Sean menatap anak kelasnya yg bermain bulutangkis, ia sebenarnya mau saja bermain hanya saja raketnya di pinjam.
"Sialan." gerutu nya dalam hati, melihat teman dekatnya itu memainkan raket miliknya. Sean menghela nafas, ia mengayunkan kakinya.
Merapikan poninya yg menutupi penglihatannya, "Kayaknya harus potong rambut lagi." ucapnya dalam hati, ia menyentuh rambutnya kembali. Sean menggeleng lalu tersenyum.
Hembusan angin menerpa wajahnya, anak kelas sebelah ikut berolahraga di lapangan sebelah timur sedangkan kelas nya disebelah barat.
Sean menatap rombongan kelas yg terasa familiar, dengan tak acuh lelaki itu memalingkan wajahnya membuat salah satu siswa disana mengepalkan tangannya.
Sean kembali menatap anak kelasnya, mereka tertawa, berbincang sembari bermain dan ada yg fokus bermain.
Kelas sebelah bermain Basket, pertikaian apalagi ini. Ia hanya berharap dirinya tak terkena bola yg benar benar berat itu, semoga saja.
Tapi author berkata lain🤫 - Author.
Sean memfokuskan menonton anak kelas sebelah bermain basket dengan lincah, terlihat sangat keren eoh? Tentu saja, anak basket mana yg tidak keren.
Jean memanggil nya, terlihat lelaki itu melambaikan tangannya seolah memberikan isyarat agar Sean mendekat. Sean yg mengerti langsung berdiri dan segera menyusul Jean.
"Nih raket lo, thanks yak." Ucap Jean, Sean hanya tersenyum kecil lalu mengangguk. Jean pergi menjauh dari Sean, lelaki manis berambut panjang itu menatap raketnya.
"Ada yg salah.." Sean memperhatikan raketnya seksama, merasa benar benar ada yg salah. Dan yg benar saja, saat ia menyentuh bagian atas raketnya, itu terputus.
Mata Sean terbelalak kaget, seberapa buas Jean bermain menggunakan raketnya? Hingga terputus seperti ini?
Sean menghela nafas panjang, suara gaduh dari kelas sebelah membuatnya menoleh, "Awas!!" Teriak salah satu siswa disana. Dengan tidak pas, bola berat itu menghantam wajah Sean.
Mau anak kelas sebelah ataupun anak kelas Sean, mereka jelas panik. Sean jatuh terduduk, lelaki manis itu mengusap bagian hidungnya.
"Darah..." Cicitnya, suara gaduh berasal dari kelas sebelah mengalihkan perhatiannya.
"Sumpah gue ga sengaja!" Bela lelaki itu, Sean masih sadar. Itu... Kelas TKJ 1, kelas milik Xenon.
Xenon langsung menarik kerah lelaki yg dikenal dengan nama Garesh, anak lelaki dikelas Xenon berusaha untuk menjauhkan Xenon dari Garesh.
Tetapi lelaki itu sudah kepalang emosi, langsung memukul perut Garesh membuat lelaki itu terbatuk batuk. Anak kelas berhasil memegangi Xenon, sedangkan murid perempuan membantu Garesh untuk bangun.
Sean melihat itu, ia lihat. Bagaimana wajah emosi seorang Xenon Madhava. Anak kelas langsung menghampirinya, membawa kotak p3k yg mereka pinjam dari PMR sekolah.
Seorang perempuan berambut panjang dengan mata kucing uniknya, mengeluarkan tissue dari saku celana olahraga nya. Memegang bagian belakang kepala Sean, berusaha mengelap darah yg keluar dari hidung Sean.
Sebelum... Xenon menghempaskan tangan perempuan cantik itu. "Minggir." Perintahnya dengan nada yg mengerikan, bahkan seluruh siswa yg mengerumuni Sean jadi menyingkir, seolah menjauhi Sean.
Xenon mengambil paksa tissue yg dipegang perempuan tersebut, berjongkok disebelah Sean lalu mengusap darah yg keluar dari hidung Sean dengan perlahan.
Setelah menghapus darah tersebut, Xenon mengajak Sean untuk duduk dipinggir lapangan. Tentu saja dengan gendongan Xenon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teddy Bear. - SBJN
FanfictionWarn : Just fanfic, ooc, don't take everything here serious. Enjoy reading. -Teddy Bear.- Sean dan Xenon adalah sahabat sedari kecil, bahkan ketika melakukan sesuatu Xenon pasti akan bertanya kepada Sean. Kenapa kali ini, Xenon tak pernah menemuin...