Posesif.

238 17 1
                                    

Happy Reading!(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-⁠☆


-🧸-


Sean yg kabur dari Xenon akhirnya merasa lelah, dia duduk diperbatasan lapangan basket. Ia duduk dibawah pohon yg rindang, sangat sejuk.

"Sayang.." Sean menoleh dan mendapati Xenon diatas sana, ia turun berniat ikut dengan Sean.

"Eoh? Apa yg kau lakukan disini-" Ucapan Sean terpotong saat Xenon memeluknya sangat erat, Sean tidak membalas pelukannya, ia hanya mengelus lembut belakang kepala Xenon.

"Maaf.. itu hanya kesalahpahaman."

"Kesalahpahaman? Dia calon mu, Xen."

"Tidak." Sean menghela nafasnya lelah.

"Ayolah Xen, kenapa kau seperti ini. Tidak seharusnya kau seperti ini, Renna bahkan mungkin rela harus pindah kemari hanya ingin dekat dengan mu."

"Kau ini kenapa!?"

"Kau yg kenapa, Xenon. Tindakan mu ini salah, tidak seharusnya kau memprioritaskan diriku bandingkan calon istri mu."

"Jadi kau tidak suka?"

Sean merenggangkan pelukannya, memaksa Xenon untuk menatapnya.

"Xenon, jangan egois. Dia akan menjadi calon masa depan mu, aku hanya sahabat mu, aku tidak bisa selalu dengan mu di masa depan-"

Xenon tertawa mengejek, "Kau akan selalu dengan ku, akan ku pastikan itu." Lirih Xenon, membuat Sean terdiam.

"Kenapa... Kenapa kau begitu yakin?"

"Kenapa tidak? Karena aku mencintaimu." Mata Sean terbelalak, kenapa menjadi seperti ini!?

"Xen.."

"Tidak, aku mencintaimu, lebih dari yg kau tahu, Kak." Lanjut Xenon, astaga bagaimana ini.

"Bukankah kau juga mencintaiku? Kau selalu mengatakan itu kepada ku, bukan? Apakah perasaan itu masih ada?" Tanya Xenon, demi apapun Sean tidak bisa menjawab lelaki didepannya ini.

Xenon menggenggam kedua tangan Sean erat, untung saja lapangan sepi.

"Kak.. you're mine, siapapun tidak bisa memiliki mu selain aku. Dan ingat ini, jangan membantah selagi aku berkata tidak."

"Xenon, ini salah. Kau bukan mencintaiku-"

"Aku mencintaimu. Tidak ada yg salah. Aku bahkan akan melakukan apapun yg kau minta, jangan pergi..." Sean menggulum bibirnya, pada akhirnya ia hanya mengangguk kecil.

Xenon memeluk tubuh Sean dengan erat, senyum nya merekah ketika Sean tidak melawan apapun ucapannya.

-🧸-


Jam pulang sekolah, seperti biasa sangat ramai. Namun Sean tidak lupa dengan tugas kelompok nya, kerkom mempersulit hidupnya. (Real.)

Sean menoleh kearah temannya yg sudah menunggu nya, "Buru ah, sekalian nyari makan kita." Sean tersenyum kikuk, merasa canggung dengan teman kelasnya sendiri.

Teddy Bear. - SBJNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang