bab 36

489 51 2
                                    

haiii semuaanyaaa
gimanaaa puasa nyaa??

huhh aku lagii kesell bangettt arrgehrhhrh

eh? kok malah curhat yaa wkwk.

lagu cedihhh nyaaa yaapp

HAPPY READING ૮₍˶Ó﹏Ò ⑅⑅₎ა

༘⋆🌷PT 1983💭₊˚ෆ


hali taufan, yaya dan gentar sudah sampai di lantai lima. sejauh ini tidak ada apa-apa.

keadaan hali masih memegang kampal nya, dan baju sekolah nya jiga sudah ia sobek untuk menutup luka taufan. untung ia bawa hoodie, jadi baju nya yg sobek tidak terlihat.

"huhh!! capee bangett ihh" keluh taufan.
"ga cuma lo doang yang cape. kita juga capek" ucap gentar.
"tauu aku jugaa" ucap taufan.

samar-samar terdengar suara orang sedang tertawa.

"eh- kalian denger ga?" tanya yaya.
"ketawa?" tanya hali.
"iya" singkat yaya.
"akuu jugaa dengerrr ihh takuttt.. lilii" ucap taufan. taufan langsung berdiri di belakang hali.
"tenang" ucap hali.

semua berwaspada. siapa tau adaa hal aneh lagi menimpa mereka semua. mereka berjalan perlahan, tentu dengan menoleh ke belakang, kanan dan kiri.

saat sudah di depan satu ruangan. kalau didengar lagi suara tertawa itu berasal dari.. ruangan ini.

"stt!" ucap hali sambil menutup mulut nya dengan satu telunjuk nya.

hali mengintip dri lubang kunci pintu tersebut. saat hali intip, ada retakka, borara, ejojo dan k.vargoba, ada juga sori yang tampak wajah nya gelisah.

TAKKK!!!

hali tidak sengaja menjatuhkan kampak yang ia pegang.

suara itu membuat semua yang ada di dalam ruangan itu menoleh ke pintu.

"suara apa itu?" tanya retakka.
"ya mana gua tau" ucap borara.
"ck! udh. kita biarkan sahaja penyihir' ini beraksi. kita duduk santai saja." ucap retakka.
"oke"

mereka ber5 keluar dari ruangan itu. dan disusuli oleh banyak nya penyihir.

"sembunyi!" ucap hali.
hali bergegas membawa kampak nya yang jatuh lalu mereka bersembunyi di dalam kardus besar yang tak jauh dari mereka.

hali mengintip dari sedikit celah lobang yang ada di kardus itu. jika dilihat.. sepertinya ketua dari penyihir nyaa... orang yang membunuh supra. p.mukti.

"kyaknya udah aman" ucap hali sambil mengangkat kardus nya.
"itu.. sori? lili... sori..??" tanya taufan.
"kata su-supra.. s-sori... " ucap yaya gelagapan.
"udah gue duga" ucap gentar.

mereka keluar dari kardus itu. mereka ingin memasuki ruangan itu. tapi... takut. itu saja.

"k-kita mau kedalam??" tanya taufan.
"iya" singkat hali.
"jangan banyak omong. nanti mereka balik lagi." ucap gentar sambil memasuki ruangan itu.

saat mereka masuk, yang mereka lihat hanya buku ramuan, asap berwarna ungu, lilin, dan.. yaa gitu.. barang' untuk ramuan.

"kayaknya gaada apa-apa.. Li.. ayoo keluarr upan takutt..." ucap taufan.
"nanti ya, kita selidiki dulu" ucap hali.

mendengar perkataan hali, taufan memasang wajah cemberut nya. hali sadar bahwa taufan memasang wajah cemberut nya. jadi hali mengusap rambut taufan sambil tersenyum.

"sebentar lagi ya" ucap hali.
"iyaa" taufan kembali tersenyum.

yaya melihat sekeliling. ada pintu yang terletak di pojok ruangan.
yaya mendekati pintu itu.
tak di kunci.

CEKLEK!!

yaya membuka pintu itu. gentar mengikuti yaya dari belakang.

"ruangan apa ini? berdebu." ucap gentar sambil menutup hidung nya.
"gatau" ucap yaya.

saat mereka masuk lebih dalam lagi... mereka melihat

 mereka melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

y

aya dan gentar terdiam.

CEKREKK!!.

gentar mengambil potret dinding itu. barangkali butuh untuk bukti.

di luar ada taufan dan hali yang mencari yaya dan gentar.
"dimana mereka lili??" tanya taufan.
"idk" jawab hali.

mereka berjalan ke ujung ruangan. dan ternyata ada disana. gentar buru-buru memasukan handphone nya ke dalam sakunya lagi.

"ihh kitaa cari kaliann tauu!!" ucap taufan.
"... " hali terdiam melihat dinding yang isinya foto mereka semua.

hali langsung menyimpulkan, apa ini pembunuhan berantai? apa ini bukan soal tumbal' an lagi? apa pembunuhan ini sudah mereka rencana kan? hali bingung. dan.. kenapa wajah hali dan taufan di coret?..

"apa ini??" tanya taufan.
"hali, taufan" yaya memanggil nama mereka.
"iyaa??" jawab taufan.
"kalian?? kalian sbenernya siapa??" tanya yaya.
"hah? maksudnya?" hali bingung.
"kalian merahasiakan sesuatu?" tanya yaya lagi.
"kita ga sembunyiin apa-apa" taufan ikut bingung.
"ck! jujur aja elah! banyak bacot banget" ucap gentar kesal.
"kitaa gaaa nyembunyiin apaa punn!!" ucap taufan. kening taufan dan hali mengerut.

"TERUS KALO KALIAN GA NYEMBUNYIIN APA' INI APA? KENAPA WAJAH KALIAN DI CORET??!" ucap gentar kesal.
"maksud lo apa? kita gatau apa'! " kesal hali.

mata taufan memerah lagi. seakan-akan menahan tangisan nya lagi.

"udah lah jangan nangis, muak gue liat lo nangis mulu!" ucap gentar.
"diem anj" ucap hali kesal karna ucapan gentar.
"pahlawan pun membela" ledek gentar.
"mau lo apa sih?!" tanya hali, amarah nya kiam memuncak.
"GUE CUMA MAU KALIAN JUJUR! ITU AJA!!" amarah gentar juga memuncak.
"KITA GA SEMBUNYIIN APA'!" ucap hali. ia mengepal tangan nya kencang.

"UDAH!! JANGAN BERANTEM!!" yaya kesal. kenapa jadi pada berantem?

hali dan gentar berhenti adu mulut. tapi mereka saling sinis aja. tatapan maut itu, hati-hati. jarang sekali mereka bertengkar, malah kayaknya ga pernah.

"udah disini kota bukan mau ribut! kita mau keluar itu aja. susah emang? jangan berantem, aku mohon.." ucap yaya.
"udah taufan, jangan nangis" ucap yaya sambil menenangkan taufan.

༘⋆🌷PT 1983💭₊˚ෆ

dah ahhhhh tiba-tiba g muttt heheee maafff yaaaa

peninggalan tentara 1983 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang