"Assalamualaikum kal" sapa seorang pria berwajah tegas dan bertubuh gagah
Dengan suaranya begitu lembut mengalun indah membuat siapa saja yang mendengarnya dapat terpikatHaikal yang tengah berbaring lesuh seusai diberi hukuman oleh gurunya pun langsung terduduk sumringah meluapkan rasa kesalnya entah kemana
"Waalaikumssalam gus,ada apa ya?" tanya haikal sopan
"Saya mau ngajak kamu keluar nemenin saya beli barang buat kepentingan pondok,kamu mau kan" ujar si pria penuh harap
seperti mendapatkan tawaran emas yang takkan datang dua kali tentu haikal mengangguk semangat kapan lagi kan keluar hanya berdua bersama gus mikael,ehe sekalian modus sabi kli ye
Karena mendapat respon yang sesuai
Lantas mikael pun tersenyum menapakkan gigi putihnya yang berjejer apik dengan tambahan gingsul di samping atas membuat kesan tampannya makin menguarHaikal tiba-tiba saja menjadi gugup sendiri entah kenapa setiap melihat mikael tersenyum selalu membuat sesuatu yang berada dalam dirinya bergejolak dan berdetak heboh
Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?
Tanpa sepatah katapun haikal langsung menggandeng tangan yang lebih tua pergi meninggalkan aula pondok dengan senyum indah yang terpatri menghiasi wajah cantiknya- eh tampan
Dari kejauhan terdapat sepasang mata sipit yang memandang keduanya memancarkan aura mencekam di sekitarnya seperti siap membunuh siapa saja yang berani mengusiknya
"Ga akan gw biarin apapun yang seharusnya jadi milik gw diusik orng lain,ga akan!!" Ucapnya penuh penekanan di setiap kata nya
--------
"Alhamdulillah akhirnya sampe juga" ujar mikael penuh syukur sembari membenarkan rambutnya dikaca spion
Sedangkan haikal ia sudah sedari tadi turun dari motor dan kini tengah memandang takjub pada toko² yang menjual berbagai macam barang yang berjejeran di pinggir jalan
Mikael terkekeh gemas dan mengusak rambut haikal gemas melihat tingkah lucu haikal "ayo tunggu apa lagi" mikael segera menarik tangan haikal memasuki salah satu toko garet yang terkenal di wilayahnya
"Loh gus kok malah kesini,katanya mau cari barang buat pondok?" ia dibuat bingung kenapa dirinya malah dibawa ke toko seperti ini bukannya ketoko langganan mereka yang menjual kebutuhan pondok
"ini,ini,ini semua kan juga barang kal" ucap mikael bergurau sembari menunjuk rokok korek dan asbak
Haikal mencibikkan bibirnya kesal jika saja mikael bukan anak dari gurunya sudah dipastikan ia akan meneriaki dan mengumpati habis habisan mikael tepat didepan wajahnya walaupun ia adalah orang yang ia sukai
"HAHAHA" akhirnya tawa mikael pecah karena sudah tidak kuasa melihat ekspresi yang ditunjukkan haikal padanya
"His guss~" ujar haikal mendayu pertanda bahwa ia tengah malu
Bagaimana tidak? Setelah mikael tertawa begitu keras semua orang yang berada disekitar mereka lantas langsung menoleh menatap mereka sambil berbisik-bisikTawa mikael memelan dan berangsur angsur mereda ia berdehem untuk menormalkan ekspresinya
"Ekhem,udah belum pak" ucap mikael mengalihkan topik
"enggeh empon,iki kang monggo" jawab pria paruh baya pemilik toko sembari memberikan mikael sekantung plastik
Mikael menerimanya dengan sopan dan memberikan sejumlah uang pada pemilik toko lalu ia segera menarik haikal agar mengikuti nya lagi