Matahari hari ini bersinar sangat terik
Apalagi saat ini sudah pukul satu dini hari,waktunya matahari memancarkan sinarnya sekuat kuatnya membuat sekelompok remaja yang tengah beristirahat dari kegiatannya dibuat mengeluh kegerahan"aduh panas banget busyet" jamian mengibas ngibaskan tangannya pada wajahnya
"Ho'o matahari desa emang ga ngotak" abian setuju oleh penuturan kakaknya
Kini kelimanya sedang berteduh dari panasnya serngenge duduk dibawah pohon besar yang berada ditengah tengah perkebunan teh yang amat sangat luas
"neng mala udah dulu yuk kerjanya,abang udah letoy nih" keluh zidan pada himal yang masih sibuk berkerja
himal menoleh sekilas pada zidan lalu menggeleng pelan "nanti mas,nanggung dikit lagi" sahutnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda
Keempat bersaudara itu dibuat mendesah pasrah,apa daya jika dirinya sudah lelah namun kesayangannya masih saja giat bekerja.jadi,mau tidak mau mereka bangkit dari duduknya dan kembali membantu himal
Jamian dan zidan membantu mengangkat keranjang yang sudah terisi penuh oleh dedaunan teh untuk dikumpulkannya sedangkan marvin dan abian membantu si manis memetik teh dengan keranjang di pundak masing masing
Saat semua tengah fokus pada kegiatannya tiba tiba abian berteriak mengejutkan yang lain
"AAA ADA ULET YANGG" abian berlari menghampiri himal dan memeluknya
"Dasar! bilang aja mau modus kan lu" cibir jamian memincing menatap abian tak suka
"Modus apaansi sat,orang beneran ada ulet juga,sisanya memang modus sih hha" lanjutnya terkikik dalam hati
"Halah! masa cuman sama ulet aja lu takut malu noh sama otot" ejek marvin
"bener banget bang,malu juga noh sama kumis lu yang nyembul tipis tipis" timpal zidan tak kalah mengejek
"HAHAHA" seketika tawa mereka pecah karna sudah berhasil menggoda abian yang menampakkan wajah kusutnya
"Ayang himal~" rengek abian mencari pembelaan sambil bergelayut manja pada lengan kecil sang empu
Himal yang peka lantas mengelus pipi abian pelan "udah,udah.jangan di bully gitu dong mas abiannya,kasian." Pinta himal pada ketiganya
Mereka yang tak kuasa menahan gemas karna himal yang mengeluarkan tatapan memohonnya pun menghela nafas sesaat dan mengangguk mengiyakan
Membuat abian menjulurkan lidahnya mengejek pada ketiga dikala dirinya merasa menang
"Bagus! gini dong dari tadi kan enak dilihatnya" himal mengacungkan kedua jempol mungilnya
"Dah ayo pulang,udah selesai juga kan" ajaknya sembari jalan terlebih dahulu dengan abian yang masih nyaman nemplok di lengannya yang di ikuti oleh zidan dan yang lain berjalan di belakangnya
°°°°°°
Hari demi hari terlewati bahkan sekarang sudah masuk bulan ke enam keempatnya berada di desa tempatnya dihukum oleh sang ayah
Walau sudah sebegitu lamanya,namun mereka tak merasa lama sebab menjalani nya dengan ditemani oleh sang pujaan hati,yap pujaan hati.
Keempat saudara itu.sudah menaruh rasa pada himal sejak mereka pertama kali bertemu,bisa disebut 'cinta pada pandangan pertama'
Dan hari ini adalah hari libur dimana mereka tidak memiliki kegiatan alias malas malasan,dan bingung ingin mengisi waktu luangnya dengan apa
Mereka hanya berkumpul di ruang tengah ditemani dengan rokok ditangan masing-masing