Keramatnya 'Nggo Mbak'
"Sedikit kata tak akan kalah dengan yang berjuta-juta, jika itu diucapkan dari dia yang spesial di hati kita."
Hanya itu kenangan kita berbicara langsung antara dua mata
Urusan lain banyak, tapi bermakna juga untuk banyak manusia
Aku tidak lupa kejadian apa yang meluncurkan ketertarikan hatiku bertaut untukmu
Namun, aku tidak tahu detik mana yang sesungguhnya merangsang hati untuk menyangga tanggung jawab yang selama itu masih semuLim Askara: "Wonten Mbak-Mbak yang dijadwalkan tugas, mboten? Nitip ini, tadi dari pusat untuk Mbak yang bagian mengurus apa yang ditugaskan oleh Gus F."
Teman-teman: "Wonten, L mawon langsung. L yang ditugasi Gus F."
Lim Askara: "Nggo Mbak."
Aku pun bergegas maju
Tangan sang madaharsa telah mencondongkan bungkusan aksara di samping bangku
Sorot matanya juga telah terpancar ke arahku
Dan, ternyata itu yang pertama dan terakhir jarak dan perkataan yang lekat keramat sebelum akhirnya aku pergi dari sudutmuAku lupa
Aku tidak mengurus, tidak memanjakan rasa yang sedang bertahta
Bagiku, kamu luar biasa, tapi cuekku masih menang atas segalanya
Aku tidak terlalu berharap, aku pun hanya berdoa secara umum, kamu masih terlalu liar dalam relung manisku di duniaHmmm, ada satu ingatan lagi, tetapi dengan jarak yang tidak begitu lekat antar diri
Tentang khususnya kata yang terpatri
Tatkala susunan kayu di depan tak ada yang menempati
Kamu pun menyapa, tapi maaf aku tak bisa menyesuaikan sapaan sebab malu karena kesendirian dan sebab adanya sesuatu yang sudah melekat di bawah kakiDiri ini juga pernah datang terlambat saat ada panggilan darimu
Itu karena rasa tak karuan dalam tubuh yang mulai lagi menggerutu
Pada akhirnya melihatmu secara langsung untuk terakhir sebelum aku pulang, yakni berada di ujung serambi
Datangku ke masjid di ronde akhir, duduk di shaf luar dan saat itu entah acara apa, sinar lampu sedang bersembunyi, hanya dengan seusap cahaya kusaksikan kamu berdiri dengan gagahnya sebagai santri yang siap mengabdiItu perkiraan pertama
Aku punya dua perkiraan lain terkait terakhir menyaksikanmu sang madaharsa
Satu, ketika kamu beli makanan khas masa putih abu-abu saat aku ditemui orang tua
Dua, ketika keringatmu tercucur menggali tanah untuk bersemayamnya beliau Mahaguru kita-------------------------------------------
Orang yang berhasil singgah di hati L bernama Lim Askara
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lupus 17
PoesíaSapamu mengguyur relungku dari noda senada Mengetuk pintu cakrawala yang masih meroda Duniaku tak hancur, tapi harapan indahku lebur Keringatku tak bercucur, tapi senyum riangku kabur Lisanku tak menganga, tapi hatiku disinggahi luka Air mataku...