Bab 5Tiana melangkah masuk ke dalam unit apartemennya setelah ia berhasil melarikan diri dari kediaman Hadi dan Silvi.
Dirinya bukan bermaksud untuk menciptakan sebuah drama. Tapi, Tiana benar-benar tidak siap kalau dirinya harus menjadi seorang istri terlebih lagi istri dari suami sahabatnya sendiri.
Memang benar berusia 29 tahun dan belum menikah di era sekarang adalah sebuah aib bagi ibu-ibu julid. Tapi, bukan berarti ia harus rela telinganya kotor mendengar orang-orang akan mencaci maki dirinya yang menjadi istri kedua.
Mereka hanya tahu jika dirinya menjadi istri kedua dari seorang Hadikusumo, tanpa mengetahui proses mengapa ia bisa menyandang gelar tersebut.
Tiana sudah berada di dalam unit apartemennya, itu tandanya Jika ia sudah berada dalam posisi aman. Hadi tidak mungkin tahu alamat apartemennya dan tidak ada yang tahu tempat tinggalnya selain Silvi. Kecuali, Silvi yang berada di dalam kubur bisa memberitahu Hadi alamat unit apartemennya, baru bisa Tiana takut.
Sementara Silvi mungkin sedang menghadapi malaikat dan tidak mungkin memberitahu Hadi alamat tempat tinggalnya.
Wanita cantik itu melenggang dengan santai memasuki kamarnya. Tiana segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan terlelap tanpa menunggu waktu lebih lama lagi.
Tiana tidur dari siang hingga kini sudah tengah malam membuat perutnya keroncongan. Wanita itu kemudian segera melangkah keluar dan membuka kulkasnya hanya untuk menemukan minuman kaleng kemasan dan tidak menemukan apapun.
Akhirnya dengan menguap malas, Tiana masuk kembali ke kamarnya untuk mengambil dompet.
Wanita itu mengikat rambutnya secara asal, kemudian melangkah keluar dari apartemen mengenakan sandal rumahan. Sementara atasannya hanya mengenakan baju kaos dengan celana panjang karena sepulang dari rumah Hadi tadi ia tidak sempat untuk mengganti pakaian sama sekali.
Tiana berniat untuk mencari restoran yang buka 24 jam yang berada di area sekitar sini.
Wanita itu menemukannya dan langsung mengambil posisi duduk. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun anehnya masih banyak orang yang makan di tempat.
Terlihat dari mereka-mereka masih mengenakan seragam kantor pertanda jika mereka juga baru saja pulang. Ah, Tiana jadi merindukan masa-masa saat ia berada di luar negeri dan bekerja di perusahaan juga sering sibuk seperti yang dialami oleh orang-orang ini.
Tiana masih terikat kontrak dengan perusahaan asing tempatnya bekerja sebelumnya. Beruntungnya lagi ia masih bisa bekerja jarak jauh dengan gaji yang tetap tentunya.
Teknologi semakin maju dan canggih, seorang karyawan tidak perlu ada di tempat hanya perlu menangani semuanya baik dari zoom meeting maupun email untuk mengirim surat yang bisa ditandatangani secara online.
Tiana memesan banyak sekali menu makanan yang ia niatkan untuk dihabiskan malam ini juga.
Sepertinya besok ia berencana untuk berbelanja kebutuhan agar kulkasnya tidak kosong melompong seperti tadi.
Wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekitar setelah menyelesaikan pesanan menunya pada pelayan.
Dapat dilihat ada beberapa orang yang masih duduk dengan tenang sambil memainkan ponsel mereka. Ada pula yang sedang berbicara dengan pasangan, membuat Tiana agak penasaran akan hal apa yang sedang mereka bahas. Meski begitu jiwa keponya tidak membuat otaknya mendadak konslet hanya demi menuntaskan rasa penasarannya ia harus menghampiri pasangan itu untuk mendengar langsung.
Sekali lagi Tiana menguap lebar, hingga ujung matanya sedikit berair.
Wanita itu makan dengan tenang dan lahap setelah dihidangkan oleh pelayan restoran.
Setelah ia mengisi perutnya, Tiana memutuskan untuk balik apartemen dan melanjutkan tidur malamnya.
"Gue nggak ngantuk lagi. Ah, mending lanjut kerja aja."
Akhirnya wanita itu memutuskan untuk mengeluarkan laptopnya dan mulai bekerja menyusun laporan yang akan dikirim pada atasannya.
Marlin, adalah wanita tua cerewet yang menjadi atasannya. Meski begitu, hanya dia wanita yang masih sabar menghadapi Tiana.
Sebuah email kembali masuk dan membuatnya membuka kotak pesan yang merupakan email dari Marlin.
Wanita itu memintanya untuk membuat desain grafis yang temanya sudah ditentukan oleh perusahaan.
Tiana menguap. Meski begitu, ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Menguap hanyalah bentuk formalitas semata, karena pada kenyataannya ia tidak mengantuk sama sekali.
Segera wanita itu kemudian mulai mendesain grafis sesuai dengan apa yang sudah dipesan oleh Marlin padanya.
Sebagai karyawan, Tiana tidak hanya bekerja untuk mengurus berkas-berkas penting perusahaan tapi juga mendesain baik untuk logo, dan bahkan proyek bangunan pun pernah dikerjakan olehnya yang tentunya bukan hanya dirinya sendiri tapi bergabung dengan beberapa orang dalam satu tim.
Bisa dikatakan Tiana adalah wanita multitalenta. Sebagai wanita yang sangat menyukai uang tentunya ia menggali potensi di dalam dirinya sendiri. Termasuk pintar mendesain interior atau menggambar apapun yang diinginkan oleh pihak perusahaan yang tentunya biayanya tidak murah.
Menjelang pagi Tiana baru merasa mengantuk. Wanita itu memutuskan untuk tidur dan baru bangun sore harinya.
Seharian tidak mandi membuat wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tidak lupa untuk berendam hampir 1 jam dan baru keluar dengan pakaian lengkap berupa celana pendek serta baju kaos yang menutupi hampir setengah pahanya.
"Hampir aja gue lupa kalau gue harus belanja." Wanita itu mengambil dompetnya dan segera melangkah keluar untuk menuju supermarket yang berada tak jauh dari posisi apartemennya.
Rambutnya yang basah tergerai dengan indah. Langkahnya tampak anggun dan santai masuk ke dalam toko yang berada di lantai bawah apartemen.
Tiana menarik troli kemudian segera mengambil beberapa bahan makanan baik yang mentah maupun yang sudah matang. Tidak lupa memilih sayuran dan juga daging-daging yang akan menjadi stokan untuk disimpan di dalam lemari pendingin miliknya.
Tiana tidak membutuhkan waktu lebih dari satu jam sampai akhirnya ia keluar dengan membawa banyak sekali plastik yang ditenteng di tangan kanan dan kirinya.
Wanita cantik itu langsung masuk ke dalam unit apartemennya setelah dengan susah payah menekan password apartemennya.
"Akhirnya sampai juga!" Tersenyum lega, Tiana masuk seraya membawa barang belanjaannya.
Langkah yang akan pergi menuju dapur spontan berhenti ketika ia melihat sesuatu yang agak janggal.
Tiana yang sudah melewati ruang tamu mini miliknya spontan mundur beberapa langkah sampai akhirnya ia dengan paksa membalikkan tubuhnya menghadap pada sosok yang kini sudah duduk di sofa mini miliknya.
"Aaa!"
Tiana spontan berteriak nyaring ketika melihat sosok yang tidak disangka-sangka kini sudah duduk dengan tenang di sofa mini miliknya.
Barang-barang yang berada di tangan kanan dan kirinya kini berjatuhan di lantai sementara jari telunjuknya mengarah dengan gemetar pada sosok yang saat ini sedang menatap tajam ke arahnya.
Ekspresi wajah sosok itu tampak tenang, seolah-olah tidak merasa bersalah sama sekali sudah bisa membobol masuk unit apartemen miliknya.
"Kenapa kamu bisa masuk apartemen saya?" Tiana berteriak dengan marah-marah merasa privasinya diacak-acak dengan kehadiran sosok ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunikahi Sahabat Istriku [21+]
RomanceCerita 21+ ⚠️ Harap bijak dalam membaca sebuah cerita. Ini kisah ada adegan yang tidak patut dibaca oleh anak di bawah umur. Sudah diberi peringatan tapi masih memaksa untuk membaca, bukan urusan saya lagi. Cristiana Loventa atau kerap disapa seb...