"Saya nggak bisa lama-lama, anak saya di rumah nunggu."
"Namanya siapa Mbak? Pasti lagi lucu-lucunya, ya."
"Namanya Rashel. Kamu bisa langsung aja ke intinya."
"Oh oke Mbak," Ashila menipiskan bibirnya. Perempuan itu menunduk sebentar, menguatkan diri. "Saya minta maaf, Mbak. Saya minta maaf atas apa yang udah saya lakuin ke Mbak. Saya sadar betapa murahannya saya selama ini."
Tangan Ashila saling bertaut. "Dulu Niko secinta itu sama saya. Jadi saya pikir walau Niko nikah pasti tetep saya pemenangnya. Awal-awal ya memang begitu, tapi lama kelamaan saya sadar kalau Niko udah nggak ada perasaan sama sekali sama saya. Tapi saya gigih banget untuk tetep cari perhatian Niko."
"Setelah Niko udah nikah sama saya, kontak fisik sejauh apa yang kalian lakuin?"
"Awal-awal mungkin kami pelukan Mbak, selain itu nggak ada. Dan, semua kontak fisik saya yang mulai kok Mbak. Semuanya saya yang mulai. Setelah nikah Niko udah usaha buat berkomunikasi sama saya tapi sayanya yang ngeyel. Saya juga mati-matian diterima di kantor Niko supaya bisa bareng sama dia. Mbak harus percaya sama Niko mbak, dia cinta banget sama Mbak.
Oh soal malem itu. Ceritanya panjang tapi kakak saya baru keluar dari penjara dan dia marah-marah melukai saya. Niko dan Reno bantu saya. Maaf kalau gara-gara itu Mbak jadi salah paham. Reno bawa kakak saya lagi ke polisi sedangkan Niko bawa saya ke rumah sakit."
Gyani mengangguk-angguk saja. Tidak tahu harus bagaimana. Penjelasan dari perempuan itu dapat Gyani terima. Apa yang ia katakan soal malam itu juga sinkron dengan apa yang Reno jelaskan semalam di telpon.
"Makasih udah mau jelasin."
"Saya minta maaf sebesar-besarnya, Mbak. Harusnya tahu batasan saya. Dulu saya cuma iri sama Mbak yang dapet restu dari Mamanya Niko sedangkan saya enggak. Kayanya Mama Niko emang punya feeling yang jelek soal saya jadinya ya begitulah."
"Kamu bisa lanjutin hidup kamu dengan baik setelah ini," Gyani menenangkan. "Makasih. Kayanya saya udah terlalu lama ninggal anak saya." Gyani mengulurkan tangannya untuk bersalaman, Ashila menerimanya dengan senang hati.
Gyani melenggang dengan anggun, langkahnya pasti tanpa keraguan. Hatinya terasa ringan. Tidak hanya Ashila yang akan melanjutkan hidup, namun Gyani dan niko serta anak mereka juga. Melanjutkan kehidupan baru yang menyenangkan. Perempuan itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang untuk pulang ke rumah yang baru mereka tinggali beberapa minggu. Rumah baru mereka yang belum lama selesai di renovasi.
"Rashel tidur?" Tanya Gyani saat melihat Mbak Ina justru berkeliaran di dapur.
"Iya bu. Abis minum susu tidur," jelas Mbak Ina.
Lantas Gyani tidak langsung naik ke atas. Perempuan itu menjatuhkan diri di sofa. Mengistirahkan tubuhnya.
"Oh ya bu, itu dibawah meja ada paket," Mbak Ina berteriak dari dapur memberi informasi. Gyani menarik kotak berwarna coklat kemudian menelitinya. Oh, paketnya. Pipi perempuan itu bersemu merah. "Paket apa sih kok Ibu senyum-senyum sendiri," Mbak Ina tiba-tiba berdiri di belakang Gyani ingin tahu. "Ohhh baju seksi," Mbak Ina cekikikan sendiri.
Gyani buru-buru menutup kembali kotak yang sempat ia buka. Perempuan itu malu. "Ah udah ah, Mbak." Mbak Ina masih menggoda. Membuat Gyani semakin malu dan menutup wajahnya dengan kotak itu.
"Ibu mau saya bikinin jamu rapet nggak?"
"Biar apa?" Jawab Gyani sangsi.
"Ya biar rapet kembali gadis Ibu."
"Vagina elastis ah. Walaupun abis lahiran pasti juga balik ke semula."
"Ini mah beda Buuu," Mbak Ina ngotot. "Di kampung mah kalo abis lahiran atau janda yang nikah lagi pada minum ini."
Gyani sebenarnya menolak, dia tidak percaya pada hal-hal seperti itu. Tapi melihat usaha Mbak untuk membuatkan jamu dengan bahan-bahan alami yang ada di rumah, Gyani meminum jamu itu untuk menyenangkan Mbak Ina. Rasanya tidak buruk, tidak pahit sama sekali.
***
Kelanjutannya bisa kalian baca di KaryaKarsa ya. Kalian bisa baca khasiat jamu rapet Mbak Ina dan bagaimana cerita home birth yang dijalani Niko dan Gyani di kelahiran anak kedua mereka :)
https://karyakarsa.com/anothernightwithyou
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bundle of Stories
Romanceone shoot, two shoot, or more about love, mature, marriage, pregnancy, happy, and sad story.