.
.
.02 Maret, 13.57
"Mas, Mas yakin ayah bakal nerima kita?.. Aku takut, Mas.." Hyuck memegangi lengan Mark yang hendak mengetuk pintu rumah Hyuck.
Mark tersenyum teduh untuk menenangkan Hyuck dari segala kemungkinan yang akan terjadi.
Ia juga sebenarnya tak yakin, tapi ia tak boleh membiarkan kedua orang tua mereka tak tahu apa-apa tentang ini.
Hyuck mengelus perutnya yang sudah membulat itu dengan perasaan cemas dan takut, usia kandungannya bahkan sudah memasuki usia 24 minggu. Sudah terlalu besar untuk ditutupi lagi.
tok tok tok
"Permisi.."
Tak lama seorang wanita paruh baya datang membukakan pintu tersebut, tak terkira rasa senangnya melihat anak semata wayangnya pulang kerumah dengan kondisi sehat dan..
"Nak, kamu.. Kamu hamil?" Tanya sang ibu dengan ekspresi wajah takut dan berharap bahwa apa yang dilihatnya salah.
"Ibu, maafin Hyuck.. Hyuck hamil, Bu.."
Tetapi jawaban sang anak sempurna meruntuhkan kesadarannya. Sang ibu jatuh pingsan dihadapan keduanya.
"Ibu.. Maafin Hyuck.. hiks maaf ibu.." Hyuck terisak merasakan sakit yang teramat sangat pada hatinya.
Mark membantu ibu Hyuck untuk bangun dan memindahkannya kedalam rumah hingga ambulan datang dan membawa ketiganya menuju rumah sakit pun Hyuck masih saja terisak, entah kenapa dirinya begitu lemah sekarang.
Mark semakin bingung dan merasa bersalah tetapi ia tak boleh menyerah dan merasa lemah sekarang.
Tinggal ayah Hyuck yang akan ditemuinya dan meminta restu beliau untuk menikahi Hyuck.
Dalam keheningan dan rasa bersalah yang besar, tiba-tiba Hyuck mengucapkan kata-kata yang membuat Mark tersadarkan akan apa yang diperbuatnya selama ini.
"Hiks.. Mas, Ibu pingsan gara-gara aku jadi anak durhaka.. Mas, Mas aku cuma punya ibu, Mas.. Aku takut ibu ikut ayah ke surga, ninggalin aku.. Hiks..
Aku gak mau, Mas.. Aku juga lupa kalo ayah udah gak ada hiks.. Maafin aku Mas Mel.." Mark menarik Hyuck kepelukannya.
Dan lebih menyakitkannya lagi, menunggu ibu Hyuck siuman sembari menunggu ayah Hyuck pulang dan menyusul kesini adalah sia-sia.
Ia tak tahu menahu bahwa ayah Hyuck sudah tak ada didunia ini.
"Maafin, Mas.. Maafin Mas yang mentingin nafsu Mas yang ngebuat kamu hamil anak, Mas.. Mas nyesel, sayang.
Nyesel, bener-bener nyesel" Keduanya berpelukan hingga sang suster pun datang menghampiri mereka memberikan berita yang membuat suasana hati Hyuck semakin berantakan.
"Maaf, keluarga pasien dipersilahkan untuk menemui dokter" Ujarnya. Mark bingung, mengapa bertemu dengan dokter? Bukankah seharusnya bertemu dengan pasien?
"Mas Mel, ayo temenin aku.." Hyuck menarik tangan Mark untuk menemaninya masuk. Mereka pun berhadapan dengan dokter yang menangani ibu Hyuck yang pingsan dan masuk gawat darurat.
"Ibunda dari tuan Hyuck, pasien ternyata mengalami serangan jantung, kemungkinan untuk hidup hanya 5%.
Sebelumnya saya meminta maaf karena saya belum secara maksimal membantu pasien hingga selamat.
Tetapi, takdir Tuhan tak ada yang tahu. Maka, dengan berat hati saya ucapkan turut berduka cita kepada keluarga ibu, ibu Anda dinyatakan meninggal dunia pada pukul 16.10 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah tanpa Tangga
Storie breviend. [markhyuck short story] • warn: mpreg publish: 29/04/24 highest rank: #3 - minghyung (24/06/2024) #8 - hyuck (24/06/2024) © chanmilkjen ; 2024