Bab 10

226 37 4
                                    

Search: pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Search: pinterest

Keknya dua chap lagi end deh 🤔

Jangan lupa tinggalkan komentar yaaak





****


Suara ranjang terdengar begitu Satoru secara kasar menjatuhkan tubuhnya sendiri di atas sana, nafas lelaki itu terdengar berat. kepalanya mendadak pusing, meski malam telah datang dan bintang bersinar terang di luar sana, Satoru tidak bisa berpikir dengan jernih. Tangisan Utahime tadi seolah menghujam hati serta pikirannya.

Jika saja ia tidak lagi bertemu dengan wanita itu, apa suasana hati Satoru akan tetap sama?

"Ya Tuhan." Menggeram kesal, Satoru bangkit dan berjalan ke arah dapur, mengambil air putih dan meminumnya dengan rakus. Ia tidak sebaik Suguru dalam pengendalian emosi, itu masalahnya dari dulu, dan sekarang, ia juga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Ia mengkahwatirkan Utahime, kenyataan bahwa wanita itu tertekan akan kehadirannya membuat tubuh Satoru seperti dihantam sesuatu. Bahunya merosot, sejenak. Ia mencoba menangkan dirinya sendiri. Dengan menarik nafas meski yang hanya bisa ia ingat sekarang adalah, apa ia sudah melukai Utahime?



***


Suasana taman yang agak gelap, dengan lampu jalar yang pencahayaan nya terasa remang, serta bintang yang berkedip di atas langit, menjadi hal pertama yang Utahime lihat begitu ia membuka mata, wanita itu mengerjap, agak tersentak saat ia duduk dengan tegap, menyadari bahwa ia tertidur di bench hingga lupa waktu.

"Bagaimana ini..." Meraih keranjang bungannya, Utahime berlari kecil menuju area hutan, sejenak terhenti begitu menyadari bahwa keadaan gelap menyambutnya kali ini. Ia menghela nafas, kekesalan nya memuncak, seandainya tadi ia langsung pulang, tanpa harus berhenti di taman hanya untuk menangisi kebodohannya sendiri.

Tidak ada cara lain, Utahime tetap harus kembali karena ia tidak punya tempat untuk ia menginap malam ini, tidak mungkin juga ia tidur di tanam dalam keadaan dingin seperti itu, berharap nanti kakinya tidak menginjak apapun yang membahayakan, seperti ular, mungkin.

"Huh?"

Satu tangan kekar menahan kerah bajunya dari belakang saat Utahime hendak meloncat masuk ke hutan, menariknya ke belakang membuat wanita itu terpaksa berbalik, matanya membesar saat melihat Suguru berkerut bingung ke arahnya.

"Kau tahu itu hutan, kan?"

Suguru tidak melepaskan pegangannya saat Utahime mencoba menarik dirinya menjauh.

"Apa kau mengikutiku?" Wanita itu membentak, tidak habis pikir, kenapa orang-orang ini tidak bisa membiarkan hidupnya tenang barang sejenak?

"Utahime, apa kau lihat jika di depannmu ini hutan?"

Timeline (GojoHime) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang