Bab 2

246 41 12
                                    

Jangan lupa komen gaeeesss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa komen gaeeesss

****

Utahime hanyut dalam pikirannya sendiri yang tidak penah berhenti, bahkan mungkin ketika kelas selesai wanita itu sama sekali tidak sadar, ada banyak coretan tidak menentu di buku kosongnya dan semua itu berisikan rentetan mimpi yang coba ia rangkai.

Ia membunuh Shoko dengan kedua tangannya

Lalu kemudian ia yang dibunuh oleh Satoru.

Satoru, Utahime mendongak, mengamati keadaan kelas dengan pikiran berkecamuk, tidak sampai pandangannya jatuh pada sorot mata Satoru dan membuatnya menunduk secepat kilat, desiran ketakutan serta gemuru di dadanya masih bisa ia rasakan dengan jelas saat lelaki itu memberikan sorot mengintimidasi yang mulai tidak ia sukai semenjak Tuhan meniupkan mimpi itu ke dalam hidupnya. Ia menarik napas, menatap coretannya yang berubah acak dan tidak beraturan, membentuk lingkaran kecil pada kesimpulan yang ia sendiri tidak yakin apa itu benar atau tidak.

Mimpi itu dimulai sebulan yang lalu, saat Utahime merasa kehidupannya berada di atas karena sikapnya yang buruk, awalnya ia mengabaikan itu walau perasaan tidak nyaman setelah bangun tetap saja terjadi, sampai kemudian mimpi itu berlanjut dan sekarang Utahime benar-benar tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

Tubuhnya melemas, bahunya menurun saat ia kehilangan selera hanya untuk ke cafetaria guna mengisi perutnya yang mulai keroncongan, sikapnya yang tidak biasa sedari tadi mengundang beberapa tanda tanya.

Mari, sedikit Utahime kenalkan bagaimana ia dikenal di akademi itu.

Teman kelasnya, bahkan mungkin kelas yang lain, tahu siapa itu Utahime. wanita yang tidak jauh dari kata pembuat onar, yang senang berurusan dengan siapapun untuk sebuah perhatian, ia senang menjadi pusat dari seluruh pasang mata bahkan dengan cara gila sekalipun, memiliki sifat yang sedikit tempramen dan angkuh adalah ciri khas lain yang selalu melekat dalam diri Utahime, ia senang menempel pada Suguru atau Satoru, berusaha keras agar kedua orang itu meliriknya meski satu dari sekian banyak cara yang ia lakukan tidak pernah berhasil, karena itu pula, seisi kelas merasa sedikit senang sekaligus bingung dengan diamnya Utahime sedari tadi yang terkesan mendadak setelah tidak menginjakakn kaki di akademi selama dua minggu.

Apa otaknya terbentur?

Tentunya perilaku aneh Utahime membuat kepala Satoru menoleh ke arahnya, keningnya berkerut saat wanita itu mengalihkan pandangan secepat kilat begitu bertemu tatap dengannya, merasa tidak biasa dari sikap yang biasa ditunjukan Utahime. Belum lagi kejadian pingsan tadi pagi karena syok berat yang menyerangnya.

"Satoru, kau tidak makan siang?" suara Shoko bersamaan dengan suara kertas yang dirapikan mengalihkan perhatian Satoru, kebingungannya mengundang kebingungan pula bagi Suguru yang memerhatikannya.

"Kau kenapa?"

Satoru menggeleng, ia bangkit dari tempatnya duduk. Helaan nafas terdengar seiring ekor matanya yang melirik Utahime, ia penasaran, kenapa wanita itu seperti takut padanya?

Timeline (GojoHime) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang