Xenon kembali menghimpit yg lebih pendek, lelaki tinggi itu benar benar ingin membuatnya gepeng sepertinya.
Tanpa aba aba apapun, Xenon menyatukan bibirnya dengan bibir milik Sean membuat Sean tersentak. Memulai permainan dengan awal yg manis, seperti biasa Xenon sedikit melumat bibir manis tersebut.
Bibir yg selalu berbicara kepadanya sekarang malah lebih cerewet ke orang lain, apakah Xenon bisa menerima hal tersebut?
Suara kecupan terus terdengar, bahkan engahan Sean terus terdengar dari kelas itu. Kelas sunyi dengan keadaan yg sedikit panas membuat kepala Sean ingin meledak.
Xenon terus menyantap bibirnya buas, terus mengecap bibir manis nya setiap inci ia bahkan bisa terus mengecap bibir manis itu.
Suara lenguhan milik Sean menyadarkan Xenon, ia melepaskan pangutan tersebut lalu menatap sayu kearah yg lebih pendek.
Wajah Sean berantakan, bibir manisnya bengkak memerah, air liurnya berada pada dagu, mata sayu, serta rambut yg acak-acakan membuat kesan sexy tersendiri bagi Xenon.
Xenon menjauhkan dirinya dari Sean yg sudah lemas, salah satu kursi ia duduki menepuk pahanya memberikan isyarat kepada Sean untuk duduk disana.
Sean mengerti langsung menurut, ia duduk dipaha Xenon. Merasa sesuatu yg keras disana membuatnya tak nyaman, Sean terus melenguh setiap ia menyentuh "benda" tersebut.
"Aku bahkan belum mulai, sayang." Bisik Xenon pada telinga Sean membuat Sean geli, lalu Xenon menjilat telinga Sean membuatnya tersentak.
"Katakan. Apakah seseorang pernah melakukan ini kepadamu?" Tanya Xenon dengan nada rendah, Sean menatap sayu Xenon lalu menggeleng kecil. Xenon tersenyum tipis lalu mengelus dalam rambut Sean.
Kembali menyatukan bibir mereka, sedikit beradu lidah lalu beralih pada leher bersih milik Sean. "Sshh.. tolong ja- jangan tinggalkan bekas..." Xenon yg menghirup aroma Sean melirik Sean lalu menyunggingkan senyumnya.
"Aku tidak sebodoh itu untuk menandaimu ditempat yg terlihat seperti leher mulus mu ini." Lirihnya, Xenon memulai pekerjaan nya. Mengecup leher putih itu membuat Sean mendongakkan kepalanya.
Menggigit bawah bibirnya agar desahannya tak lolos, Xenon melepas satu persatu kancing seragam milik Sean walau agak kesusahan namun itu membuahkan hasil.
"Lepas. Lepas baju dalam mu." Perintah Xenon, seolah tersihir Sean menurut. Ia melepaskan seragam dan baju kaos berwarna putih itu, semuanya terjatuh di lantai.
Sean sudah terlanjur lemas, bahkan untuk berbicara pun ia tak mempunyai tenaga. Xenon menatap pemandangan didepannya, tubuh ramping dan seksi milik Sean. Sangat berbeda dengan dulu, tentu saja.
Xenon dengan sengaja mengelus perut rata milik Sean lalu menarik pinggang ramping itu lebih mendekat. "Shit, i didn't know you're that sexy, baby." Bisiknya, ia menatap Sean diatasnya, menatapnya sayu seolah menginginkan lebih.
Dengan senang hati Xenon akan memberikannya. "Jadi... Haruskah kita menyelesaikan nya sekarang, Sean?" Lirihnya, Xenon tersenyum ia menjilat nipple Sean membuat Sean mendongak.
"Oh.. atau.. Kak Sea?" Lanjut Xenon, ia tersenyum miring lalu kembali menjilat nipple milik Sean tak hanya itu ia bahkan meraup dan mengigit kecil nipple itu seperti bayi yg sedang menyusui.
"Sshh, ahh.. Xe- Xenon.. hentikan.." desah Sean, Xenon tak menghiraukan suara Sean ia terus meraup nipple milik Sean dengan kasar.
"Bagaimana jika kita terkunci disini...?"
"Tidak akan, sayang. Aku menitip tas di pos satpam dan juga beliau pasti akan menggedor setiap pintu kelas untuk memastikan apakah seseorang ada di dalam. Kau, tidak usah khawatir."
Penjelasan dari Xenon membuat Sean mengangguk, Xenon melepas semua kancing seragamnya dan melepaskan baju dalamnya, tentu saja dibantu oleh Sean.
Mengulurkan tangannya pada tangan Sean lalu meletakkan nya di bahu Xenon. Meminta lelaki rubah itu mengalungkan tangan pada nya.
Xenon kembali menyatukan bibir mereka, ia tak akan pernah bosan untuk menyicip bibir manis itu. Bahkan jika dirinya akan tiada, bisa dipastikan ia akan mengecup bibir manis milik Sean.
Suara kecupan terdengar, bahkan entah sejak kapan sekarang Sean sudah telanjang bulat di depan Xenon.
Xenon menatap sayu Sean, ia menunduk melepaskan resleting celana nya mengeluarkan kepemilikannya yg sudah menegang sedari tadi.
Sean melihat kebawah, bagaimana besarnya milik Xenon. Xenon menatapnya lekat lalu tersenyum tipis, Sean mengalihkan perhatiannya pada Xenon.
"Xenon.. aku tidak yakin... Itu terlalu AKH-" Tubuh Sean merinding, Xenon memasukkan satu jarinya pada hole Sean.
"Sshh.. be quite sayang, kamu mau siswa yg masih disekolah mendengar teriakan mu, hm?" Siluet tajam milik Xenon memperhatikan Sean yg langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Xenon tersenyum tipis, "hm.. haruskan dua-" Sean tersentak saat Xenon memasukkan satu jarinya lagi kedalam hole nya, terhitung sudah dua jari Xenon yg masuk kedalam sana.
Tubuhnya menggeliat saat kedua jari Xenon bergerak didalam sana. Xenon menatap puas Sean yg sudah lemas, bahkan lelaki rubah itu tetap menutup mulutnya.
Xenon akhirnya mengeluarkan kedua jarinya, beralih kepada kepemilikan nya. Ia sedikit mengocok kepemilikan nya, meminta Sean agar memasukkan kepemilikan nya.
Sean menurut, ia mengangkat dirinya lalu memasukkan kepemilikan Xenon. Baru setengah Sean sudah tak bisa menahan air matanya, itu sangat ngilu.
Benar benar ngilu.
Xenon menyadari hal tersebut, ia berniat membantu. Tidak, ia akan melihat kegilaan apa yg akan dilakukan oleh Sean.
Sean menurunkan dirinya, memasukan kepemilikan milik Xenon sepenuhnya. Napas nya terengah-engah, Sean menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Xenon.
Xenon menyempatkan diri untuk mengelus lembut kepala Sean, "gerakkan. Atau aku?" Sean jelas mengangguk setuju dengan tawaran Xenon.
Xenon tersenyum, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Sean ia mengigit kecil leher tersenyum menyebabkan ruam merah.
Xenon mulai bergerak, tempo pelan berubah menjadi cepat. Bahkan napas Sean sudah tak terkendali, melepas desahan nya tepat pada telinga Xenon.
Xenon... Tentu menyukai hal ini. Sore ini, kelasnya menjadi saksi. Sean Rakhasa, sudah sepenuhnya ia miliki.
"Eungh, Xe- Xenon.. faster please.." lirih Sean membuat Xenon semakin cepat menghancurkan hole milik Sean.
Sean tak peduli, bahkan jika ia besok tidak bisa berjalan sekalipun. Ia menikmati semua ini. Iya, ia egois, maaf Sean ucapkan kepada temannya itu nanti.
"Ugh.. damn. You're so hot baby.." erang Xenon, suara kulit terus terdengar. Erangan serta desahan, bahkan rambut mereka juga basah.
"Xenon.. i'm coming-" Xenon melirik Sean, ia menyatukan bibir mereka, membiarkan cairan itu keluar.
Tubuh Xenon maupun Sean bergetar, Sean sudah lemas berbeda dengan Xenon yg terlihat biasa saja.
Lumatan itu terlepas dengan suara engahan keduanya, "berniat membantu membersihkan ini?" Tanya Xenon, Sean tentu mengangguk.
"Ini... Kekacauan ini terjadi karena kita, jadi biarkan aku membantu." Xenon tersenyum, ia mengecup bibir itu.
"Alright, aku akan membantumu terlebih dahulu."
Gbsa nulis M rated chap ygy, maklumi🙏 - author.
-Teddy Bear. - Tbc...-
KAMU SEDANG MEMBACA
Teddy Bear. - SBJN
FanficWarn : Just fanfic, ooc, don't take everything here serious. Enjoy reading. -Teddy Bear.- Sean dan Xenon adalah sahabat sedari kecil, bahkan ketika melakukan sesuatu Xenon pasti akan bertanya kepada Sean. Kenapa kali ini, Xenon tak pernah menemuin...