8. Keji

241 17 0
                                    

Malam kemarin bersama kak Rin itu adalah momen yang tidak mungkin Asa lupakan. Sudah berapa lama kak Rin tidak berbuat baik kepadanya lagi setelah bertahun-tahun?

Oh, rasanya kala itu hatinya sedang berbunga-bunga.

Seperti biasa, pagi hari Asa sudah melakukan rutinitas paginya. Namun, wajahnya sumringah dibanding hari-hari biasanya ia lewati.

Ia berjalan sambil bersenandung kecil dengan senyum tipis tertera di wajah cantiknya. Rambutnya kecoklatan miliknya pkerkibas ditiup halus oleh angin sepoi-sepoi pagi hari.

Asa tidak peduli jika murid-murid disana akan mulai menggosipi tentang Asa. Dirinya masih tenggelam dalam memori bersama Rin di pantai itu.

Rasanya menyenangkan.

✧✧⁠✧

Di jam pembelajaran, saatnya pembagian hasil ujian. Asa terasa sedikit gugup, namun dirinya tetap berekspektasi mendapat hasil yang bagus.

"Itoshi Asa."

Asa sontak berdiri ketika telinganya menangkap suara guru mengucapkan namanya.

Dirinya duduk kembali setelah menerima kertas ujiannya. Dan ia membuka kertas itu untuk melihat berapa digit angka yang tertulis di kertas ulangannya.

"...."

Tubuhnya mati rasa seketika. 83? Cuma dua digit angka? Belum lagi itu angka delapan dan tiga?

"...Mati gue."

Dirinya menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Kakinya tidak bisa berhenti bergetar semenjak ia terus kepikiran bagaimana ia akan menghadapi ayahnya nanti.

Mana hari ini ia tidak bisa bertemu dengan Fera. Toko ramennya tutup minggu ini karena ada renovasi. Maka satu-satunya yang Asa bisa lakukan hanyalah menuju jalan pulang nantinya.

Ah, ya. Chika.

Jarang sekali Chika terlihat belakangan ini. Apa ia sakit? Lalu, Kaiser?

Akhir-akhir ini ia jarang mendengar kabar dari Kaiser. Padahal dia pacarnya. Entahlah, Asa akan mencarinya saat jam istirahat nanti.

✧✧✧

Dan pas sekali saat bel istirahat, Asa buru-buru bangkit dari tempat duduknya dan langsung pergi mencari Kaiser.

Ia melihat ke dalam kelasnya, namun tidak tertampak sosok Kaiser.

Di kantin juga ia tidak ada.

Lalu, matanya menangkap sesuatu.

Itu dia, Kaiser. Si blonde Jerman. Dirinya sedang berjalan menuju rooftop. Asa mencoba untuk memanggilnya namun, ia ingin melihat untuk apa Kaiser pergi menuju rooftop.

Ia diam-diam mengikuti jejaknya sampai berhenti di tujuan. Dan ya, siapa sangka ada hal tak terduga terjadi.

Disitu Ada Chika yang menunggu Kaiser. Begitu Kaiser sampai, dirinya memeluk erat pinggang ramping Chika. Begitu juga Chika membalas pelukan Kaiser.

Siapa sangka kalau mereka tiba-tiba memberi kecupan satu sama lain tepat di bagian bibir.

Mata Asa membelalak melihat pemandangan itu. Antara kesal, kecewa, sakit hati, rasanya campur aduk.

Ia tidak bisa diam begitu saja. Ia mendobrak pintu rooftop itu dan berdiri di antara mereka.

"Maksud lo apaan, brengsek?"

Mereka berdua menyudahi sesi mereka dan menatap Asa dengan terkejut. Saling memberi isyarat mata, seakan mereka tidak tau harus berbuat apa.

"MICHAEL KAISER!"

BERTAUT (ft. Itoshi brothers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang