia buru-buru mengangkat rambutnya itu dan mengelap dengan tisu basah. Bahkan Fera sampai tertawa terbahak-bahak.

"BRISIK, DIEM GAK LO!"

Tersipu, malu. Bisa-bisanya ia tanpa disadari berbuat hal konyol di depan Fera. Memalukan.

"BWAHAHHAHA LO JADI KOMEDIAN SABI NIH"

Asa hanya mendengus kesal mendengar ejekan Fera. Untung temen.

Lalu, deru mesin motor terdengar dari arah luar restoran. Terlihat sesosok pria tinggi berkulit gelap, dengan warna rambut yang begitu nyentrik turun dari motor sport hitamnya.

"Hm? Siapa itu?"

Asa tidak mengenal siapa orang itu. Menurut Asa, rambutnya aneh. Masa laki-laki mengecat rambut warna kuning dengan pink? Aneh-aneh saja.

Pria itu masuk dan dengan begitu saja, ia duduk tepat disamping Asa dan membuat dirinya tersontak. Pria itu memesan yukhoe, semacam daging sapi mentah yang diasinkan.

Fera menatap Asa, seakan-akan mereka sedang berbicara melalui telepati. Wajah Fera seakan bertanya "Siapa di sebelah lo?"

Dan Asa seakan menjawab "Ya mana gue tau!"

Keduanya pun hanya menghela nafas berat.

Asa merasa kurang nyaman berada di dekat orang ini, apalagi tampilannya seperti preman.

Pria itu tiba-tiba menatap ke arah Asa dan langsung bicara dengan nada antusias.

"Eh, kamu bukannya Itoshi Asa ya?"

"Uhuk!"

Asa hampir tersedak mendengar orang itu tiba-tiba bicara padanya. Ia buru-buru minum seteguk air dan menghindari kontak mata dengan pria itu.

"...bukan, salah orang."

Ia mulai merasa makin tidak nyaman. Kenapa semua orang mengenalnya? Dia ini seleb atau kriminal? Haduh...rasanya ia ingin menghilang saja.

"Heh...begitu ya? Aku tau kok, kamu gak usah bo-"

BRAK!

Suara pintu restoran terbanting, membuat Asa, pria itu, dan Fera dengan terkejut menatap ke arah pintu dengan terbelalak.

BERTAUT (ft. Itoshi brothers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang