BAB 9

645 23 5
                                    

"menikah lah dengan orang yang belum pernah kau temui sebelumnya, itu yang dinamakan cinta. Dan janganlah engkau melakukan zina karena belum tentu ia akan menikahi mu nantinya."

_Gus Dika Rama Abdillah_

Happy reading


Malam ini Aina tengah berada di dalam kamar Gus dika, dengan gus Dika yang ikut duduk disamping gadis itu dengan ponsel yang masih berada di tangannya. Aina yang memang yang sedang tidak melakukan kegiatan apapun hanya berguling-guling dikasur dengan pikiran yang tertuju kemana-mana.

Ingatan nya kembali pada dirinya yang kini berada di ndalem. Teman sekamar nya pun tidak ada yang tau keberadaan Aina saat ini. Bahkan ia saja tidak pamit dengan Riana dan Sinta. Ia beralih menatap Gus Dika yang masih fokus pada ponselnya, tanpa memerhatikan istrinya itu.

"Gus, kalau temen-temen Ina pada nyariin Ina gimana dong?" Tanya Aina dengan sendu.

"Ya kan ini kamu di ndalem." Jawab Gus Dika tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya itu.

"Ihh, guss!!" Rengek aina sembari membanting dirinya di kasur, Ia kesal mendengar jawaban dari suaminya itu.

Gus Dika yang melihat istrinya berguling-guling dikasur pun membuat dirinya sendiri terkekeh pelan. Ia simpan ponselnya diatas nakas Lalau bergerak menarik kaki aina hingga gadis itu tertarik kearah nya.

"Gussss!." Ucap Aina frustasi.

"Dalem sayang?" Ucap Gus Dika dengan kekehan kecilnya.

Aina yang tadi yang hendak protes pun ia urungkan niat nya itu lantaran mendengar dua kata yang keluar dari bibir suaminya. Aina yang tadinya menatap wajah Gus Dika, kini beralih menyembunyikan wajahnya pada guling.

"YA ALLAH INA PENGEN MARAH, TAPI NGGA BISA!" batin Aina.

"Gimana Ina?" Tanya Gus Dika karena sedari tadi Aina tidak membuka suara.

"Temen Ina." Jawab nya lirih.

"Kenapa sama temen kamu?" Ucap Gus Dika lagi.

"Ihhh, guss!!, nanti kalau Ina dicari gimana? Sedangkan 3 hari kedepan Ina tidur di ndalem. Terus kalau temen-temen Ina nanya gimana? Kalau temen-temen Ina nyariin gimana? Kalau temen-temen Ina curiga gimana?" Tanya Aina yang tak kunjung berhenti.

"Kaki kamu kan lagi sakit, temen-temen kamu pasti tau, jadi mereka ngga bakalan curiga." Ucap Gus Dika.

"Hmm, iya juga sih tadi juga sahwa juga ada waktu Ina jatuh." Jawab aina.

"Hmmmm.... Guss, Ina mau nanya boleh?" Tanya Aina lagi.

"Boleh, mau nanya apa ning?" Jawab Gus Dika.

"Gus dulu sebelum menikah sama Ina pernah ngecrush in cewe ngga?" Tanya Aina.

"Kenapa bertanya seperti itu? Hm?" Tanya balik Gus Dika.

"Ina itu heran Ama Gus, kenapa Gus mau sama Ina? Kan Inya dulu sering dihukum, sama suka manjat pohon mangga di pesantren." Ucap Aina terlalu jujur

"Karena kamu jodoh saya, dan inget ina, kamu itu cerminan diri saya saat kecil, saya waktu kecil juga sering manjat pohon pisang, yang jatuh bukan pisang tapi kelapa." Jawab Gus Dika.

perjodohan dengan Gus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang