EPILOG

333 33 37
                                    

Komennya jangan lupa juseyo, ohiya, kalian mungkin nonton MV terbarunya Ariana yang we can't be friend, nah, aku ngambil sedikit inspirasi dari sana

Sebenarnya diawal cerita, aku udah ngasih clue sama keadaan Utahime termasuk bagian akhir sebelum ia meninggal

Arigatou Gozaimase

***

Ia mendongak lagi menatap Satoru, menyadari bahwa perhatian lelaki itu yang selalu ia incar dari dulu, ia tidak tahu ungkapan suka itu hanya sebagai pengantar kepergian nya atau murni dari hati Satoru, matanya menyusuri keadaan hutan itu, mengabur, entah karena kematiannya yang mendekat tapi yang jelas, keadaan sekitar terlihat berkedut, seperti tv tua yang kehilangan jaringannya, ia seperti mendengar suara orang yang melangkah dalam ruangan bergantian, ke sana ke mari, meneriaki nama seseorang, membuatnya sejenak kebingungan, apa itu suara mereka yang sudah meninggal dan akan menyambut kedatangannya?.

Utahime menarik nafas panjang sebelum kembali mendongak ke arah satoru.

"Terima kasih, terima kasih banyak." Mengelus pipi Satoru, membuat tubuh lelaki itu ketakutan merasakan sentuhan dinginnya, bahunya bergetar saat pelukan Satoru mengerat, tangisannya mengisi keheningan saat ia tidak lagi merasakan hembusan nafas Utahime, dengup jantung wanita itu tidak lagi terasa, tangannya juga kepalanya seolah tidak lagi punya pegangan, Satoru berusaha menarik pasokan oksigen disekitar, ia tidak tidak bisa. Sesak itu terlalu terasa.


***



"Kita berhasil, kita berhasil, Nona Utahime berhasil sadar..."

Langkah cepat dari suster itu mengisi lantai rumah, memencet bel dan membuat satu dokter datang dan segera mendekat ke ranjang Utahime demi memeriksa detak jantung pasiennya saat matanya kini terbuka.

"Lakukan prosedur pengembalian memori." Ia berteriak pelan, sebelum matanya terarah ke Utahime dan ia tersenyum lembut, "Utahime, mohon untuk tetap berbaring, kau masih setengah sadar.." tangannya bergerak memeriksa infus Utahime, ada banyak peralatan yang ditujukan pada tubuh Utahime, menjadikan area di sekitar ranjang penuh, infus, selang  makanan, keteter, apnea monitor yang terpasang di tubuhnya, yang selalu memantau detak hingga kerja organ tubuh yang sudah lama terbaring, tidak lupa ventilator yang terpasang di hidung membantu Utahime untuk tetap bernafas dengan benar, serta komputer besar yang meninjau kerja otaknya, menampilkan visualisasi berjenis AI, VR dan sengaja terpasang dan terhubung ke memori Utahime guna menciptakan mimpi yang hanya bisa dilalui dan dirasakan wanita itu.

Cara lain yang digunakan oleh perkembangan jaman sebagai upaya terakhir untuk pasien yang berada diambang hidup dan mati. bahkan Utahime sendiri terlihat kebingungan dengan segala memori acak yang tidak bisa ia ingat dengan jelas.

"Apa kalian sudah menghubungi Tuan Gojo?"

"Mereka dalam perjalanan, dokter."

"Bagus." Dokter wanita tadi menghela nafas, ia menatap Utahime dengan pandangan iba, sebelum menerima suntikan dari suster dan menyuntikkannya di lengan Utahime.

"Istirahatlah dulu..."

Ia berbisik lembut seiring kesadaran Utahime menghilang dan mata wanita itu kembali tertutup.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Timeline (GojoHime) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang