BAB 2

646 26 2
                                    

Happy reading


Hari ini dilangsungkannya acara pernikahan Aina dengan gus Dika.
Rumah Aina sudah ramai oleh kerabat dan beberapa tetangga yang sedari memasak malam dirumahnya. Sedari tadi pula, Aina tidak dapat tersenyum. Wajah nya selalu saja di tekuk hingga beberapa kali Anita menegur nya.

"Senyum aina, kamu ini penganten kok mrengut" ucap Anita.

Bunda mah! Mana tau rasanya jadi Aina" ucap Aina semberi menatap wajahnya di cermin. Wajahnya teleh selesai dirias. Bahkan gaun pengantin nya pun sudah terpasang lengkap ditubuhnya.

"Aina ga mau nikah bundaaaa" seru Aina untuk kesekian kalinya.

"Memang nya bunda ga kasian sama Aina? Aina masih bocah piyik gini masa disuruh ngurus suami" ucap nya

"Belajar ya" ucap Anita sembari tersenyum manis.

"Ish! Bunda mahhh, Aina tertekan lho bund" ucap Aina lesu.

"Apasih kamu, ga boleh begitu. Katanya sudah ikhlas menerima Gus nya" ujar bunda Anita.

"Ya bundaa banyangin aja dehh" ucap Aina sembari menyendarkan kepalanya pada bahu anita.

"Kamu Kan sudah mau jadi istri orang ya? Harus nurut apa kata suami, jangan galak galak sama suaminya. Apa yang dilarang dan yang diperbolehkan sama suami kamu harus kamu turutin.
Ridho kamu pindah ke Gus Dika nantinya" ucap Anita.

"Bundaaa" rengek aina merasa melow ketika Anita mengatakan hal tersebut.

"Ya ampun, ina. Kenapa nangis segala?" Tanya navira.

Kakak ga ngerti sih jadi ina! Mana Aqila? Ucap nya menanyakan keberadaan ponakannya

"Sama abahnya" balas navira sambil bergabung dengan adik dan ibunya.

"Kenapa pada mewek?" Tanya navira duduk di samping Anita, menjadikkan nya perempuan berumur 37 tahun itu duduk ditengah tengah kedua putrinya.

"Ya sedih ka, kan adiknya mau menikah. Sebentar lagi pun sudah tidak tinggal di sini lagi" ucap Anita sambil mengulas senyum nya.

"Huahhh, bundaaaa! Aina ngga mau menikah ah! Mau disini aja sama bunda sama ayah" ujar Aina sambil melingkarkan kedua tangannya pada tubuh bundanya.

"Hus kamu ini! Ngga boleh begitu" tegur Anita.

"Tuh dek, udah mau ijab kobul lho" navira memberitahu ketika suara penghulu dan Gus dika mulai terdengar.

"Ngga bisa dibatalin kh ini? Tanya Aina menatap keduanya memalas.

"Ya gabisa lah! Udah deh, ngga usah aneh-aneh kamu" ucap navira.

"Kakkkk" rengek Aina.

"Ina kaka tau, menikah di usia muda itu ngga gampang, tapi kakak percaya kamu bisa, toh suami kamu sendiri orang yang paham agama. Insyaallah semuanya akan baik-baik aja" ucap navira.

"Apa yang kamu takutkan? Gus dika itu baik, apalagi didikan kyai galih ngga pernah gagal. Kakak tau betul Gus Dika gimana" ucap navira yang memang alumni pondok pesantren al-fatah.

perjodohan dengan Gus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang