telak dan mutlak, akhir.

346 24 4
                                    

Senin sudah masuk seperti biasa, setelah upacara pertama setelah jeda seminggu, mapel yang seharusnya diawali dengan bahasa Indonesia itu sekarang digantikan dengan Matematika yang seharusnya dijadwalkan hari Rabu. Miris terlalu cepat tapi tidak apa-apa.. tapi ini keterlaluan, sehabis upacara langsung disambut dengan remedial yang nantinya akan digunakan untuk menambahi nilai ujian PTS, sesuai apa yang dikatakan Gamarka beberapa hari lalu.

"Baik, bagi yang mengikuti remedial tolong masukkan semua buku dan handphone ke dalam tas dan bagi yang tidak mengikuti remedial diharapkan tetap tenang di dalam kelas agar tidak mengganggu yang remedial. Tidak ada yang boleh mencontek dan tidak boleh ada yang memberikan contekan." Tegas Pak Farhan saat membagikan lembar soal pada setiap meja, sampai pada bangku Gaisha, "Dan kamu.. Gaisha, pastikan nilai remedial kamu di atas KKM untuk memperbaiki nilai PTS kamu." Tukas Pak Farhan membuat Gaisha tersenyum masam, "Kamu seminggu sudah dibimbing oleh Gamarka kan? Seharusnya nilai kamu bisa baik." Tambah Pak Farhan membuat Gaisha mendelik kesal saat menatap punggung Gamarka yang duduk di depannya.

Kalau nilai Gaisha di atas KKM, berarti nanti benefitnya jadi pacar Gamarka? Gak, gak.. Gaisha gak mungkin mendapatkan nilai di atas KKM. Niatnya Memang gak mau dapet nilai di atas KKM tapi setelah baca dan memahami soal remedial, Gaisha langsung nemu cara penyelesaiannya dan langsung ketemu jawabannya; Ntah benar atau tidak, yang penting soal remedial Matematika-nya selesai tepat waktu.

"Lima belas menit lagi." Celetuk Pak Farhan yang sedari awal tadi berkeliling untuk memantau siswa-siswinya, "Yang sudah selesai silakan dikumpulkan ke depan lalu keluar kelas, boleh istirahat."

"Pst, Sha, bisa gak?" Bisik Renava khawatir karena dari awal soal dibagikan sampai detik ini; Gaisha diam tanpa mengoceh seperti biasanya.

Gaisha melirik sinis Renava sebelum melipat lembar kertas ulangannya kemudian beranjak sampai menimbulkan geseran suara kursinya, "Gue duluan."

"Widih, tumben kelar duluan." Sindir Wilona yang ikut beranjak, dia ikut remedial karena merasa nilainya kurang.

"Lah, lo juga tumben kelar duluan?" Balas Gamarka yang masih fokus meneliti jawabannya. Oh, nilai 97 masih kurang baik ya? Sampai-sampai ia mengikuti remedial.

"Dih, tumben ikut nimbrung?" Celetuk Janu yang kelimpungan mengerjakan sisa soalnya.

"Suka-suka gue lah." Setelah itu, Gamarka menutup penanya dan beranjak untuk mengumpulkan lembar jawabannya.

Janu mendengus, "Gak beres."

ㅡsalutationㅡ

"Gampang gak?"

Gaisha sempat terlonjak kaget karena pertanyaan singkat dari seorang pemuda yang tiba-tiba muncul berjalan di sampingnya, Gamarka Aksara. "Gampang kok, kan diajarin sama lo. Puas?" Nada sinis pada akhir kalimat membuat pemuda itu tertawa pelan.

"Iya, jadi mau tahu kapan nilainya?"

Langkah Gaisha spontan berhenti, membuat Gamarka yang dari tadi jalan beriringan ikut berhenti dan menoleh ke arah Gaisha. "Kertas ulangannya baru beberapa menit lalu dikumpulkan, gimana ceritanya nilainya bisa langsung diumumin sekarang?" Gaisha tidak habis pikir.

"Ya bisa, gimana kalo punya lo sekarang gue cocokin?"

Gaisha merotasikan matanya, "Lo ngomongnya enak banget, Mark."

"Oi, Mark!"

Suara Janu mengalihkan atensi Gaisha dan Gamarka, "Apa?" Saut Satria.

"Panggil Pak Farhan, lo disuruh ke ruang guru sekarang." Janu menyampaikan tujuannya memanggil Gamarka.

iv. SALUTATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang